Devil's Fruit (21+)

Terbuai



Terbuai

0Fruit 476: Terbuai     
0

Nyonya Cambion terus memanggil nama sang suami. Berlarian sekeliling ruangan luas kosong itu sambil edarkan pandangan. Dia yakin tadi bayangan hitam itu masuk ke sini. Dia sangat meyakini apa yang sudah tertangkap oleh matanya.     

Giorge pun tiba di gedung itu. "Andrea..." Ia sangat sedih Andrea jadi begini.     

Andrea terlalu kalut dan mulai berhalusinasi seperti orang sakit jiwa.     

Saat keduanya berhadapan, Andrea membeku di tempatnya. Ia menatap Giorge dengan mata berurai air mata.     

Giorge belum sempat mengatakan apapun ketika Nyonya Cambion telah lebih dulu menerjang dia penuh emosional.     

"DANTE!!!"     

Tubuh Giorge membeku. Dante? Andrea memanggil dia... Dante?     

Mencoba melepaskan diri dari pelukan Andrea, Giorge mencoba meluruskan kesalahpahaman aneh ini. "Rea, aku—mmpphh!" Pria vampir itu sampai melotot kaget karena saking tak percayanya dengan apa yang dilakukan Andrea.     

Andrea telah menyumpal mulut Giorge menggunakan bibirnya. Dia mencium Giorge begitu putus asa seakan khawatir tiada ada hari esok. "Dante... Ummcchh... Rmmchh... Jangan... Mmcchh... Tinggalkan gue... Hmmccsshh... Plis... Ummssfhh..."     

Giorge merasakan lidahnya mendadak kelu. Haruskah dia menerima ini? Haruskah dia rela dirinya dianggap Dante? Atau dia harus hempaskan Andrea kembali ke kenyataan pahit bahwa Dante sudah mati, sudah tak ada lagi dan nantinya Andrea mungkin... benar-benar gila?     

Bisakah dia melihat Andrea gila?     

Mampukah dia menerima terpuruknya Andrea?     

Mengeratkan gerahamnya kuat-kuat, Giorge telah membuat keputusan.     

Dua tangan tuan vampir pun kini bergerak untuk memeluk Andrea dan bibirnya membalas lumatan agresif Nyonya Cambion.     

Maka, terjadilah yang tidak seharusnya terjadi.     

Mereka bergumul di lantai kotor berdebu ruangan bobrok gedung itu dengan Andrea bagai singa betina lapar yang memuaskan nafsunya pada tuan vampir tanpa ditahan-tahan.     

Nama Dante terus menyeruak disela-sela deru napas memburu Andrea yang menaiki tubuh Giorge yang sebelumnya didorong rebah di lantai.     

Mata Andrea kosong meski tubuhnya terus menggeliat bergerak mencari pelampiasan jiwanya yang lapar akan sentuhan suaminya, dan lapar menyentuh sang suami.     

Kekalutan Andrea berbuah halusinasi yang menampilkan Giorge sebagai Dante, sosok yang sangat dia rindukan siang dan malam sejak lima tahun silam.     

Guntur dan hujan mengiringi kegilaan Andrea pada Giorge. Sang vampir juga berusaha meladeni kemauan Andrea dan menempatkan posisi dia sebagai Dante.     

Ketika hujan mulai berhenti menjadi rinai kecil, sudah mulai dini hari.     

Andrea tergeletak lemas setelah berjam-jam dia menuntut kasih sayang 'Dante'.     

Ketika Nyonya Cambion menoleh ke samping, dia terkejut karena justru menemukan tubuh Giorge yang sudah tidak memakai pakaian lengkap, seperti dirinya.     

"Lo! Lo!" Dia sampai tidak tau harus mencari kata-kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan kekagetan dia.     

Giorge tersenyum masam dan terpaksa menceritakan kejadian semua yang mereka alami selama di gedung ini.      

Andrea menemukan dirinya sudah terpekur dan lelehan bening telah mengalir di pipinya. Kebodohan dia telah membuat dirinya melakukan hal paling tolol dan konyol. Ia tidak akan pernah menyangka dirinya berhalusinasi Giorge sebagai Dante! "Hiks!" Ia pun duduk menekuk lututnya ke atas dan tenggelamkan kepala pada lutut sambil mengunci dengan kedua tangannya.     

"Rea..."     

"Padahal... hiks! Bentar lagi Dante bebas. Hiks! Uhuhuhu... hanya butuh beberapa bulan lagi dia bebas, uhuhuhu..." Andrea terguguk dalam tangis. Wajahnya basah penuh air mata.     

Giorge seketika raih tengkuk Andrea, dekatkan wajah mereka agar dia...     

"Mmcchh..."     

