Devil's Fruit (21+)

Bertanya ke Revka



Bertanya ke Revka

0Fruit 628: Bertanya ke Revka     
0

Andrea, Myren dan yang di situ, mendengarkan ucapan Raja Naga Iblis Heilong dengan seksama sambil memasukkan ke dalam logika mereka. Semuanya hening merenungkan ucapan si Naga Hitam.      

Mutiara itu untuk membantu para serdadu yang jauh dari rumah agar tenang selama bertugas? Itu, kan intinya?      

Andrea dan Myren saling lirik.      

Lantas, Nyonya Cambion berbicara, "Paman Naga, apakah babeh geblekku ngasih tau caranya agar kami tidak jadi korban kemesuman kalian? Yah meski walo di alam mimpi juga aku gak rela lah! Dan, Gio, kalian rela gak aku dijadiin objek seksual mereka di mimpi?"      

Dante dan Giorge dengan cepat menggeleng.      

"Tuh, kan... Paman Naga liat sendiri gimana respon duo lakik aku?" Andrea naikkan dua alis dengan wajah seakan berkata bahwa ucapannya benar.      

Sedangkan Raja Naga Iblis Heilong malah bingung. Ini karena dia bukan pencipta mutiara ilusi tersebut, maka jangankan mencabutnya dari otak, bahkan untuk mengetahui seluk beluknya saja dia tidak sanggup.      

Akhirnya, kehabisan pemikiran, Raja Naga Iblis Heilong melirik ke adiknya yang hebat dalam bidang ilusi. "Weilong, apakah kau tau jawaban dari pertanyaan Putri Mulia Andrea?"      

Weilong usap-usap dagu naganya menggunakan cakar mungil dia, berlagak bagai sedang berpikir super serius. "Menangkal, ya?" ulangnya sebelum kembali terdiam berpikir.      

"Ayolah, Paman mungil... ngomong aja gimana caranya. Jangan ditahan-tahan. Jangan dirahasiakan." Andrea membujuk.      

"Memangnya siapa yang sedang menahan dan merahasiakan?!" sembur Weilong sambil mendelik, namun kemudian dia merunduk sambil meminta maaf setelah melirik wajah ganas kakaknya. "Kalau sekedar mencabut dari kepala, aku mampu. Namun, untuk menangkal pemerangkapan imaji agar tidak diseret ke alam mimpi ilusi... kekuatan mentalku belum setinggi itu."      

"Benar-benar tidak ada caranya?" Kenzo gelisah. Jika King Zardakh hanya mentabukan keluarga inti dia, maka dia harus waspada akan serangan pada Shelly. Boleh kan kalau menganggap istri sendiri itu cantik dan menarik sampai bisa membuat lawan jenis terpikat?      

Nyatanya, Shelly benar-benar cantik dan menawan, meski masih berada di bawah level Andrea. Lagipula, kecantikan mereka itu... berbeda aura. Shelly jelas menguarkan kecantikan yang lembut dan menenangkan.      

"Kalian kenapa belum tidur?" Seketika, terjadi distorsi ruang di dekat Andrea dan yang sedang berkumpul bersamanya. Dan muncullah portal ruang dengan Pangeran Djanh dan Revka berjalan keluar dari sana.      

"Elah! Akhirnya nongol juga nih pasangan geblek." Andrea menatap kemunculan Pangeran Djanh yang menggandeng sang istri. "Muka elu kenapa merah gitu, Mpok? Gak usah belagak kayak perawan desa yang baru aja ohok-ohok asoi, deh!"     

Revka mendelik galak ke Andrea. "Bilang aja kau ini sangat iri padaku karena malam ini kau tidak dapat jatah, Cambion burik, Cambion nista!"      

"Kalian masih mengobrol tentang apa? Sepertinya asik." Pangeran Djanh mengajak sang istri molek untuk duduk bersama kelompok kecil Andrea. "Ehh? Ini siapa? Naga yang begitu kecil." Pandangannya langsung tertuju ke Weilong.      

Maka, Andrea dan Raja Naga Iblis Heilong pun menjelaskan insiden yang berkaitan dengan Weilong, termasuk bahwa Weilong adalah adik kandung dari Raja Naga Iblis Heilong.      

"Wow, tidak menyangka kalian bersaudara bisa bertemu di alam ini. Sungguh menakjubkan." Pangeran Djanh tersenyum kagum. "Kuharap masih ada klan naga yang kuat lainnya."      

"Untuk apa, Pangeran?" tanya Ronh.      

"Mengisi Alam Feroz milikku, he he..." Jawaban Pangeran Djanh menyebabkan Andrea memutar bola matanya. Tapi sang pangeran Incubus tidak terganggu akan itu. Dia sudah terbiasa dengan sikap blak-blakan dari Putri Cambion.      

