Devil's Fruit (21+)

Janin Nevimbi



Janin Nevimbi

0Fruit 494: Janin Nevimbi      
0

Sudah jelas. King Zardakh telah menyatakan sikap. Keputusannya sangat terang.     

Maka, tak akan bisa lagi para tetua vampir memaksa Andrea ikut mereka. Tadinya mereka berharap Olivo akan mendukung mereka dan membujuk Andrea setelah mendengar Emanuela.     

Sayangnya, Olivo tampak linglung tak bisa memberikan reaksi seperti yang mereka harapkan. Sedangkan Karin tak bisa berbuat banyak karena tau dia tak akan bisa menentang semua tetua Vampir, apalagi jika Emanuela sudah berdalil.     

Emanuela mendengus keras dan berbalik untuk pergi dari sana. Tetua yang lain juga mulai pamit pada King Zardakh. Mereka menawarkan Olivo dan Karin untuk ikut serta pulang.     

Olivo tersadar dan menggamit Karin setelah ia berpamitan pada Andrea, Giorge, dan juga King Zardakh. Wajah kedua orang tua Giorge itu tampak keruh, tak karuan, merasa tak berdaya pada tekanan para tetua Vampir.      

"Papa. Apakah kau..." Giorge sempat akan menanyakan sesuatu ke ayahnya, namun Olivo tersenyum getir sembari menepuk-nepuk bahu anaknya.     

Semua vampir pun beranjak pergi meninggalkan area mansion Andrea.     

Untunglah mansion itu dibangun di area khusus di atas bukit buatan dan memang dikelilingi hutan buatan juga, oleh karenanya... tidak akan ada orang lain yang akan tau apa yang terjadi di depan mansion.      

Padahal King Zardakh tadi sudah bersiap akan memanggil pasukannya jika memang tetua vampir memaksa membawa pergi Andrea. Kenzo juga sudah bersiap perang. Bahkan dia sudah siap meloncatkan transmisi khusus ke Ronh untuk turut berperang andai para vampir tadi menolak pergi.     

King Zardakh menghembuskan napas pelan begitu para vampir sudah tak terlihat lagi. "Kupikir akan ada pertempuran di sini. Syukurlah bila tidak."     

Plop!     

Myren pun muncul. Ia datang bersama Ronh tanpa kedua anak mereka. "Ada apa? Aku baru saja selesai rapat di Kanada dan langsung ke sini begitu Ronh memberitau aku ada situasi tegang di sini."     

Andrea memeluk kakak perempuannya, bersikap manja. "Ada yang sirik lagi ama janin aku, Kak..." rengeknya. Benar-benar mirip bocah cilik yang sedang mengadu ke kakaknya ketika diganggu anak lain.     

"Hah? Maksudmu?" Myren menerima pelukan adiknya.     

Andrea pun menceritakan peristiwa kedatangan para tetua vampir tadi dan sekaligus juga berita mengenai janinnya yang dikatakan pembawa bencana serta harus dimusnahkan.     

"Omong kosong!" Myren berseru kesal. "Lain kali kalau mereka berani ganggu adikku lagi, jangan harap bisa lepas dari pedangku! Kupenggal semua kepala mereka nanti!"     

"Awwhh... Kakak gue emang paling markotop..." Andrea menggesekkan ujung hidungnya ke pipi Myren. Terlihat sangat manja dan menggemaskan seperti kucing kecil.     

Hanya, yang ini kucing kecil berbahaya.     

Hari-hari Andrea dilalui dengan penuh kewaspadaan setiap saat. Bahkan Giorge tak pernah sudi meninggalkan sisi Andrea. Ia bagai lintah yang lekat menempel pada istrinya demi memastikan sang istri selalu baik-baik saja.     

Semua yang di mansion juga waspada, karena King Zardakh mengatakan pada mereka bahwa ia tak yakin para vampir akan diam-diam saja tanpa mengambil tindakan pada Andrea.     

Ketika Druana tiba untuk memeriksa kandungan Andrea, mereka menanyakan mengenai Janin Nevimbi, siapa tau Druana pernah mendengar mengenai itu.     

"Oh, Janin Nevimbi?" Mata besar Druana bersinar.     

"Kau tau tentang itu?" Myren bertanya. Yang lainnya siap mendengar jawaban dari Druana.     

"Sebentar." Druana terdiam dan menutup mata. Itu tandanya dia sedang mengaduk memori di otaknya mencari hal yang ia ingin temukan. "Ah!" Ia kembali membuka mata.     

