Devil's Fruit (21+)

Harga Diri yang Ingin Dilindungi



Harga Diri yang Ingin Dilindungi

0Fruit 631: Harga Diri yang Ingin Dilindungi     
0

Setelah ditekan dan dimarahi kedua putrinya, King Zardakh pun mau tak mau melakukan pengaturan terbaru mengenai itu.      

Sang Raja Incubus pun memejamkan matanya sejenak sambil ia memasuki alam pikir para serdadu di sana menggunakan kekuatan mentalnya. "Kalian para serdadu, dengarkan perintah rajamu ini."     

Di dalam alam mimpi, semua serdadu luar biasa kaget melihat raja mereka tiba-tiba saja telah tiba ketika mereka sedang asik bersenggama dengan figur yang mereka ciptakan melalui khayalan. "Tu-Tuan Raja!"     

"Mulai kini, kalian dilarang juga membawa figur orang-orang di Tim Blanche dan keluarga mereka. Tidak aku perkenankan! Jika kalian berani melanggar, maka akan aku ledakkan otak kalian! Mengerti?!" Raut wajah King Zardakh menunjukkan keseriusan akan titahnya.     

Segera saja serdadu yang sedang mendekap sosok Kyuna atau Revka, langsung melenyapkan gadis ilusi tersebut. "Me-mengerti, Rajaku!" Mereka sungguh tidak ingin main-main dengan titah sang Raja.      

Setelah selesai memberikan titah itu, King Zardakh pun mencabut kekuatan mentalnya dan ia kembali membuka matanya dengan napas tersengal-sengal dan dahi penuh lelehan keringat.      

"Sungguh mengagumkan kekuatan seorang Raja Iblis, bukan?" tutur Weilong yang tau persis apa yang sekiranya dirasakan King Zardakh. Memasuki alam pikir seseorang itu bukan pekerjaan mudah, membutuhkan energi mental yang banyak. Apalagi jika ini adalah seribu alam pikir.      

Sangat pantas King Zardakh sampai terengah-engah dan berkeringat.      

Tuan Raja Kerajaan Orbth pun terkekeh sambil jatuhkan diri di tanah, dan berkata, "Sungguh mengagumkan pula kepekaan Weilong mengenai itu. Tidak sia-sia aku menangkapmu dan membawa ke sini."     

"Huh!" Weilong membuang pandangannya dengan dagu terangkat. Rupanya dia masih kesal karena begitu saja diculik oleh King Zardakh dan dilempar ke alam yang dia tidak ketahui.     

Kini, masalah mengenai mutiara ilusi sudah selesai. Andrea dan yang lainnya lega. Semua anggota Tim Blanche serta keluarganya tidak akan lagi diganggu oleh imajinasi cabul para serdadu.      

"Kau tidak memberikan mutiara ilusi ke serdadu di Orbth, kan?" tanya Myren penuh pandangan selidik ke sang ayah.      

"Tidak, tidak," ujar sang ayah sambil goyangkan satu tangan sebagai tanda penolakan. "Ayah hanya berikan mutiara itu ke sini saja. Kenapa? Haruskah Ayah memberi mereka juga?" pancing King Zardakh.      

"Jangan!" tegas Myren.      

Tuan Raja Zardakh terkekeh.      

.     

.     

Esok paginya usai matahari Alam Schnee muncul, Myren sudah menetapkan keputusan bahwa yang berlatih hanya para serdadu Iblis saja. Ia membiarkan anggota Tim Blanche untuk beristirahat lagi satu hari saja.      

Tidak ada yang berani membantah titah sang Jenderal.      

Para serdadu Iblis dibawa oleh Myren dan Ronh untuk berlatih di area dekat kawah. Sedangkan anggota Tim Blanche bisa tetap bermalas-malasan di kawah. Ini karena mempertimbangkan kelima orang yang kemarin hampir celaka di hutan ilusi, ditambah Revka dan Kyuna yang mengalami malam pelecehan ilusi yang mengakibatkan mereka terus merasakan desakan birahi.      

Karena Tim Blanche tidak ada kegiatan latihan, bocah-bocah berkumpul untuk melatih energi elemen mereka sendiri di dalam danau kawah. Meski berendam, mereka masih memakai baju lengkap supaya lebih nyaman.      

Andrea dan dua suaminya yang ikut berendam jauh dari para bocah hanya bisa geleng-geleng. "Kita bebasin mereka dari latihan, mereka malah masih aja latihan sendiri. Duilee..."      

