Devil's Fruit (21+)

Maaf (21+)



Maaf (21+)

0Fruit 491: Maaf (21+)     
0

Refleks saja pinggul Andrea bergerak menggesek area selatan suaminya mengakibatkan Giorge menderam. Batang pusakanya sudah bangkit semenjak tadi dia menepikan mobil.     

Tak heran. Vampir adalah makhluk super 'panas' mengalahkan Iblis. Libido mereka berbanding terbalik dengan tubuh dingin mereka.     

Karena kebetulan Andrea memakai rok mini, maka itu bagai sebuah akses mudah bagi Giorge.     

Sembari mulut agresifnya melumat puting Andrea, tangan kirinya mengelus paha mulus Andrea. Untung lainnya adalah istrinya jarang memakai stoking. Andrea memang tidak terlalu menyukai stoking. Gerah dan gatal, katanya.     

Setelah mengelus hingga ke pangkal paha Andrea, tangan itu bergerak nakal ke area sensitif Andrea.     

"Haanghh..." Lenguhan Andrea menyebar erotis saat jari Giorge sudah berhasil menyusup ke dalam segitiga mungil yang menempel di selatan Andrea. Jari itu sudah mulai menggelitik benda mungil yang sangat peka.     

Pusat erogenus Andrea.     

"Hangh! Haanghh..."     

Erangan Andrea kian rajin disemburkan sewaktu erogenus utamanya terus disentuh distimulasi jari Giorge.     

Sang vampir telah memahami tubuh istrinya. Andrea lebih terangsang jika disentuh klitorisnya ketimbang disentuh vaginanya. Tak heran, Giorge lebih banyak mengeksplorasi benda mungil ajaib itu ketimbang mengaduk liang spesial istrinya menggunakan jari.     

Bagi Giorge, hanya batang jantan miliknya yang boleh secara ekslusif masuk ke liang Andrea.     

Tubuh Andrea terus menggeliat gelisah seiring jari Giorge tanpa jeda menggesek klitorisnya. Selatan Andrea mulai basah.     

Tak sampai lima menit selanjutnya, Andrea sudah menyerukan orgasmenya tanpa perduli ia membasahi celana kain Giorge.     

Mulut Giorge sudah melepaskan puting Andrea. Dengan meluapnya cairan bening Andrea, Giorge bergerak. Ia melandaikan kursi kemudinya hingga batas paling bawah sehingga dia bagai berbaring.     

Andrea merespon gerakan Giorge. Dengan sekali gerakan, Andrea menepikan tali kecil G-string merahnya ke samping sehingga dia bisa lebih bebas mengekspos lembah basah miliknya.     

Sang Cambion maju sedikit hingga akhirnya dia tiba di atas kepala Giorge. Ia arahkan selatannya pada mulut Giorge.     

Suaminya memang memaksudkan posisi dia begitu agar dia bisa melumati klitoris Andrea sembari berbaring di kursi.     

Erangan sensual Andrea terus tercipta seiring klitorisnya dihisap-hisap serta dibelai lidah Giorge yang ahli.     

Tangan Andrea berpegangan pada jok belakang sekenanya untuk bertumpu sembari kedua kakinya menapak ke area tempat duduk belakang.     

Tidak ada yang sulit.     

Lidah agresif Giorge melenggang tanpa hambatan di gundukan lembah Andrea, menyesap rakus klitoris basah istrinya dibarengi rintihan syahdu Andrea.     

Karena tak mau kalah dan menjadi satu-satunya yang mengerang, Andrea mengulurkan satu tangannya ke belakang, meraih sesuatu di dalam celana Giorge.     

Tanpa susah payah, Andrea berhasil membebaskan batang panas Giorge keluar dari sangkar kainnya. Dengan begitu, dia bisa leluasa menggenggam dan kemudian mengocok batang tersebut.     

Tak membutuhkan waktu lama bagi upaya Andrea membuahkan hasil. Erangan Giorge terdengar meski sibuk dengan klitoris Andrea. Pinggul sang vampir bergerak naik turun gelisah.     

Gemas karena Andrea berhasil membangkitkan libido hingga puncak, Giorge kian menggila di klitoris istrinya. Dua tangannya mencengkram pantat padat Andrea, bersama-sama Andrea menggerakkan pinggul sang Cambion.     

Lagi-lagi Andrea harus menyerah pada kuasa Giorge dan melepaskan cairannya hingga menyembur di sekitar mulut Giorge.     

Balas dendam, Andrea kian giat mengocok penis suaminya hingga Giorge menggila.     

"Arrghh... Rea sayank... erghh!" Giorge terus saja menggeram sembari mendongak dan pejamkan mata usai menjilati semua cairan Andrea yang tersisa.     

Sekali lagi upaya Andrea berhasil. Tujuh menit kemudian setelah berjuang, Andrea sukses membuat cairan putih pekat Giorge meloncat keluar dan menyelubungi tangannya.     

Andrea terkekeh senang, merasa menang meski dia tetap masih kalah dalam urusan menaklukkan Giorge.     

Dibantu Giorge, Andrea merosot tubuhnya agar selangkangan dia tepat ada di atas penis Giorge. Mereka sama sekali tak memperdulikan bagaimana kacau dan kotornya pakaian mereka berdua dari dua jenis cairan yang mereka hasilkan.     

Persenggamaan memang sebuah aktivitas yang akan penuh dengan hal-hal kacau dan kotor.     

"Rea..." Giorge lirih sembari menatap syahdu istrinya. Sang Cambion balas menatap tanpa kata-kata. Andrea, apakah kau sedang membayangkan wajah Dante?     

Menit berikutnya, penis Giorge sudah mencapai mulut vagina Andrea dan terus ditenggelamkan bersamaan dengan lenguhan keduanya.     