...bisa labuhkan sebuah ciuman di bibir Andrea.     

Mendapat ciuman tiba-tiba begitu, refleks tangis Andrea terhenti. Ia melongo menatap Giorge.     

"Akhirnya berhenti." Giorge tersenyum hangat. "Jangan menangis. Aku ikut sakit kalau kau menangis, Rea..." Pandangan sayu Giorge tulus ke manik mata sang Cambion yang masih terpaku. Tengkuk itu masih ditahan dan pipi diusap agar tidak basah lagi.     

"..."     

"Rea, kalau kamu sakit, aku juga sakit. Ingin memelukmu saat kau kesakitan, tapi aku takut kau marah. Namun, sekarang aku takkan perduli. Kau berhak marah, memukulku, atau mencincangku sekalipun! Asalkan aku bisa peluk kamu."     

Andrea membisu tatkala Giorge benar-benar mewujudkan ucapannya. Pria itu membawa Andrea ke pelukannya. "Giorge..."     

"Rea, aku cinta kamu. Beri aku kesempatan, Rea. Aku ingin bahagiakan kamu. Aku ingin menjaga kamu dengan sebaik mungkin. Kumohon ijinkan aku, Rea." Pria vampir itu terus lekat tatap wajah Andrea.     

Merasa risih, Andrea palingkan wajah ke arah lain. "Apa lu lupa, gue ini bucin[1]nya Dante."     

"Tak masalah!" tegas Giorge. "Kau boleh ambil waktumu sampai kapanpun mengenai itu, tapi ijinkan aku selalu di dekatmu dan menjagamu. Beri aku kesempatan membuktikan cintaku ke kamu, Rea."     

Andrea terpaksa kembalikan pandangan ke arah Giorge. "Kenapa sih lo =kerad[2] amat? Lo bakalan sakit kalo gue gak bakal bisa move on dari Dante, bahkan mungkin seumur idup gue."     

"Asalkan aku selalu bersamamu, memilikimu dengan benar, aku tak perduli, Rea."     

"Lu sedeng juga yah! Gesrek parah otak lu."     

"Iya, aku begini karenamu."     

"Heran gue, napa lu ngebet banget gue terima, dah!? Belum tentu gue bisa bales cinta elu."     

"Aku percaya, luka cinta bisa diobati dengan cinta baru. Aku yakin aku akan bisa obati lukamu, Rea." Giorge majukan wajah. Tapi Andrea lebih gesit mendorong muka di depannya sehingga tidak terjadi lagi adegan penciuman.     

Dengan perjuangan terakhir, Andrea mendorong sekuat tenaga tubuh Giorge sambil membenahi pakaiannya sesegera mungkin dan akhirnya dia melesat keluar dari gedung sebelum Giorge sempat menangkap. Andrea bisa melayang cepat.     

Sayangnya Giorge bukanlah manusia. Dia vampir, yang artinya punya kekuatan setara dengan Andrea.     

Cambion itu pun tertangkap di sebuah gang sepi. Andrea berontak, tak perduli basah kuyup akibat derasnya hujan sebelum ini.      

Giorge terus menahan serangan Andrea. Ia berhasil pepetkan punggung Andrea pada tembok gang.     

"Gue cinta Dante doang!" jerit Andrea sebelum mulutnya dibungkam ciuman Giorge. "Urmffh! Mmghh!" Sekuat tenaga berusaha mendorong dada Giorge, tapi dia kalah kuat. Terpaksa merelakan bibirnya dilumat Giorge meski ia sudah berontak.     

"Oumchh! Aku tak perduli. Ummchh... aku bisa menunggu-urmmchh!" Tuan Vampir menyahut.     

Ketika cumbuan paksa disudahi, Giorge mendadak terangsang melihat piyama putih Andrea melekat basah di tubuh moleknya. Wanita Cambion itu tidak mengenakan bra. Apakah itu sebuah keputusan salah bagi sang Cambion? Yang pasti, itu justru keuntungan untuk tuan vampir.     

"Selamanya gue cinta Dante," desis Andrea di bawah rinai kecil hujan disertai tatapan tajam ke pria vampir.     

"Aku akan ambil resiko itu, Rea. Asalkan kau milikku dan aku bisa menjagamu." Giorge kembali satukan bibir mereka, kali ini lebih lembut dari sebelumnya.     

Karena itu, Andrea agak terbuai. Tanpa sadar ia sedikit membalas cumbuan Giorge yang merayu tanpa kenal lelah pada bibirnya.     

Giorge makin beranikan diri. Satu tangannya merayap ke leher dan akhirnya bersemayam di dada Andrea.     

[1] = budak cinta     

[2] = keras kepala     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.