"Bagaimana?"     

"Janin Nevimbi, yah? Humm... itu memang janin spesial." Druana menyentuhkan ujung telunjuk ke bibir bawahnya. "Spesial bagi ras vampir. Karena janin itu benar-benar membawa bahaya tingkat tinggi bagi ras mereka."     

"Yakin?"     

"Tentu, Tuan Putri. Hamba yakin ini sesuai yang Hamba tau. Menurut pengetahuan Hamba, dalam ratusan ribu tahun ini, Janin Nevimbi pernah muncul dua kali di dalam ras vampir. Dan memang keduanya membawa bencana besar bagi ras tersebut hingga nyaris memusnahkan ras vampir seluruhnya."     

"Segitu dahsyat yah pengaruh tuh janin?" Andrea termangu. "Tapi, dari bukti apa anak gue dibilang Janin Nevimbi?"     

Druana kembali menutup matanya lalu setelah membuka lagi, dia menjawab, "Yang pertama, dari percampuran benih kuat Iblis dan Vampir. Dan yang kedua, dari karakteristik kehamilan sang ibu."     

Andrea bertukar pandang dengan Giorge. "Apa itu alasannya kenapa para vampir menolak datang ke pesta pernikahan kita dulu, yah?"     

Giorge mengangguk setuju pada asumsi Andrea. "Sepertinya begitu. Mereka kuatir anak kita akan menjadi Janin Nevimbi. Makanya mereka sempat menolak pernikahan kita."     

"Oh, menolak? Kok elu kagak pernah bilang kalo ada penolakan dari mereka?"     

"Rea, aku tak mau membuat kau dan keluargamu kuatir, makanya tak mengatakan tentang sikap keras mereka. Hanya untunglah Papa dan Mama mau kubujuk untuk menerima fakta bahwa aku ingin menikahimu." Giorge meremas lembut tangan istrinya.     

"Tsk!" Andrea mendecak, entah kesal atau alasan lain. Ia membuang pandangannya dari sang suami. "Sekarang, misalkan janin gue jenis apalah tadi, amfibi atau apalah, memangnya kagak ada cara lain untuk meredam anak gue entar biar kagak bahayain siapa aja?"     

"Putri, Nevimbi pertama yang muncul, dia berhasil mencapai usia remaja dan berhasil memusnahkan 80% dari ras vampir di muka bumi ini." Druana berujar. "Dan Nevimbi kedua, dia sempat hidup mencapai usia 8 tahun dan membunuh 60% dari semua populasi vampir di dunia ini."     

"Segitu kuat yah tuh bocah Amfibi?" Andrea masih saja salah mengucapkan. Tapi dia tak ambil perduli. Makanya tak berusaha membenarkan pelafalannya.     

"Mengenai kekuatan apa yang menyertai Bocah Nevimbi, Hamba kurang tau. Hamba hanya sebatas tau apa yang Hamba ucapkan saja." Druana tersenyum hormat ke Andrea.     

Semua pun mengangguk paham.     

"Tapi gue tetep yakin anak gue bukan pembawa bencana pada siapapun!" Andrea bersikeras. "Dulu aja Jo dibilang itu ama para Nephylim en Angel. Nyatanya, ampe sekarang Jo tetep anak manis, kagak bikin ulah apa-apa. Bahkan dia aja kagak punya kekuatan apapun, ya kan?"     

Semua terdiam. Ada yang setuju, ada juga yang menolak.     

Kenzo adalah salah satu yang menolak ucapan Andrea. Dia tak setuju jika Jovano dikatakan tak punya kekuatan apapun. Nyatanya, jelas-jelas Jovano masih memiliki kekuatan meski jarang ditunjukkan.     

Bahkan Andrea harusnya masih ingat tentang Jovano bisa merasakan aura Dante ketika Dante mengirimkan jiwa hitamnya ke Andrea berkali-kali sebelumnya.      

Belum lagi jika ada Pangeran Djanh di sana mendengar Andrea, Pangeran Djanh bisa menampik omongan Andrea dengan mengatakan bahwa Jovano pernah menggosongkan para vampir buatan di Cordova saat itu tanpa sepengetahuan Andrea.     

Ah, bocah itu... dia hanya masih menyembunyikan kekuatan sesungguhnya.     

Lalu, apakah Jovano benar-benar akan menjadi anak bencana seperti yang diramalkan tetua Nephilim?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.