"Oh ya, Mpok! Barusan elu ohok-ohok ama si cuwk ini, yak?" tanya Andrea secara gamblang. Toh, di situ hanya ada mereka yang sudah dewasa. Para bocah sudah tidur, dan Jovano dan yang sedang berendam juga belum naik ke tepi kawah.      

"Heh, Cambion," sengit Revka sambil berkata, "bisa nggak sih tuh mulut dilatih sopan?" Ia agak malu juga karena ada Weilong dan orang-orang yang kurang akrab dengannya, sedangkan Andrea dengan seenaknya menanyakan hal yang sangat privat.      

"Ini serius, Mpok. Sekalian gue mo nanya, elu tadi ngerasa bodi elu aneh, gak? Misalnya tetiba aja lu kayak dielus-elus atau digrepein tapi bukan ama si cuwk ini?" Andrea menepis kalimat protes Revka dengan kalimat menohok lainnya.      

Revka makin merah padam. Kenapa Andrea bisa mengerti apa yang dia rasakan tadi? Jangan-jangan Andrea memiliki kekuatan pembaca pikiran? Atau kekuatan yang bisa melihat masa lalu?      

"Aku... itu..." Revka agak ragu-ragu sebelum akhirnya melanjutkan, "apaan sih, Cambion burik?! Kau kenapa sok ingin tau hal pribadi aku?" Ia benar-benar malu sampai ingin rasanya menampar Andrea memakai kekuatan tsunami.      

"Ini memang hal yang bisa dikategorikan penting untukmu, Revka." Myren terpaksa ikut bicara. Kalau membiarkan adiknya yang berujar, yang ada malah keduanya akan berdebat sengit tanpa henti. Sedangkan mereka membutuhkan kepastian dari dugaan yang menggelisahkan mereka saat ini.      

"K-Kak Myren..." Revka jadi tertunduk malu. Mana bisa persoalan begini dibicarakan di depan umum? Meski dia gadis liar, tapi ini kan sungguh memalukan.      

"Kitty honey tadi ganas sekali." Tiba-tiba saja, Pengeran Djanh sudah memburaikan apa yang ingin disembunyikan Revka. "Bahkan aku sampai harus menggunakan enam inkarnasi aku untuk membuat dia terpuaskan."     

"Djanh!" pekik Revka sambil menampar lengan sang suami.      

Sayangnya, Pangeran Djanh terlalu berapi-api menceritakan ini. "Terakhir kali sebelum kami berhenti, aku sampai harus memakai cara tentakel istimewa agar dia tenang dan terpenuhi."      

"DJANH! ASTAGA KAU INI!" Revka langsung saja meninju pipi suaminya sehingga sang pangeran Incubus harus rela terbang terpental akibat ganasnya tinju Nyonya Nephilim.     

Andrea menatap takjub adegan tersebut. "Waow, Mpok Kitty emang dahsyat yah kalo udah ngamuk. Pahit! Pahit! Pahit!" Ia merapalkan mantra hoax jaman dulu untuk menangkal datangnya serangan lebah. Dan ini dia ucapkan untuk menangkal seganasan Revka.      

"Revka, aku tanya lagi apa yang tadi sudah ditanyakan Andrea. Apakah kamu merasa hari ini badanmu ada yang menggerayangi tanpa ada wujud di dekatmu?" Myren kembali serius.      

Nyonya Nephilim sebenarnya risih dengan topik ini, tapi mana bisa dia menghindari pertanyaan dari Myren. Jenderal wanita itu sangat kuat melebihi Revka. Saat ini juga Pangeran Djanh sudah kembali dan duduk sambil mengusap pipinya penuh penghayatan.      

"Rev?" panggil Myren.      

"Ummhh... iya, Kak." Revka tertunduk karena malu.      

"Ehh? Ini iya tentang apa?" Pangeran Djanh ingin tau.      

Maka, meluncurlah dari mulut Myren mengenai mutiara ilusi. Dan bisa jadi Revka adalah korban yang berhasil terungkap.     

"Jadi... jadi tadi aku... aku digerayangi para prajurit itu?" Revka menautkan alisnya dengan wajah syok. Jantungnya serasa lemas ketika melihat Myren dan yang lainnya mengangguk. Apalagi di situ juga ada Weilong yang sangat mumpuni dalam masalah ilusi.     

Andrea dan yang lainnya bersiap-siap andaikan Pangeran Djanh akan mengamuk karena istri tercinta dijadikan objek seksual banyak prajurit.      

"Pa-Pangeran... tolong jangan-"     

"Wow! Hebat!" Pangeran Djanh malah berseru disertai wajah girang.      

"Ehh?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.