Devil's Fruit (21+)

Andrea Terdesak



Andrea Terdesak

0Fruit 621: Andrea Terdesak     
0

Andrea terus dan terus terdesak. Kekuatan sejati dari api Cero tidak bisa muncul sedahsyat jika di alam ilusi. Itu sebabnya tubuh Andrea mulai berhasil diselimuti oleh salju hasil dari badai salju gila yang diserangkan oleh Pak Tua.      

Ia harus menghindar ke sana dan kemari dari moncong berbahaya Naga besar jelmaan Pak Tua.      

Naga itu sangat besar memenuhi langit dunia ilusi dan warnanya perak berkilau bagai sisiknya terbuat dari kristal. Ada hawa es murni yang keluar dari sela-sela sisik. Ia benar-benar naga yang berwujud ular besar dengan empat kaki dan kepala ala singa. Ini adalah naga Cina klasik.      

Terkadang Andrea harus menahan sakit ketika tubuhnya dipukul oleh ekor naga besar dan dia terlempar beberapa meter ke belakang.      

Dengan naga sepanjang puluhan meter, mana mungkin Andrea bisa sepenuhnya lepas dari incaran sapuan ekor si naga?      

Apalagi naga itu meski raksasa, dia masih sangat gesit meliuk kian kemari tanpa kesulitan meski alam ilusi jiwa ini merupakan sebuah hutan. Naga itu sangat lihai dan terampil meliuk di antara batang-batang pohon, tidak terlihat kesusahan sama sekali.      

Bagaimana pun, Andrea harus lekas kalahkan naga besar ini sebelum seluruh energinya terkuras habis dan semua akan sia-sia saja.      

Tadi dia dan Myren sudah berusaha menghubungi ayah mereka, namun tidak ada jawaban sama sekali. Saat itu kedua wanita tersebut sudah mengudarakan begitu banyak kalimat makian dari sekian puluh bahasa di dunia.      

Dan sekarang, tidak ada yang bisa diandalkan Andrea kecuali dirinya sendiri.      

Apakah... apakah dia harus berubah wujud menjadi sosok Iblis murni? Tapi, apakah bisa memiliki wujud itu di alam ilusi jiwa? Andrea belum pernah mencobanya.      

Dan... bagaimana andaikan cara itu gagal? Bukankah akan membuat semua upaya jadi sia-sia?      

Kini... tenaga Andrea tinggal setengah saja dan terus merosot tipis seiring dia terus dipukul oleh ekor sang naga yang terus berkelebat memburu dia.      

Sang Cambion sudah berkali-kali mengaktifkan perisai Scudo dia, namun tetap saja dia masih bisa terpukul walaupun perisai Scudo sudah menghalau terjangan ekor sang naga.      

Ternyata di wilayah Genjutsu, semua senjata dan serangan Andrea lemah. Ini baru diketahui Andrea. Selama ini dia menggunakan kekuatan Genjutsu untuk menaklukkan Beast lemah. Dia belum pernah bertarung seperti ini dengan menggunakan Genjutsu.      

Apalagi, kali ini dia sendiri yang masuk ke wilayah ilusi pihak lain yang ternyata lebih kuat.      

Naga jelmaan orang tua itu terus terkekeh senang melihat penderitaan Andrea. "Kau pasti sudah hampir kehabisan tenaga, benar? Ha ha ha! Tenang saja, sebentar lagi kau akan kuubah menjadi patung es yang sangat cantik dan menarik! Lumayan untuk menambah koleksiku! Yah, setidaknya aku tidak akan menghancurkan patung es kamu. Aku hanya akan menghancurkan patung es mereka saja, terutama bocah sialan sok pintar itu!"      

Dari kalimatnya saja, Andrea langsung paham orang tua itu memaksudkan Jovano. Oh tidak, Jovano dan yang lain memang dalam bahaya besar sekarang!     

Andrea bangkit dan mengusap darah di mulutnya. Napasnya terengah-engah dan ia tak tau bagaimana cara memancing naga itu agar bisa keluar dari ruang ilusi jiwa.      

Sepertinya, naga ini memang sangat kuat ketika berada di wilayah ilusinya. Ini sungguh-sungguh medan pertempuran yang cocok bagi si naga. Di sini benar-benar merupakan daerah kekuasaan dia. Andrea kalah dalam aspek dasar tersebut.      

