Devil's Fruit (21+)

Saudara Kandung



Saudara Kandung

0Fruit 625: Saudara Kandung     
0

Begitu tirai ilusi di hutan itu dibuka oleh Weilong, seketika saja Burung Vermilion Huo Hong menghilang, masuk kembali ke tubuh Andrea, dan tubuh asli Sang Cambion yang berada bersama Myren di dekat sana, kembali bisa bergerak.      

Ternyata di tempat itu sudah menunggu beberapa sosok, tidak hanya Myren. Ada Ronh, Kenzo, Dante, Giorge, dan juga Raja Naga Iblis Heilong yang dibangunkan paksa.     

Mereka tidak berhasil menemukan Pangeran Djanh dan Revka. Tentu saja, duo panas itu berada di alam lain.      

"Mama!" Vargana berseru penuh rasa lega dan menghambur ke ibunya untuk menenggelamkan kepala dia di dada sang ibu. Ronh mengelus rambut putri sulungnya.      

Andrea yang lunglai, segera digendong Dante. Ia lekas memakan beberapa Buah Energi Roh sekaligus untuk memulihkan tenaganya, terutama tenaga mentalnya.      

"Weilong?! Apa itu kau, Weilong?!" Suara kaget Raja Naga Iblis Heilong disertai mata mendelik cukup mengagetkan kelompok di hutan itu.      

"Ka-Kakak?!" Mata Weilong tidak kalah membola lebar ketika benar-benar mengenali aura dari saudaranya.      

Segera saja tubuh mungil Weilong melesat dan menabrak dada Raja Naga Iblis Heilong sambil tersedu-sedu bagai anak kecil berhasil bertemu kembali dengan ibunya setelah dinyatakan hilang.      

"Paman Heilong, itu siapa? Kenapa manggil kamu kakak?" tanya Jovano terheran-heran, namun dia sudah memiliki tebakan liar di pikirannya.      

"Dia... dia adikku! Adik bungsuku! Saudara ke - 247 dari Klan naga kami." Raja Naga Iblis Heilong menjawab sembari tersenyum pada Jovano.      

"Saudara ke - 247? Wow! Jumlah kalian begitu banyak!" Zevo sampai berdecak kagum.      

Raja Naga Iblis Heilong agak malu-malu ketika menjawab, "He he... kami memang bersaudara sampai ratusan dalam kurun puluhan ribu tahun. Tapi Weilong saudaraku generasi ke - 49 dari orang tua kami."      

"Ya ampun..." Vargana sampai terpana. "Hewan Iblis ternyata mirip dengan kaum Iblis juga yah Ma!" Ia menoleh ke ibunya yang dijawab dengan anggukan dari Myren.      

"Itu karena umur yang sangat panjang." Raja Naga Iblis Heilong menyampaikan penjelasan. "Kaum kami memang banyak sekali, namun juga bisa musnah dan berkurang drastis karena kami juga kerap berkelahi."      

Semua pun menggut-manggut paham akan penjelasan singkat dari Raja Naga Iblis Heilong.      

"Kakak, aku pikir kau sudah... sudah..." Weilong menyusut ingus yang nyaris lolos keluar dari hidungnya secara menjijikkan.      

"Bocah bodoh, jangan berpikir sejauh itu! Kakak hebat kamu ini mana mungkin mudah mati? Ha ha ha!" Raja Naga Iblis Heilong menepuk-nepuk kepala mungil adik bungsunya yang hanya sebesar genggaman tangan orang dewasa saja.      

"Kakak, jangan terlalu sering memukul kepalaku ini." Weilong mengusap-usap area yang ditepuk agak keras oleh Raja Naga Iblis Heilong setelah menghindar dari tepukan berikutnya. "Aku ini mengandalkan kepalaku begitu banyak untuk mengeluarkan kekuatan besarku. Makanya jangan kau tepuk terlalu keras, atau aku bisa cacat dan tidak bisa bertarung, Kak!" sungut Weilong.      

"Oh, iya! Aku lupa bahwa kau mengandalkan kekuatan mental untuk bertarung, wo ho ho ho! Apakah sekarang sudah ada peningkatan?" Raja Naga Iblis Heilong menatap adiknya sembari manggut-manggut.      

"Tentu saja ada! Bagaimana mungkin aku memalukan Klan naga kita dengan tidak bertambah kuat?" Weilong mengerucutkan moncongnya meski itu agak lucu dan aneh. Mana ada imutnya jika naga tua berbuat demikian?      

"Ha ha ha! Kau benar, Adik!" tawa meriah Raja Naga Iblis Heilong.      

