Devil's Fruit (21+)

Berlibur ke Alam Cosmo



Berlibur ke Alam Cosmo

0Fruit 642: Berlibur ke Alam Cosmo     
0

Di hari Senin ini, Myren mengatakan pada semua tim-nya bahwa minggu ini adalah latihan seni bela diri. Jadi, selama enam hari nanti, latihan hanya difokuskan pada ketrampilan bela diri saja.      

Para bocah berteriak girang. Mereka memang ingin berlatih bela diri agar kemampuan bertarung mereka semakin terasah baik.      

Seperti biasa, hari awal selalu memiliki intensitas latihan yang tidak begitu berat. Kemudian, hari selanjutnya, latihan makin berat dan bertambah berat setiap harinya hingga tiba akhir minggu.      

Meski lelah luar biasa, namun mereka sangat terbantu akan adanya Buah Energi Roh dan juga Inti Kristal yang dibagikan setiap hari secara rutin.      

Selama enam hari ini juga Jovano begitu rajin membaca buku mengenai rune. Awalnya Weilong mencemooh dan mengatakan kalau Jovano tidak akan bisa mempelajari seni rune yang begitu langka di era ini.      

Weilong pesimis Jovano mampu mendalami seni rune yang sudah mulai musnah dan langka. Namun, ejekan dari si naga mungil itu justru menjadi obor semangat untuk Jovano. Ia makin tertantang untuk membuktikan pada Weilong bahwa ejekan dan underestimate dari si naga adalah keliru.      

Dan di Sabtu malam, Myren memberikan kabar menyenangkan bahwa mereka akan mendapatkan libur selama seminggu penuh, dan bebas jika ada yang ingin kembali ke alam mereka sejenak. Dan jika mereka memutuskan untuk tidak kembali ke Alam Schnee usai libur seminggu itu, maka tidak akan dipersulit.      

Banyak Iblis yang memanfaatkan momen liburan ini untuk kembali ke rumah masing-masing, bertemu keluarga atau pacar atau teman. Mereka juga ingin memamerkan hasil latihan keras mereka ke orang-orang terdekat mereka.      

Myren melepas kepergian mereka dengan ucapan: "Sampai jumpa lagi, Soldiers! Dan jangan sampai kalian mati cepat! Hubungi aku jika kalian hendak kembali ke sini."      

Para prajurit iblis menjawab serempak dan satu demi satu mulai dikeluarkan dari Alam Schnee menuju ke Underworld.      

Ketika Myren menawari Tim Blanche apakah ada yang ingin kembali sejenak ke dunia manusia, Voindra dan Shona mengiyakan. Ini karena mereka ingin mengambil ponsel mereka saja, tidak lebih.      

Myren hanya bisa geleng-geleng kepala usai mengetahui alasan pasti kenapa dua bocah perempuan itu ingin kembali sejenak ke rumah mereka di dunia manusia.      

Tentu saja kembalinya dua bocah itu didampingi oleh orang tua mereka. Namun, Myren memutuskan tetap di Alam Schnee karena dia adalah pemimpin di sini. Maka, Ronh yang menemani Voindra pulang.      

Sedangkan Shona, dia ditemani Revka pulang ke dunia manusia. Namun, di hari berikutnya, Zevo ikut pulang ke rumah mereka di Jepang bersama sang ayah, Pangeran Djanh.      

Sisanya, masih tetap di Alam Schnee. Tetapi, Andrea justru menyarankan agar kelompok Blanche memasuki Alam Cosmo yang hangat dan nyaman sambil mereka bisa bersantai di sana.      

Meski itu usul yang sangat bagus, Myren tidak bisa ikut. Dia harus tetap di Alam Schnee karena ada beberapa prajurit yang ingin tetap di sini saja menunggu liburan usai. Ia hanya bisa mengirim Voindra nantinya ke Alam Cosmo jika bocah itu sudah kembali ke Alam Schnee bersama ayahnya.      

Rencana Myren, setelah Voindra kembali ke Schnee, bocah itu akan dikirim ke Cosmo dan Ronh tetap menemani Myren di Schnee.      

Andrea terpaksa meninggalkan sang kakak di Alam Schnee dan bersama dengan kelompok Blanche lainnya, ia pun memasuki Alam Cosmo.      

Di Alam Cosmo, dia bisa rileks banyak sambil membimbing sang putra untuk mempelajari pengendalian api. Jovano benar-benar butuh diajari dan diberi tutor yang benar.      

