Devil's Fruit (21+)

Mutiara Ilusi Terbongkar



Mutiara Ilusi Terbongkar

0Fruit 627: Mutiara Ilusi Terbongkar     
0

"Apa... maksudnya bisa membawa sosok siapapun ke dalam alam mimpi...?" Myren sangat bingung.      

"Apakah sosok itu hanya cukup dimunculkan dan dibayangkan sebelum tidur?" Andrea mengerutkan kening, curiga.      

"Kali ini kau bisa bercakap cerdas juga, perempuan." Weilong mengangguk ke Andrea. "Semacam itu!"      

"Jadi... bercinta di alam mimpi?" Giorge yang sedari tadi diam, kini ikut menyampaikan pendapat.      

"Tepat." Weilong mengangguk lagi.      

"Ini... mirip seperti yang kita lakukan, sayank..." bisik Dante ke dekat telinga istrinya. Lekas saja Andrea menyodok pinggang suaminya menggunakan siku sambil mendelik.      

Dante terkekeh kecil sambil mengelus pinggangnya.      

"Beda! Beda!" Andrea berseru tertahan sambil masih mendelik ke suami pertamanya. "Aku gak butuh mutiara ilusi untuk... untuk... yah itulah! Aku cukup pakai tenaga Succubus aku untuk seret kamu ke mimpi!"      

"Betul, sayank... kamu memang hobinya main seret aku seenaknya di alam mimpi dan merugikan aku di pagi harinya." Dante berbisik.      

"Ehem!" Giorge berdehem. Andrea dan Dante sama-sama berjengit dan salah tingkah. "Bagian itu sepertinya belum diceritakan ke aku, benar kan, Senior?" Tuan Vampir berikan senyum menawannya.      

"Junior, tenang saja, aku akan menceritakan hal itu padamu setelah ini. Mungkin dulu aku terlupa bagian itu." Dante kembalikan sikap elegan dia.      

"Sebentar... jadi... mutiara ilusi itu khusus untuk bercinta di alam mimpi dengan siapapun sesuai yang dibayangkan?" Myren memastikan.      

Weilong mengangguk.      

"Pantesan aja Kuro sempat cerita ke aku kalau bokapnya ama Gazum akhir-akhir ini rajin tidur! Ternyata..." Andrea mengetuk-ketuk dagunya menggunakan ujung telunjuk.     

"Dan menurut pengamatanku," lanjut Weilong lagi. "banyak sekali yang memiliki mutiara itu di sini."      

"Banyak?"     

"Di sini?"     

"Apa maksudnya itu?"      

"Artinya... selain Paman Heilong, masih ada banyak orang di sini yang punya mutiara itu di kepala mereka." Andrea langsung menyimpulkan.      

"Benar. Dan jumlahnya... ck ck ck... ada seribu satu." Weilong sampai bisa menyebutkan nominalnya. "Seribu dua orang jika ikut menghitung kakakku."      

Dilihat dari reaksi kaget Andrea dan yang lainnya, Raja Naga Iblis Heilong langsung paham bahwa Baginda Raja Zardakh tidak memberi tau putri-putrinya mengenai penanaman mutiara ilusi itu di kepala mereka.      

"Paman, kau tidak menyeret aku ke mimpimu, kan?" Pandangan menyelidik diarahkan ke Raja Naga Iblis Heilong.     

Raja Naga Iblis Heilong segera gerak-gerakkan dua tangannya di depan wajah sebagai gestur sangkalan. "Tidak mungkin! Itu tidak akan mungkin aku lakukan, Tuan Putri!"      

"Istriku juga tidak pernah kau bawa ke alam mimpi, kan Paman Naga?" Ronh bertanya dengan mata menyipit.      

Raja Naga Iblis Heilong lekas beralih ke Ronh dan juga menyangkal tuduhan itu dengan cepat. "Tidak berani! Hamba tidak mungkin memiliki keberanian seperti itu!"      

"Bagaimana dengan istriku, Paman Naga?" Kali ini Kenzo.      

Segera saja Raja Naga Iblis Heilong menggeleng kuat. "Kumohon, aku takkan berani membayangkan siapapun selain istriku, Bai Mei saja di alam mimpi..." erangnya meminta semua orang percaya padanya.      

"Gimana dengan Gazum, Paman?" tanya Andrea.      

Hampir saja Raja Naga Iblis Heilong terbatuk karena tersedak salivanya sendiri, namun untung saja dia bisa menahan dengan baik, atau semua orang akan langsung menetapkan Gazum sebagai tersangka utama. "Aku... aku tidak tau, Tuan Putri." Ia sungguh berharap esoknya Gazum tidak ditanya mengenai itu.     

"Memangnya, apa ada tanda-tanda jika seseorang dibayangkan dan dibawa ke alam mimpi menggunakan mutiara ilusi itu?" Myren bertanya ke Weilong.      

