Devil's Fruit (21+)

Pertolongan



Pertolongan

0Fruit 522: Pertolongan     
0

Andrea menggeleng berulang kali sembari berikan tatapan ngeri ke Triton yang mulai mendekati dia di ranjang kerang raksasa. "Ogah… gue ogah jadi selir elu! Ogah!"      

Tepp!      

Andrea gagal meloloskan diri dari terjangan Triton. Ia sibuk memberontak sebisa dia ketika Triton meraih tubuhnya.      

"Ogah! Gak mau! Gak mau!" teriak Andrea sambil memukul dan menendang Triton semampunya.      

Sayang sekali Andrea kalah tenaga dengan sang putra dari Poseidon. Dalam hitungan detik, Triton berhasil melucuti pakaian renang Andrea.      

Sang Cambion bergidik ngeri. Dia tak mau berakhir dengan menjadi korban perkosaan dari lelaki setengah ikan yang mengaku sebagai putra dari Poseidon.      

Triton merubah wujudnya menjadi manusia sepenuhnya. Dia menjelma bagaikan lelaki perkasa yang dengan mudah menindih Andrea.      

Bahkan Andrea hanya bisa menjerit keras ketika penis besar Triton menghujam vaginanya. ��AARRGHH! SAKIT! SAKIITTT!" raung Nyonya Cambion sambil memukul dan mencakar tubuh Triton.      

Tapp!     

Dua tangan Andrea ditahan tangan kekar Triton. Kini, sang Cambion tak bisa lagi berdaya.      

Andrea hanya menjerit-jerit tak terima dirinya diperkosa begini. Tubuhnya terhentak-hentak sembari menahan nyeri di bawah sana. Triton terlalu kasar.      

DHUAARR!     

Ruangan itu seakan meledak. Dindingnya berubah menjadi kepingan-kepingan.      

Dari kepingan itu muncullah Dante.      

Andrea yang menangis pilu, kini menemukan harapan.      

"Lepaskan istriku, ikan bajingan!" teriak Dante penuh amarah ketika melihat istri tercintanya ditindih paksa pria lain.      

Dengan sebuah lambaian tangan, Dante menghempaskan tubuh Triton ke dinding terdekat yang tidak diledakkan olehnya.      

Andrea lekas saja bangun dan berlari ke Dante. Tentu saja dia tidak mau jauh-jauh dari sang suami yang kini telah datang untuk menyelamatkannya.      

Triton yang terkejut, mulai bangun dan tatap murka Dante yang seakan telah mengganggu keasikan dirinya. "Kau! Bagaimana kau bisa ke sini?!"      

"Aku tak perlu menjawabmu, bedebah pengecut!" raung Dante sambil mendekap Andrea yang telanjang.      

"Huh! Putri duyung mana yang sudah kau peralat hingga mampu ke sini?!" Mata Triton menyelidik ke sekelilingnya. Para rakyatnya yang menyadari tatapan murka Triton hanya bisa bergidik ketakutan.      

"Tak perlu kau repot-repot mencari. Yang penting aku datang ke sini untuk membawa pulang istriku. Kuharap kau tidak perlu mempersulit." Dante sadar bahwa dia sama saja menentang bahaya besar dengan bertindak seperti ini.      

Tak bisa dipungkiri, ini adalah daerah kekuasaan dari Triton, dan dia sudah menerobos paksa serta mengganggu sang pemilik alam.      

"Jangan harap kau bisa keluar hidup-hidup jika sudah di sini! Dan istrimu sudah menjadi milikku! Dia bukan lagi istrimu! Pengawal!" teriak Triton memanggil anak buahnya.      

Segera saja beberapa duyung bertubuh besar datang dan mulai mengepung Dante.      

Dante diam sembari mengatur rencana. "Sampai kapanpun, dia adalah istriku. Dia tak akan bisa kau sebut sebagai milikmu. Dan kau… lelaki bedebah… apakah kau ingin berperang dengan Iblis? Kuharap kau sudah mengetahui latar belakang dari istriku ini."      

"Aku sudah tau dia anak dari Raja Iblis Incubus."     

"Bagus kalau kau sudah tau."     

"Lalu, memangnya kenapa kalau dia anak dari Raja Iblis Incubus? Aku yakin kekuatan ayahku jauh lebih hebat ketimbang kalian bangsa Iblis." Triton naikkan dagunya secara pongah. Dia masih percaya kekuatan ayahnya melebihi Iblis manapun.      

Dante menyeringai. "Apakah kau ingin menjajal kemungkinan itu?"      

Triton mendelik ke para pengawalnya. "Kalian makhluk tolol! Apa lagi yang kalian tunggu, heh! Cepat ringkus pria keparat itu dan rebut perempuan itu!"      

Para pengawal pun bersiap untuk menyerang Dante.      