Tidak heran jika naga itu tertawa terbahak-bahak melihat Andrea mulai babak belur dan berdarah. "HA HA HA!!! Kau memang benar makhluk rendahan! Lihat, kau bahkan tidak bisa melukai aku yang agung ini! Kau semut sialan, sama seperti bocah itu! Akan aku kirim kalian ke tidur abadi dalam es aku!"      

Naga besar itu tertawa gila sambil bersiap-siap untuk menyemburkan hawa es murni ke Andrea yang akan membekukan jiwa Andrea. Sekali dia berhasil membekukan jiwa dari Andrea, maka wanita Cambion itu tidak akan bisa kembali hidup dalam tubuhnya meski apapun yang terjadi.      

Energi es abadi orang tua ini mampu menjadikan lawannya menjadi patung es dan itu tidak akan bisa dicairkan lagi.      

Tidak seperti siluman babi yang dulu dilawan Andrea, yang berhasil menjadikan Dante sebagai patung es. Saat itu, Dante masih bisa ditolong dan terselamatkan berkat tenaga petir Rogard yang menghancurkan es sehingga Dante bisa terbebas.      

Tapi ini... es abadi milik naga berwujud orang tua berbeda jauh dari milik siluman babi. Es milik orang tua ini sangat berbahaya.      

Andrea tak tau lagi apa yang harus dia lakukan. Ia hanya bisa berdiri dengan lutut gemetar karena lelah dan tubuh sakit disekujur badan. Apakah dia harus mati di sini?      

Ketika naga sudah mendekat ke Andrea, siap untuk memberikan semburan es abadi mengerikan, tiba-tiba tubuh Andrea mulai memancarkan cahaya merah terang.      

Naga itu berhenti karena tertegun mendadak. Ia heran akan cahaya itu. "Rasanya ini... ini tidak begitu asing!"      

Dan di saat naga itu tengah termangu, cahaya merah dari tubuh Andrea mulai berkumpul, menyatu di kepala Andrea, dan kemudian, dari arah dahi Nyonya Cambion pun melesat keluar sebuah sosok.      

Sosok burung.      

"Skrriiiiiiiiiiiiiiikkk!" jerit burung merah itu yang kini sudah berada di depan putri Cambion. Burung itu tadinya sebesar telur biasa saat keluar dari dahi Andrea, dan berangsur-angsur membesar sampai menyamai kepala dari naga putih bersisik kristal itu.      

"K-Kau!!!" seru si naga dengan mata melotot sebesar perisai. Mata itu sudah melotot besar tanpa perlu mendelik lagi, dan kini malah lebih menyeramkan.      

"Kenapa? Apa kau sudah berani bertingkah macam-macam denganku, heh? Skriiiiiiiiiikk!!!" jerit burung merah itu pada sang naga yang terdiam di tempatnya tanpa berani bergerak gegabah di depan si burung.      

"Kenapa... Kenapa makhluk rendahan seperti dia memiliki jiwa Vermilion sepertimu?!" tanya sang naga pada sosok burung yang sudah memancarkan apinya di sekujur tubuh, begitu cantik dan menawan dengan warna merah menyelimuti seluruh badannya.      

"Huh! Kau yang lemah ini tidak pantas bertanya padaku!" Burung Vermilion menjawab tidak kalah pongahnya dengan si naga sebelumnya. "Lekas menyerah untukku, naga kecil! Skriiiikkk!!!"      

"Bu-burung sombong!" Naga itu merah padam wajah seputih kristalnya ketika dikatakan 'naga kecil' oleh Burung Vermilion. Ia tidak sadar bahwa dia sendiri sudah berlaku sangat arogan sebelum ini.      

"Aku bisa sombong karena aku memiliki kekuatan! Sedangkan kau, naga kecil... kau berani ingin bersaing kesombongan denganku?! Kau harus melewati puluhan ribu tahun lagi untuk itu! Skriiii!" Burung Vermilion pun melesat maju menyerang naga raksasa.      

Andrea yang berdiri di samping, terheran. Naga itu menyebut Burung Vermilion dengan istilah jiwa Burung Vermilion. Sedangkan si burung api itu menyebut si naga sebagai naga kecil.      

Apakah mereka sudah saling mengenal?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.