Devil's Fruit (21+)

Tentang Weilong



Tentang Weilong

0Fruit 626: Tentang Weilong     
0

"Oh ya, Weilong..." Andrea teringat apa yang ia tanyakan sejak tadi di hutan. "Bukankah saat aku bertarung denganmu di medan ilusimu... wujudmu sangat besar, mirip seperti Paman Heilong dalam wujud aslinya. Kenapa ketika keluar..."     

"Karena itu kan di medan ilusi! Kau ini bodoh atau apa?" sengit Weilong karena dia merasa ditohok pada bagian paling menyakitkan dalam hidupnya, tidak bisa bertubuh raksasa seperti saudaranya yang lain.      

"Hei, Adik, jaga ucapanmu pada Putri Mulia Andrea." Raja Naga Iblis Heilong memperingatkan adik bungsunya dengan suara rendah.      

"I-iya, Kak!" Weilong menunduk patuh dan meminta maaf pada Andrea meski hatinya tidak menerima.      

"Aku hanya ingin memastikan apa yang aku duga aja, kok mungil... " Andrea mengerling nakal ke Weilong. Jika tidak ada Raja Naga Iblis Heilong di sana, sudah pasti Weilong akan mengutuk Andrea dalam sepuluh menit lamanya.      

"Adikku ini... tubuhnya memang spesial, Tuan Putri..." Raja Naga Iblis Heilong menjawab atas nama sang adik bungsu. "Hanya dia yang kebetulan memiliki tubuh sekecil ini. Bahkan bayi naga yang baru menetas pun masih lebih besar ketimbang Weilong."      

"Kak... apakah ini kau sedang meledek aku atau sedang menguji kesabaranku?" erang Weilong dengan nada sedih dan kepala tertunduk lesu.      

"Ha ha ha! Maaf, adikku sayank! Bukan bermaksud keduanya seperti yang kau sangka!" Raja Naga Iblis Heilong menepuk hati-hati pipi sang adik. Kemudian dia kembali menjelaskan mengenai kondisi spesial Weilong. "Dia meski bertubuh seperti ini, tapi kekuatan mental dia aku akui sangat besar, bahkan semenjak kecil. Kami ratusan bersaudara, jarang ada yang berani mengganggu dia karena tak mau diserang oleh kekuatan mental dia yang menakutkan."      

"Ohh, pantas saja aku kalah telak darinya." Andrea manggut-manggut paham. Rupanya sejak kecil pun Weilong sudah kuat!      

"Adikku ini bisa dengan mudah menciptakan medan ilusi kapanpun dia mau, memerangkap korbannya dan menyerang di dalam medan ilusi itu. Dia tidak bisa menyerang di alam nyata. Dia bertarung di alam ilusi. Di sana adalah wilayah Weilong, dan dia bisa memerangkap seseorang sampai kapanpun yang dia mau."      

"Jadi... orang yang terkena perangkap ilusinya, bisa seperti orang tak sadarkan diri, begitu?" Dante ikut bertanya.      

Raja Naga Iblis Heilong mengangguk. Itu bila dalam level rendah. Di level yang tinggi, dia bisa mengirim orang beserta tubuh aslinya masuk ke dunia ilusi dan hilang selamanya di sana tidak terdeteksi."      

Myren dan Andrea saling tatap dan merasa ngeri di hati mereka masing-masing. Mereka membayangkan apa jadinya jika tidak ada Burung Vermilion, maka anak-anak mereka bisa dipastikan akan selamanya berada di dunia ilusi milik Weilong tanpa bisa keluar kecuali Weilong yang mengeluarkan.      

Ini sungguh mengerikan!      

"Di medan ilusi aku bisa bebas berwujud sebesar apapun. Dan kesukaanku... memakai wujud naga raksasa untuk menyerang lawanku." Weilong tertunduk. Ini sekaligus mengungkapkan alasan kenapa Andrea bertemu dengan wujud raksasa Weilong di medan ilusi.     

Ternyata Weilong melampiaskan impian kehidupannya di medan ilusi.      

"Yang aku heran... kenapa Weilong berada di Alam Schnee?" tanya Kenzo.      

"Kemungkinan besar... Babeh yang culik dia lalu buang ke sini." Andrea menyampaikan asumsinya.      

"Sepertinya memang begitu, Ndrea." Myren mengangguk.      

"Ini seperti Pangeran Djanh yang gemar menculik banyak makhluk untuk mendiami alam miliknya sendiri." Dante mulai berpikir demikian juga.      

"Bapak gila satu itu kadang melakukan hal bodoh yang tidak aku mengerti." Myren mendesah sambil menggeleng kecil memikirkan King Zardakh yang kadang sikapnya terlalu out of the box, hampir sama seperti Pangeran Djanh. "Kemarin dulu dia taruh beberapa monster Beast ke sini dengan alasan menguji anak-anak kita. Hgh!"      

"Tidak apa, Jenderal. Yang penting, anak-anak kita semua selamat." Ronh mengelus-elus lengan sang istri.      

