Devil's Fruit (21+)

Bermalam di Area Kawah



Bermalam di Area Kawah

0Fruit 617: Bermalam di Area Kawah     
0

Malam harinya, mereka benar-benar diberi kebebasan, apakah tetap berendam atau berjalan-jalan di sekitar kawah.      

Udara di sekitar kawah memang terasa hangat dan itu membuat nyaman para Iblis yang memiliki elemen dasar api sejak lahir.      

Sebagian lainnya memang berjalan-jalan di sekitar area kawah gunung. Meskipun mereka berada di Alam Schnee yang bercuaca dingin bersalju, kawah dan sekitarnya tidak terlalu banyak terselimuti oleh salju karena itu masih merupakan kawasan gunung berapi.      

Sedangkan Vargana sudah pergi dengan Sabrina. Rupanya bocah perempuan tangguh itu senang naik di punggung sang macan sabertooth. Ia merasa gagah dan penuh percaya diri dengan menaiki Sabrina yang besar dan keren.      

Tentu saja Vargana telah meminta ijin pada Andrea sebagai pemilik dari Sabrina. Ia juga sudah pamit pada ibunya untuk berjalan-jalan sebentar dengan si macan api sebelum waktu tidur mereka.      

Rupanya Zevo juga tidak ingin ketinggalan. Ia meminta ijin untuk menaiki Noir pula mendampingi Vargana. Karena tubuh Noir sangat besar, Zevo juga mengajak Jovano untuk ikut naik ke punggung si singa petir.      

Jovano tidak keberatan. Mereka bertiga lantas berjalan-jalan bersama dua kucing besar tangguh.     

Gavin ingin ikut, tapi dia tidak tega jika Noir harus membawa satu orang lagi di punggungnya. Oleh karena itu, dia memilih untuk menempa lagi kekuatan elemen dia di kawah.      

"Gav? Lagi apa?" tanya sebuah suara imut yang manis.      

"Ohh, Voi." Gavin tersenyum setelah menoleh dan mendapati Voindra yang menghampirinya. "Aku sedang mempelajari kekuatan elemen aku."      

"Ohh..." Voindra makin mendekat. "Kamu nggak ikut Kak Jo jalan-jalan?"      

Gavin menggeleng. "Voi juga nggak ikutan Kak Va?"      

Sekarang giliran Voindra yang menggeleng. "Kak Va itu nggak begitu perduli ama aku. Dia suka ninggalin aku untuk main sendiri atau ngelakuin apapun karena tau aku nggak bakalan bisa nyamain dia."      

"Jangan berpikir gitu." Gavin menjeda latihan elemennya untuk berbincang dengan Voindra. "Meski Kak Va terlihat keras dalam sikap, tapi dia pasti sayang banget ama kamu, Voi. Ingat kan, gimana Kak Va khawatir banget waktu kamu mo jatuh di titian tebing?"      

Voindra mengangguk. "Iya, sih, dia emang khawatir banget waktu itu sampai bela-belain keluarkan cambuk dia untuk nangkap aku."     

"Nah, makanya... jangan buru-buru mikir jelek tentang kakak kamu, yah! Terkadang, kita sebagai keluarga memang tidak sesempurna impian kita masing-masing. Kadang juga saudara terlihat jahat dan tidak sayang pada kita, tapi namanya saudara... dalam hatinya tetaplah saudara. Pasti ada rasa menyayangi."      

Voindra tersenyum dan mengangguk. "Yuk kita belajar elemen bareng-bareng! Mau?"      

"Tentu aja! Kebetulan aku lagi kepo ama penggabungan elemen kita, bisa jadi kristal keren gitu, aku pengen tau lebih banyak!" Gavin mengangguk penuh semangat.      

Dua bocah berusia sama-sama 7 tahun itu pun segera melatih elemen mereka dan juga menggabungkannya.      

Di tempat lain, ada Kyuna yang mengobrol bersama Rogard dan juga Kuro serta Shiro. Raja Naga Iblis Heilong serta Gazum sudah tertidur lelap usai berendam beberapa jam lalu.      

"Heran, dua lansia itu paling rajin kalo tidur, yah!" Kyuna menatap takjub pada Raja Naga Iblis Heilong serta Gazum yang telah terbaring nyaman di dekat kawah.     

Banyak juga prajurit Iblis yang menjadikan sekitar kawah sebagai tempat tidur dadakan. Mereka menggunakan alas tidur kulit bulu Beast yang diberikan Andrea waktu itu.      

