Devil's Fruit (21+)

Berhasil Melelehkan Tulang



Berhasil Melelehkan Tulang

0Fruit 643: Berhasil Melelehkan Tulang     
0

Maka, seharian ini, Andrea terus berkutat bersama putra sulungnya di Pondok Alkimia. Sedangkan Dante, Giorge dan Rogard juga setia menonton dari samping, mengamati apa saja yang dilakukan ibu dan anak itu.      

Jovano beberapa kali gagal melebur tulang Beast seperti yang diperintahkan Andrea. Peluhnya berlelehan di tubuhnya.      

Kadang Andrea menyuruh Jovano istirahat sejenak agar tidak terlalu tertekan. Nyonya Cambion tau persis rasanya, karena dulu dia juga sering tertekan ketika gagal dan gagal lagi selama proses belajar alkimia.      

Tidak apa. Andrea tidak mengharuskan Jovano langsung berhasil dalam sekali belajar. Bahkan, yang namanya jenius pun musti mengalami namanya uji dan gagal, trial and error, sebelum mencapai kesuksesan. Meski biasanya jenius lebih cepat berhasil ketimbang orang normal biasa.      

Begitu sore menjelang, Andrea menghentikan pengajarannya. Meski Jovano belum juga mencapai keberhasilan seperti yang diharapkan, ibunya tidak mempermasalahkan itu.      

"Yok, Jo, balik dulu ke Pondok, mandi gih! Tuh keringatmu dah kemana-mana." Andrea menepuk putranya yang tingginya sudah mencapai telinga sang Cambion. Jovano memang tergolong jangkung.      

Dante juga menepuk bahu putranya sambil berkata, "Ayo ikut Papa, berendam di kolam misterius. Hei, Gio, mau ikut? Ro, kau ikut juga?"     

"Tidak buruk idemu, Kakak Senior, ha ha..." Tuan Vampir mengiyakan ajakan Dante.      

"Tentu, Tuan." Rogard mengangguk.      

Mereka pun mulai keluar dari Pondok Alkimia menuju ke kolam yang terletak tak jauh dari pondok. Sedangkan Andrea kembali ke pondok hunian. Ia lebih memilih untuk mandi berendam di kamarnya sendiri ketimbang pergi ke kolam dengan para pria.      

Biarlah itu menjadi Men Time untuk mereka para pria tadi.      

Di kolam, ternyata anak lelaki Rogard juga ikut berendam. Shiro, Gavin, Zevo dan Kenzo menyusul kemudian. Sedangkan Ronh sudah kembali ke Alam Schnee untuk menemani istrinya di sana.      

Raja Naga Heilong mengajak Weilong untuk berjalan-jalan mengenal liku lekuk alam Cosmo yang indah dan asri.      

Sedangkan para wanita dan gadis kecil malah asik berfoto-foto di alam Cosmo. Pemandangan di situ luar biasa indah dan menakjubkan. Bahkan Kyuna mengajak mereka ke sebuah sungai kecil yang ada jembatan hasil pembangunan dari Rogard bersama dengan para siluman king kong sewaktu Andrea keluar dari Alam Feroz.      

Gazum memilih untuk bertengger nyaman di dahan pohon favoritnya di depan pondok.      

Selepas Andrea mandi berendam di bathtub, ia bergabung dengan para ladies di tepi sungai dan ikut berfoto-foto di sana, sekaligus juga merekamnya dalam sebuah video. Ini sebuah kesempatan yang sangat bagus untuk kenangan indah mereka.      

Lalu, Andrea menghampiri kolam misterius untuk melihat para pria tampak asik di sana. Ia mengeluarkan jus buah dingin dari cincin ruangnya dan membagikan ke pria-pria di dalam kolam. Setelah itu, ia merekam mereka semua menggunakan kamera ponsel milik Voindra.      

Senyum Andrea terkembang melihat para pria asik bercengkerama sambil minum jus dan berendam.      

Ketika tirai hitam di langit muncul beserta ratusan juta bintang mengiringi bulan besar warna putih di Cosmo, mereka semua sudah duduk tenang di ruang makan luas. Dante sudah memasak dibantu oleh Shelly.      

Kyuna membantu membagikan piring menggunakan kesembilan ekornya yang panjang. Andrea membantu mengeluarkan hidangan bersama dengan Ra.      

Ra agak merajuk karena dia tidak diijinkan ikut ke Alam Schnee tapi tidak bisa berbuat apa-apa jika Andrea sudah mengatakan demikian.      

Sedangkan Fro tetap dengan wajah tanpa ekspresinya dan duduk diam bersama dengan yang lainnya.      

Anak-anak Sabrina berlarian di sekitar mereka sambil tertawa riang dan bermain dengan dua anak Rogard.      