Andrea teringat sesuatu lagi. "Oh ya, Paman Heilong, aku hampir lupa kasi tau."     

"Apa itu, Putri Mulia Andrea?" Raja Naga Iblis Heilong menatap ke Nyonya Cambion, menunggu kalimat untuknya.      

"Jo udah membuat kontrak ama Weilong. Apakah itu tidak apa? Jo yang ingin begitu dan Burung Vermilion bilang, hal itu juga baik untuk semua orang." Andrea mengemukakan masalah tersebut.      

"Tentu saja itu tidak mengapa, Putri Mulia. Justru aku dan Weilong merasa ini adalah kehormatan untuk kami jika Weilong bisa melayani Pangeran Muda Jo." Raja Naga Iblis Heilong.      

Di sisinya, Weilong mendesah putus asa sambil mengerutu lirih merutuki kakaknya yang terlalu lemah di depan orang-orang itu. Padahal dia merasa kekuatan sang kakak sangat besar dan akan mampu membinasakan semua yang di sini.      

Yah, wajar saja jika adik berpikir besar untuk kakak yang dia kagumi. Meski Weilong tau yang memusnahkan klan naga mereka adalah Raja Naga Iblis Heilong, tapi dia tidak membenci sang kakak sama sekali. Raja Naga Iblis Heilong tetaplah idola dia sampai kini.      

Dulu, sewaktu klan naga dibasmi Raja Naga Iblis Heilong, Weilong masih dalam usia muda, sangat muda, mungkin setara bocah manusia berumur 8 tahun. Oleh karena itu, Raja Naga Iblis Heilong sama sekali tidak mengusik Weilong dan semua bocah yang masih kecil.      

Bahkan, selama beberapa dekade, Raja Naga Iblis Heilong menjamin hidup mereka dan menyerahkan bocah-bocah naga itu ke klan naga lainnya dan meminta mereka dirawat sebaik mungkin di sana, sementara Raja Naga Iblis Heilong mengembara mencari telur-telur yang dilahirkan istrinya.      

"Kau tau, Weilong... mengikuti Tuan Putri dan Pangeran Muda Jo itu merupakan anugerah. Hidupmu akan terjamin dan aman." Raja Naga Iblis Heilong berkata ke adiknya.      

Weilong sudah ingin memberi kalimat penyangkalan seperti biasa, tapi dia kembali teringat akan Inti Kristal yang dia terima dari Andrea. Dan bahkan ia sempat melihat Andrea mengeluarkan beberapa Buah Energi Roh yang sangat berharga, lalu memakannya bagai itu hal biasa.      

Apakah maksud dari kakaknya adalah itu? Karena Andrea dan kelompoknya merupakan jenis yang memiliki kekayaan yang berlimpah? Rasanya begitu.      

Weilong melirik sang kakak, merutuk dalam hati pada Raja Naga Iblis Heilong bahwa naga hitam itu terkadang bisa bersifat materialistis juga. Ya sudah, ia pun berpikir, akan menahan diri dan ikut bocah menyebalkan itu menjadi hewan terkontraknya.      

Tak berapa lama kemudian, kening Weilong berkerut dalam. Ia lama mengamati Raja Naga Iblis Heilong yang justru heran kenapa adiknya menatap dia begitu rupa.      

"Ada apa, Adik? Apa ada yang aneh di wajahku? Ini adalah wajah tampan yang aku punyai. Bagaimana? Mengagumkan, bukan?" Raja Naga Iblis Heilong malah narsis.      

"Kak, kenapa kau menyimpan mutiara ilusi seperti itu?" ucap Weilong dengan suara rendah.      

Segera saja wajah Raja Naga Iblis Heilong merah padam. Ingin menyumpal mulut sang adik, namun terlambat. "Itu... anu..."     

"Itu mutiara yang menjijikkan, Kak? Untuk apa kau memilikinya? Agar kau bisa melakukan seks sepuasmu tanpa ada yang tau?" Weilong ini memang kadang mulutnya berbahaya juga.      

Lihat, Raja Naga Iblis Heilong sudah kelabakan dan wajahnya merah dengan aura panik. "Tidak! Bukan begitu! Adik, jangan ngawur!" Dia sibuk menyangkalnya dan belum menemukan kalimat sangkalan yang lebih baik dari itu. Ini terlalu tiba-tiba! Dia tidak siap!      

"Huh! Kak, lebih baik keluarkan saja benda menjijikkan itu..." Weilong mencibir.      

"Ada apa, sih? Mutiara apaan yang kamu maksud, Weilong?" Andrea penasaran. Apalagi ditambah kepanikan Raja Naga Iblis Heilong yang alami.      

"Di kepala kakakku ada mutiara ilusi. Itu adalah jenis yang bisa membawa sosok siapapun ke dalam alam mimpi dan bercinta atau melakukan apa saja dengan sosok itu sesukanya di sana."     

EH?!     

Andrea dan yang lainnya melongo.     

"Aiyaa! Weilong! Kenapa harus dibuka di sini?!" Raja Naga Iblis Heilong rasanya ingin melemparkan adiknya ke dalam kawah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.