"Mungkin karena sudah lansia, makanya mereka gampang lelah dan gampang tidur. Yah, namanya juga faktor umur..." Kuro mendesah sambil memandang ayahnya yang sudah lelap dengan senyum terpoles di wajah lelapnya.      

"Sepertinya banyak prajurit lain yang juga rajin tidur seperti Ayah." Shiro mengernyitkan kening. Apakah dia mencurigai sesuatu? Bocah hybrid putih itu memang lebih suka berpikir dan mengamati.      

"Iya kah?" Kuro bertanya balik. "Kok aku tidak menyadari itu, yah? Kak Kyuna juga merasa begitu kah?" Ia beralih ke wanita rubah ekor sembilan di sebelahnya.      

"Hah? Ehh? Apakah begitu?" Kyuna sedikit linglung. Baru saja dia merasakan sensasi aneh yang cukup akrab di dirinya. Ia merasa seperti digerayangi, tapi jelas-jelas di sana tidak ada siapapun yang menyentuh dia. Bahkan tidak juga Rogard.      

"Kak Kyuna melamun, yah?" tanya Kuro sambil menatap curiga.      

"Engh... ti-tidak-aghh!" Kyuna sampai memekik kaget karena area kewanitaan dia berdenyut aneh seolah sedang distimulasi. Ia mulai berkeringat. Ini sangat aneh baginya. Ia memandang ke suaminya berharap Rogard tau sesuatu. Tapi... perlukah dia menceritakan pada sang jiwa pedang petir?     

"Kenapa, Kyu?" tanya Rogard melihat istrinya seperti gelisah dan menatapnya putus asa. "Apakah kau sakit?" Ia lekas tempelkan punggung tangannya ke dahi Kyuna. "Tidak demam, kok."      

Kyuna susah menjelaskan fenomena aneh yang dia rasakan saat ini. Ia merasa tubuhnya di gerayangi, bahkan area intimnya seakan distimulasi begitu rupa. Ia terus berkeringat dan terengah-engah.      

"R-Ro! Ikut aku sebentarrrhh..." Kyuna tidak tahan lagi. Liang istimewanya berdenyut-denyut bagai sedang dipenuhi sesuatu.      

Rogard patuh dan ikut saja kemana istrinya menyeret dia. Sedangkan Kuro yang ingin bertanya, segera dihentikan oleh saudara kembarnya. "Kenapa?" tanyanya bingung.      

Shiro hanya bisa mendesah putus asa. Memiliki saudara kembar yang terlalu lugu seperti Kuro memang kadang membuat frustrasi. "Mereka ingin berduaan sebagai suami dan istri. Apa kau ingin mengganggu mereka?"     

"Ehh?!" Kuro linglung akan jawaban dari kembarannya.      

Di tempat lain yang tidak diketahui orang, Kyuna sudah mendesah hebat ketika Rogard menusukkan penis dan menghentakkannya kuat-kuat meski dengan posisi berdiri.      

Rogard tidak banyak tanya ketika istrinya mendadak bergairah padanya dan meminta pelampiasan hasrat saat itu juga tanpa penundaan. Ia memang suami yang baik.      

"Haanghh... aanghhh... terus, Ro... aarghh..." Kyuna tak menjeda lenguh dan desahannya sembari tubuhnya terayun-ayun akibat desakan penis sang suami.      

Si siluman rubah ekor sembilan tidak tau menahu mengapa dirinya tiba-tiba merasakan dorongan seksual setelah ada sensasi aneh menjalari tubuhnya. Ini sangat tidak biasa.      

Dia tidak tau bahwa banyak prajurit Iblis menggunakan Kyuna dan menghadirkan sang siluman molek itu dalam mimpi mereka menggunakan Mutiara Ilusi pemberian King Zardakh.      

Ternyata jika pengguna Mutiara Ilusi banyak yang memvisualkan sosok ke mimpi mereka, maka itu bisa berimbas pada sosok tersebut.      

Hal itu juga terjadi pada Revka. Ia sama seperti Kyuna, mengalami hasrat seksual secara tiba-tiba dan susah menahannya setelah seluruh tubuhnya seperti digerayangi dan distimulasi.      

Pangeran Djanh tidak keberatan sama sekali dan membawa sang istri ke sebuah alam khusus untuk bisa memuaskan hasrat sang istri. Meski sedikit curiga, namun Pangeran Incubus itu tidak menemukan indikasi adanya sosok lain di dekat mereka.      

Siapa tau ada Iblis yang diam-diam menyelinap secara transparan.      

Tapi tidak. Pangeran Djanh tidak menemukan itu. Maka, yang bisa dia lakukan hanyalah memenuhi kebutuhan sang istri malam itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.