Begitu semua bagian batang panas Giorge tenggelam di liang vagina Andrea, Giorge segera menghentak seraya memeluk tubuh Andrea dari bawah.     

Kedua pasang bibir kembali bertaut intim saling menyesap satu sama lain diiringi ayunan hentak dari Giorge yang terus meningkat kecepatannya.     

Andrea mulai kewalahan. Ia lepaskan tautan bibirnya agar bisa bebas mengerang. "Hagh! Argh! Hakh!" Ia terlonjak-lonjak ketika menegakkan tubuh.     

Giorge kembali menarik tubuh Andrea untuk berbaring di dadanya yang keras sembari dia terus menyodokkan penisnya dalam-dalam di vagina Andrea.     

Sodokan itu kian menggila. Andrea merasa kepalanya berputar dan kosong. Matanya terpejam dan membayangkan Dante. Seakan saat ini Dante yang sedang menghentak dirinya. Bibirnya digigit kuat agar nama orang itu tidak meluncur keluar tanpa sengaja.     

Meski misalkan dia tanpa sengaja menyuarakan nama Dante, ia yakin Giorge takkan marah. Tapi Andrea tau diri dan lebih memilih menahan kuat-kuat sebagai tanda respeknya pada Giorge.     

Sodokan dan garukan penis Giorge pada dinding vagina Andrea yang sempit menimbulkan sensasi tersendiri. Itu sangat amat nikmat.     

Karenanya, Andrea tak bisa lagi menahan dirinya. Kembali dia melepaskan orgasmenya, menyerah dalam kuasa Giorge yang kuat.     

Walau Giorge tadi telah ejakulasi dalam tangan Andrea, namun itu tidak mengurangi kegagahan penis tersebut berlaga di ronde kedua. Terbukti hingga menit sudah berjalan ke-37 sejak tenggelam di vagina, batang perkasa itu belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerah.     

Sungguh, ras vampir tidak kalah kuat dengan Iblis dalam hal seksual.     

Usai Andrea melolong karena mendapatkan orgasme ketiganya, Giorge bergerak lagi. Ia menarik tuas di samping kursi kemudi sehingga kursi itu bisa meluncur lebih jauh ke belakang.     

Setelahnya, Giorge membantu Andrea merubah posisinya menjadi membelakangi Giorge tanpa membuat penis perkasa itu keluar dari liang vagina.     

Giorge juga sudah menegakkan punggungnya, tanpa menaikkan sandaran jok, memegangi dua sisi pinggang istrinya.     

Begitu Andrea sudah dalam sikap tubuh yang diinginkan Giorge, pria vampir itu segera kembali menghentakkan batangnya. Mau tak mau Andrea berpegangan pada kemudi di depannya sembari duduk membelakangi suaminya.     

Dua kaki Andrea menekuk di samping paha Giorge sementara dia terus terlonjak-lonjak akibat perbuatan Giorge yang agresif mendominasi liang basahnya.     

Hentakan beringas Giorge mengakibatkan Andrea terus memeluk kemudi karena tubuhnya disorongkan ke depan oleh Giorge.     

Sesekali tangan Giorge meraih payudara Andrea dan memainkan sesukanya.     

Usai menit ke-18 sejak posisi itu, Giorge menarik tubuh Andrea dan keduanya sama-sama berbaring dengan Andrea tetap di atas membelakangi Giorge.     

Kedua kaki Andrea dibuka lebar dan menjejak di depan dashboard mobil serta di tepian jendela dalam mobil.     

Tangan Giorge meraih ke depan Andrea, menari kembali di klitoris Andrea sembari penisnya terus memompa vagina sang istri.     

Andrea merintih keras karena mendapatkan double stimulasi, di vagina dan klitoris. Ia serasa akan gila karena birahinya terus memuncak tanpa bisa ia kendalikan.     

Dua kaki Andrea mengejang kuat mendorong ke dashboard dan tepi jendela sambil menahan lonjakan libido. Sedangkan tangan Giorge berlabuh menguasai klitoris dan yang satunya menguasai puting Andrea.     

"Argkh! Plis! Arrghh! No! No!" seru Andrea saking birahinya.     

Giorge membisik seduktif di belakang telinga Andrea, "Kenapa tidak, hm? Maksudmu... tidak tertahankan? Rea, kau suka, kan? Ayo, Rea, terus keluarkan suara memukau begitu sebelum keluarkan jus cintamu lagi."     

Andrea menggigit bibir bawahnya sembari mengerang keras. "Hrrnghh..." Ia sudah tak tahan. Ini terlalu gila. Terlalu menggilasnya. "Arrghh!!!! Arrghh!!!" Ia tak bisa lagi berpura-pura tak merasakan apapun. Akhirnya semburan air bening spesial miliknya keluar begitu saja ke depan, membasahi area dashboard kemudi hingga lantainya.     

Giorge tak mempermasalahkan mobilnya basah dan kotor. Itu justru membuatnya bahagia. Dia yang berhasil membuat Andrea sekacau itu. Tentu itu hal yang membanggakan. Maka, tak pelak dia kian memacu penisnya lebih cepat dan lebih beringas sebelum dia pun menyerah pula.     

"Orrghh... Hoorghhh... Rea... Reaaa..." Giorge terus membanjiri rahim Andrea dengan peluru cair pekatnya. Ia melambat seiring penisnya meneteskan cairan pamungkas hingga tetes terakhir.     

Andrea menoleh ke belakang, mencari wajah suaminya. "Kotor semua, nih."     

Giorge tersenyum hangat. "Justru ini yang kusuka. Ini tanda bahwa Rea mencintai aku dan bergairah padaku."     

Andrea hanya bisa mengulum senyum penuh arti. Dalam hatinya dia meminta maaf pada Giorge.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.