"Tidak ada tanda-tanda khusus. Kecuali..." Weilong sengaja menjeda kalimatnya.     

"Kecuali...?" Yang lain dengan serempak menyuarakan kata terakhir dari Weilong tadi.      

Weilong menatap mereka yang raut wajahnya penuh dengan rasa penasaran. Menyenangkan sekali! "Kecuali bila dilakukan oleh banyak sekali orang, maka orang itu bisa merasakan sedikit keanehan pada tubuhnya."     

"Keanehan?"     

"Ya, misal seperti ada yang meniup anggota tubuh yang khusus, atau mungkin merasa ada yang mengelus tapi tidak ada wujud nyata."      

"Sayank, apakah kau pernah mengalami hal seperti itu?" Dante lekas saja menanya ke istrinya. Mungkin saja Raja Naga Iblis Heilong tidak melakukan ke Andrea, tapi bisa saja yang lain melakukan itu pada istrinya.      

"Rea, jawab saja dengan jujur jika kau pernah merasakan tubuhmu seolah ada yang menyentuh tapi tak ada wujudnya." Giorge ikut cemas.     

"Kagak. Aku gak pernah ngerasain itu, kok selama ini." Andrea menjawab jujur.      

"Mama sayank, apa kau pernah..."     

"Tidak sama sekali, Ronh. Lupakan pikiran berlebihan kamu itu. Aku yakin mereka tidak akan berani membayangkan aku atau Andrea." Myren langsung mempunyai kesimpulan.      

"Kenapa gitu yakin, Kak?"     

"Karena sepertinya aku tau siapa oknum pemberi mutiara itu."     

"Siapa, Kak?"     

"Siapa lagi kalau bukan orang yang kau sebut babeh itu."      

Mata Andrea membola dengan dua alis terangkat tinggi. "Babeh kancut?! Hrrmmm... dia lagi, dia lagi..."      

"Aku harus menanyakan ini ke Shelly jika bertemu dengannya nanti." Kenzo tiba-tiba merasa cemas. Ia berjanji akan menebas otak siapapun yang berani membawa bayangan istrinya ke mimpi, meski itu bawahan dia sekalipun.      

"Kak," sambung Weilong. "aku bisa cabut mutiara itu dari kepalamu." Weilong menawarkan.      

"Tidak! Jangan!" Raja Naga Iblis Heilong buru-buru memegangi kepalanya seolah tidak ingin siapapun menyentuh itu. "Adik, hanya dengan bantuan mutiara itu, aku bisa menuntaskan rindu dendamku pada Bai Mei. Kumohon jangan ambil atau aku akan merana seumur hidup..."      

Weilong terkikik geli melihat bagaimana ketakutannya sang kakak yang biasanya perkasa dan kuat, kini mirip tikus bertemu kucing hanya karena mutiara ilusinya hendak dicabut dari kepalanya.      

Dengan ini, Weilong yakin kakaknya sungguh mencintai istrinya, Bai Mei, siluman ular yang konon sangat cantik dan memukau.      

"Kalian..." Raja Naga Iblis Heilong menatap penuh memohon ke Andrea dan yang lainnya. "Kumohon dengan sangat untuk tidak menyalahkan Yang Mulia Baginda Raja Zardakh."      

Andrea dan Myren hampir bersamaan memutar bola mata mereka mendengar permintaan Raja Naga Iblis Heilong yang seakan-akan sedang menutupi dosa ayah mereka.      

"Ini kan gak bisa dibiarkan gitu aja, Paman."      

"Betul. Apalagi kalau ternyata seribu orang itu ada yang berani membayangkan putri-putriku."      

"Aku berjanji tidak akan segan-segan memotong otak siapapun yang berani membayangkan anak-anakku secara cabul."     

Raja Naga Iblis Heilong ingin sekali menjerit bahwa tidak ada satupun serdadu Iblis yang akan berani membayangkan istri dan anak cucu King Zardakh untuk dibawa ke alam mimpi melalui mutiara ilusi.      

Tapi, jika membuka hal itu, bukankah artinya pihak yang bukan merupakan keluarga inti King Zardakh bisa saja menjadi korban mutiara ilusi?      

Raja Naga Iblis Heilong melirik ke Panglima Kenz. Ia yakin sang panglima itu bukan merupakan keluarga inti King Zardakh. Oh astaga, masalah ini tiba-tiba saja menjadi hal pelik. "Tuan Putri dan Pangeran semuanya... percayalah... maksud Baginda Raja Zardakh tidak buruk dengan memberikan mutiara ilusi ke para serdadu dan juga aku."      

"Memangnya apa manfaat dari pemberian massal itu?"      

"Agar... kami yang kesepian dan para serdadu yang jauh dari rumah bisa merasa damai dan tidak perlu frustrasi ketika hasrat kami muncul di tengah suasana bertugas." Raja Naga Iblis Heilong berusaha memilih kalimat yang terbaik. Semoga saja ini mempan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.