Andrea yakin, putranya pasti bisa cepat menguasai pembelajaran yang dia berikan karena ia percaya dengan kejeniusan bocah itu.      

Di pagi hari, Andrea sudah membangunkan Jovano yang masih saja melingkar nyaman di kasurnya di pondok Alam Cosmo. "Ayo, Jo! Katanya mo belajar pengendalian api?"      

"Errnghh..." Jovano mengerang dulu sebelum membuka matanya. Dan tiba-tiba saja ada yang meloncat ke perutnya. "Ughh!" Ternyata, setelah dia membuka mata, terlihat salah satu anak Sabrina paling kecil ada di atas tubuhnya. "Astaga, nakal sekali kau. Untung saja tubuhku sudah ditempa kuat atau ucapkan selamat tinggal ke tulang rusukku."      

Singa kecil warna merah itu malah menjilati wajah Jovano.      

"Oke, oke, aku akan mandi, ha ha... geli, oi!" Jovano sampai harus sedikit mengeluarkan upaya untuk menjauhkan moncong singa kecil itu dari wajahnya.      

Sesudah mandi, Jovano pergi ke ruang makan dan mendapati sudah ada beberapa orang yang duduk di sana untuk melahap sarapan paginya. Ia menyapa mereka semua di sana dan mulai sarapan juga.      

Setelah selesai sarapan, Jovano mengikuti ibunya ke sebuah tempat yang dinamai Pondok Alkimia. Itu adalah pondok kayu yang luas hasil dari pembangunan para siluman king kong tubuh besi sebagai ungkapan terima kasih mereka pada Andrea yang telah memberikan suaka yang nyaman di Alam Cosmo.      

Di dalam Pondok Alkimia, mereka juga diikuti oleh Dante, Giorge, Rogard dan dua anak mereka. Karena dua anak Rogard mulai usil memegang ini dan itu, Kyuna terpaksa menggendong paksa keduanya menggunakan ekornya dan membiarkan yang berkepentingan tetap tidak terusik di Pondok Alkimia.      

"Coba keluarkan api kamu, Jo." Andrea duduk santai sambil menatap putranya. "Jangan api hitam loh yah! Api biasa aja. Punya, kan?"     

"Yang ini?" Jovano memunculkan api berwarna merah biasa di atas telapak kirinya.      

"Ahh iya, benar yang itu. Apa kamu juga bisa tenaga telekinesis?" Andrea ingin tau.      

Jovano terdiam sejenak sebelum akhirnya dia mengatakan sesuatu, "Umm... yang seperti ini?" Ia menggerakkan salah satu tabung kaca kecil di atas meja dekatnya.      

"Wow! Ternyata kamu beneran punya kekuatan telekinesis! Mama pikir kamu gak punya karena selama ini kamu tuh kayak gak ada keluarin itu sama sekali!" Andrea belalakkan matanya dengan sikap senang.      

"Ha ha ha... yah, kan Mommy saja yang gak tau." Jovano menggunakan telekinesis untuk mengangkat tabung kaca tanpa menyentuh dan menggerakkannya di udara, berputar cepat.      

"Halah! Pamer!" cibir Andrea.      

Dante, Giorge dan Rogard senang melihat bakat Jovano.      

Mengetahui Jovano mewarisi bakat telekinesis darinya, Andrea sangat senang dan lega. Dengan ini, pembelajaran yang akan dia berikan pada Jovano tentu akan jauh lebih mudah dan cepat.      

Andrea mengeluarkan sebuah potongan tulang beast sebesar kepalan tangan bayi dan menyodorkan ke Jovano. "Coba masukkan itu ke api kamu sambil kamu gerakkan pake tenaga telekinesis kamu dan putar secara stabil, usahakan meleleh tanpa menjadikan dia abu."      

Jovano menerima bongkahan kecil tulang beast itu dan mulai menaruhnya di dalam api merah dia, memutar-mutar tulang menggunakan kekuatan telekinesis, dan berusaha menjaga kestabilan apinya.      

"Yak, coba perbesar dikit apinya, Jo." Andrea terus menatap lekat ke telapak kiri Jovano. "Dikit lagi, oke, coba segitu! Pertahankan di level segitu."      

Jovano pun mulai berkonsentrasi pada apinya, menjaga panasnya agar terus seperti itu secara stabil. Kalau terlalu rendah, akan menjadikan bahan malah alot. Dan jika terlalu panas, akan membuat tulang itu menjadi abu.      

Maka, kestabilan suhu api benar-benar harus dijaga dalam bidang alkimia dan juga penempaan senjata.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.