Acara makan malam itu terasa hangat dan akrab.      

Seusai makan, mereka semua bebas berkeliaran di Cosmo. Sungguh menikmati libur kali ini. Dan Andrea siap menerima kabar dari Myren andaikan seminggu telah dijalani agar mereka bisa kembali ke Alam Schnee. Maklum saja, waktu di Cosmo dan Schnee agak berbeda. Alam Cosmo hampir sama dengan dunia manusia.      

Seminggu di Alam Schnee, sama dengan satu atau dua jam saja di Cosmo. Namun Andrea akhirnya membuat waktu di Cosmo setara dengan Alam Schnee dengan bantuan King Zardakh yang datang sebentar di awal hari libur.      

Bagi Raja Iblis berkekuatan besar seperti King Zardakh, tidak ada kesulitan untuk mengatur waktu sebuah alam yang dia miliki. Meski Alam Cosmo sudah diberikan ke Andrea, namun sang Raja masih bisa ikut mengaturnya asalkan Andrea mengijinkan.      

Malam ini, ketika semua orang asik bersantai sesuka hati mereka, Jovano justru masuk ke Pondok Alkimia untuk sekali lagi mencoba untuk melelehkan tulang beast yang telah ditumpuk ibunya di meja di sana.      

Tulang-tulang itu tadi dipotong sekepal-sekepal oleh Dante dan Rogard. Rencananya, itu akan digunakan Jovano berlatih besok harinya. Namun, ternyata si putra sulung ini tidak sabar dan ingin sekarang juga mencobanya.      

Maka, dalam dua jam, Jovano sudah bergelut dengan tulang-tulang itu, berjuang untuk melelehkannya dengan hasil sebaik mungkin sesuai dengan yang ajarkan ibunya. Tidak boleh terlalu lumer, dan tidak boleh sampai terlalu padat.      

Hasil lumernya tulang harus tepat agar mudah dibentuk nantinya.      

Andrea yang tidak sengaja melihat adanya penerangan di Pondok Alkimia pun mulai berjalan ke sana. Dia rasanya sudah bisa menebak siapa yang ada di dalam sana. Tebakannya benar ketika dia mendapati putranya sudah ada di dalam, penuh dengan peluh dan terus menatap api di atas telapak tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggerakkan tulang menggunakan tenaga energi telekinesis.      

Nyonya Cambion terus terdiam dan berdiri tenang di ambang pintu Pondok Alkimia, mengamati putranya tanpa memberikan suara agar tidak mengganggu Jovano.      

"YIHAA!!! Berhasil! Berhasil! Akhirnya ini berhasil!" seru Jovano ketika melihat bahwa dia berhasil memberikan kelumeran yang sesuai dengan hasil yang dicontohkan oleh ibunya.      

Andrea tersenyum bangga akan kesuksesan putranya setelah berbagai trial and error sebelumnya. Ia pun melangkah masuk ke Pondok Alkimia. "Selamat, Jo!"     

"Wuah! Mommy!" Jovano sampai kaget melihat kemunculan ibunya. Nyaris saja tulang yang sudah lumer di dalam api dia jatuh karena keterkejutan dia melihat kedatangan sang ibu yang tidak dia ketahui. Dia terlalu fokus sampai tidak tau Andrea sudah ada di sana selama beberapa saat.      

"Gimana? Sudah bisa, kan?" Andrea berdiri di sebelah Jovano dan menatap lumeran tulang yang ada di dalam api di atas telapak tangan kiri sang putra.      

Jovano mengangguk. "Ini seperti yang Mom contohkan, benar kan?"     

Andrea mengamati sejenak dan mengangguk. "Sipp! Coba, deh... bentuk lumeran itu jadi bentuk senjata termudah dalam bayangan kamu. Misalnya, yang gak susah lah, kayak... duri?"      

Jovano pun segera membayangkan duri dan itu langsung berubah menjadi duri besar sepanjang 30 cm.      

Ibunya terkekeh, tidak mengira begitu mudahnya lumeran tulang itu berubah bentuk di tangan anaknya.      

Jovano kembali melumerkan duri itu menjadi seperti semula dan kemudian mengubahnya menjadi bentuk belati dari komponen tulang.      

Andrea bersiul. "Wow, gampang banget kamu bikin bentukan belati."      

Putranya terkekeh. "Ini muncul begitu saja di otak aku, Mom! Bentuk belati begini. Mungkin karena aku senang melihat-lihat gambar senjata, jadi semua sudah kuhapal seluk beluknya di otakku."     

"Dasar bocah jenius." Andrea menepuk lengan sang anak. "Kau setelah ini harus belajar menempa, oke? Akan aku mintakan sebuah palu tempa ke Opa gilamu itu."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.