Namun, Dante sudah bergerak lebih dulu. Ia mengangkat satu tangannya dan membuat selubung yang membungkus dia dan Andrea bagai mereka berada di dalam gelembung.      

Para pengawal Triton berulang kali berusaha menembus selubung berbentuk gelembung itu, tapi gagal.      

Dante tepat waktu mengeluarkan selubung itu. Dengan begini, dia tidak perlu bertarung dengan para makhluk laut ini, dan semoga saja selubung ini bisa bertahan membawa dia dan Andrea ke permukaan laut.      

Triton memandang benci penuh dengki ke Dante yang berhasil naik ke atas membawa Andrea menggunakan gelembung aneh. Ia tidak terima selirnya direbut. Ia lupa bahwa dia lebih dulu merebut Andrea dari Dante.      

Murka, Triton memunculkan trisula berwarna emas dan menodongkan senjata itu ke arah gelembung buatan Dante.      

Trisula seketika mengeluarkan cahaya keemasan yang memburu ke Dante yang terselubung bersama Andrea.      

Dhuaarr! Dhuaarr!     

Cahaya mematikan dari trisula membentur selubung Dante, mengakibatkan ledakan-ledakan kuat. Ruang laut bergolak akibat dari benturan itu.      

Banyak rakyat Triton yang berenang panik menjauh dari situ. Sedangkan para pengawal mulai membantu pemimpin mereka menyerang selubung berbentuk gelembung yang terus bergerak naik ke atas, berusaha mencapai permukaan laut.      

Ledakan terus terjadi berulang kali memekakkan telinga. Andrea memejamkan mata sambil tutupi telinganya. Ia merasakan ketakutan hebat, khawatir selubung ini tidak bisa bertahan lama karena serangan gila dari Triton dan anak buahnya.      

Dante yang terus mengendalikan laju selubungnya juga mulai kewalahan mempertahankan kekuatan selubung ini.      

DHUAARR!!!      

Akhirnya selubung itu pun pecah setelah terkena gempuran serangan dari Triton dan para pengawalnya.      

Triton bergegas meluncur ke arah Dante dan Andrea, bermaksud merebut Andrea, sementara para pengawalnya akan mengurus Dante. Bagaimanapun, mereka berada di daerah kekuasaan Triton. Mana mungkin sang putra Poseidon bisa dikalahkan di daerahnya sendiri?     

Ketika tangan Triton hampir mencapai Andrea, tiba-tiba tubuh sang putra Poseidon bagai dihempas ke belakang begitu kuat sehingga dia mundur secara eksplosif.      

"SIAPA?!" teriak Triton tak senang seraya dia kembali meluncur maju mendekat ke Andrea yang terus berada di dekapan Dante. Melihat selir barunya dipelukan lelaki lain, Triton tentu saja marah.      

"Sebaiknya Yang Mulia tidak gegabah…" Seketika, muncul King Zardakh beserta dengan Myren dan Ronh.      

"Babeh!" Andrea kini merasa lega luar biasa melihat ayah dan juga kakak-kakaknya muncul di depannya.      

Kening Triton berkerut memandang King Zardakh. "Siapa kau? Berani sekali kau mendorongku? Lancang!" teriak putra Poseidon pada King Zardakh.      

"Saya tidak hanya akan mendorong Yang Mulia jika Yang Mulia masih bersikeras mengejar dua orang ini." King Zardakh menunjuk ke Dante dan Andrea.      

"Memangnya apa urusanmu hingga berani mengganggu aku dan pengawalku?" Triton masih gagal mengetahui identitas King Zardakh.      

King Zardakh menyeringai bengis. "Akan menjadi urusanku jika kau berani menyakiti anak dan menantuku."      

Mata Triton membola lebar. Ia pun sadar bahwa lelaki paruh baya yang kuat di depannya adalah ayah dari Andrea. Dengan kata lain, Raja Iblis Incubus.      

"K-kau… kau Iblis!" Suara Triton mulai bergetar. Dalam hatinya, dia gentar karena sudah mengalami sendiri kekuatan dari King Zardakh. "Apakah kau tidak tau sedang berhadapan dengan siapa, heh?"      

"Lalu kenapa kalau kau adalah anak dari Poseidon? Apa yang bisa dia lakukan jika aku membunuhmu dan menghancurkan alammu ini, bocah?" King Zardakh makin lebarkan seringaiannya.      

Triton tak sempat menjawab karena King Zardakh sudah mencengkeram lehernya hanya dengan satu tangan saja.      

"Kau! Kau!" Triton malah tidak berdaya melawan King Zardakh. Wajahnya mendadak pucat. Karena kekurangan napas dan juga takut yang mulai melanda kalbunya.      

"Apakah kau tidak pernah diajarkan oleh ayahmu untuk tidak mencari gara-gara dengan kami, para bangsawan Iblis?" tanya King Zardakh seraya perketat cekikannya di leher Triton.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.