"Paman Heilong, adik bungsumu ini sangat kuat energi ilusinya. Aku dan yang lain hampir saja tidak berhasil selamat, jika tidak ditolong Burung Vermilion milik Mommy." Jovano mengambil Weilong dari dada Raja Naga Iblis Heilong dan menyodorkan saputangan untuk menghapus ingus si naga mungil.      

"Apa?! Dia... dia mencelakakan kalian?!" Raja Naga Iblis Heilong seketika menatap sengit ke adik bungsunya.      

"Kak... mana aku tau kalau mereka adalah kelompokmu..." erang Weilong sambil tertunduk tak berdaya.      

"Sudah, sudah, lebih baik kita kembali dulu ke kawah. Ini sudah terlalu larut malam." Myren menengahi. Semua mengangguk setuju, kecuali Weilong.      

"Asik! Bisa berendam lagi! Aku sudah nyaris membeku gara-gara si mungil ini!" Vargana mendorong kepala kecil Weilong dengan gemas.      

"Aku ini punya kekuatan es, tentu saja aku tak suka area panas..." rajuk Weilong. Namun, Jovano sudah keburu membawanya terbang.      

Mereka pun kembali ke kawah.      

Jovano, Vargana, Zevo, Sabrina dan Noir segera turun ke danau kawah yang hangat. Mereka mendesah lega merasakan kenyamanan air danau yang serasa mengembalikan vitalitas mereka.      

"Aku tidak mau ikut!" Weilong melesat dan bersembunyi di balik baju Raja Naga Iblis Heilong. "Kakak, jangan paksa aku ke sana! Itu akan merusak energi es aku!"     

"Iya, iya," sahut Raja Naga Iblis Heilong bersikap pengertian. "Aku paham. Sudah, kau lebih baik ikut aku saja. Akan kucarikan tempat yang dingin untukmu."      

Sementara lima orng yang tersesat di hutan ilusi berendam di kawah hangat, Andrea dan orang dewasa tadi segera berkumpul dan duduk bersama. Bocah-bocah lainnya sudah lelap.      

Karena udara di sekitar kawah hangat, mereka cukup menggelar alas tidur mereka yang terbuat dari bulu Beast tebal dan rasa nyaman pun segera membawa mereka ke dunia mimpi.      

Andrea menceritakan apa yang terjadi padanya selama dia memakai Kekuatan Genjutsu dan masuk ke medan ilusi milik Weilong.      

Tak lama kemudian, Raja Naga Iblis Heilong mendatangi kerumunan Andrea dkk. Dia ingin meminta maaf pada Andrea karena adiknya sudah menyusahkan mereka. Dia juga memaksa Weilong juga meminta maaf seperti dia.      

Walau pertamanya Weilong menolak karena masih kesal, tapi tidak ada pilihan lain untuknya.      

Kini, Raja Naga Iblis Heilong dan Weilong ikut duduk bersama Andrea dan yang lain di dekat kawah. Naga putih mungil tidak bisa menolak meski dengan alasan kawah itu terlalu panas untuknya.      

"Ini..." Andrea menyodorkan sebuah Inti Kristal Es ke Weilong.      

Mata bulat Weilong tampak berkaca-kaca melihat Inti Kristal Es yang ada di tangan Andrea, tersodor untuk dia. "Ini... ini sungguh untuk aku? Benar untukku?"      

Andrea mengangguk. "Elemen kamu es, kan? Aku punya Inti Kristal Es. Ambil aja."     

Namun, saat Weilong hendak meraih Inti Kristal menggiurkan di depan hidungnya, dia teringat kekesalannya pada Andrea dan Jovano. Ibu dan anak itu sama-sama menyebalkan! Seketika, Weilong membuang pandangan dengan dagu terangkat naik.      

"Eh? Kenapa?" Andrea bingung. Tadi naga mungil itu terlihat antusias pada Inti Kristal di tangannya, tapi kenapa sekarang berbeda sikap?      

"Weilong, tidak baik bersikap seperti itu pada Putri Mulia Andrea! Cepat terima dan ucapkan terima kasih pula!" Raja Naga Iblis Heilong memerintah adiknya.      

Weilong kembalikan arah pandangannya ke Andrea, wajahnya masih kesal. "Karena kakakku memaksa, maka untuk kebaikan, aku terima saja Inti Kristal ini! Terima kasih! Itu... itu kakakku yang menyuruh untuk berterima kasih padamu!"      

Andrea terkikik. "Iya, iya!" Dalam hatinya, dia menggumam bahwa Weilong sepertinya jenis tsundere.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.