"Itu karena mereka rajin, Rea."      

"Selain itu, aku kira pasti karena mereka sedang masa excited setelah kekuatan elemen mereka bangkit. Tidak heran jika melihat mereka bersemangat begitu."      

Nyonya Cambion mengangguk setuju akan opini dari dua suaminya.      

Di bibir kawah, Weilong menatap remeh ke para bocah yang sedang melatih tenaga elemen mereka. "Huh! Dasar para amatir."      

"Adik, jangan berkata begitu. Dulu kita sewaktu kecil juga seperti mereka, kan? Semangat berlatih pada elemen kita dan terus ingin mencoba sesuatu yang baru." Raja Naga Iblis Heilong menegur halus naga putih.      

"Kak, kenapa kau terlalu lembek pada mereka?" Weilong melirik Raja Naga Iblis Heilong. Ia masih tidak habis pikir kenapa kakaknya yang merupakan kepala klan naga iblis agung, kini seolah-olah terlalu patuh pada Andrea dan keluarganya.      

"Ketahuilah, Dik." Raja Naga Iblis Heilong melipat dua tangannya di depan dada dan berdiri sambil menatap ke danau kawah. "Di atas langit tentu saja masih ada langit lagi. Kita tidak selalu yang paling kuat. Bahkan kau sendiri bilang bahwa kau kalah dari Burung Vermilion."      

Weilong mengingat adegan pahit kemarin bersama Burung Vermilion. "Huh! Itu... itu karena aku berbelas kasih pada burung sombong itu agar harga diri dia tidak jatuh di depan pemiliknya yang payah itu."      

Raja Naga Iblis Heilong terkekeh. Adiknya ini memang tipe orang yang tidak mudah mengakui kekalahannya dan akan mencari berbagai alasan demi menyelamatkan muka.      

"Weilong, kemari!" seru Jovano dari danau kawah sambil melambai ke naga putih di atas sana.      

"Tidak sudi!" pekik Weilong. "Jangan harap aku harus masuk ke sana, bocah lemah! Sisik indahku ini bisa rusak!"      

Bukannya marah, Jovano malah tertawa kecil. Rupanya dia sudah menduga bagaimana karakter Weilong. Dan bagi Jovano, itu menggemaskan. Ada naga yang tsundere itu... menggemaskan!     

Karena Weilong menolak pergi ke Jovano, maka sang putra sulung Andrea mengalah keluar dari danau kawah untuk menghampiri Weilong.     

Tindakan itu cukup membuat Weilong terkejut. Ia tidak menyangka Jovano rela melakukan hal remeh ini hanya untuk mendatangi dia. Tapi jangan harap si bocah akan menangkap wajah merona si naga tsundere ini.      

Setelah Jovano naik ke tepi kawah dan tanpa memerdulikan bajunya yang basah kuyup, ia berkata pada Weilong, "Naga mungil yang perkasa, bisakah kau memberitau aku bagaimana cara untuk lepas dari ilusimu?"      

"Huh! Untuk apa aku mengungkapkannya padamu?" Weilong buang pandangan dengan dagu terangkat naik. "Cari saja sendiri. Kau kan katanya bocah jenius. Buktikan itu."      

"Wah..." Jovano menunjukkan wajah sok sedihnya. "Padahal aku kira kau ini sungguh naga perkasa yang murah hati. Atau jangan-jangan kau juga tidak tau jawabannya?" pancing Jovano.      

Weilong seketika kembalikan pandangan ke Jovano sambil mendelik. "Hei, bocah! Mana mungkin aku tidak mengerti cara sepele itu?"      

"Buktinya kau tidak menjawab dan malah berbelit-belit," sahut Jovano. "Kata Mommy, orang yang jawabannya berbelit-belit itu tandanya dia tidak tau apapun dan hanya memburai omongan demi terlihat keren saja, tapi sebenarnya nol besar."      

"Kau!" Weilong rasanya berharap dia bisa berubah jadi naga raksasa dan meremukkan semua tulang Jovano. Sayangnya wujud itu hanya bisa terjadi di medan ilusi saja. Bahkan jika dia menyeret Jovano ke medan ilusi dan melukainya, efeknya akan ke dia sendiri karena mereka sudah terikat kontrak.      

Bila Jovano mati, maka Weilong juga akan mati. Namun tidak sebaliknya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.