Devil's Fruit (21+)

Sebuah Kebahagiaan (21+)



Sebuah Kebahagiaan (21+)

0Fruit 515: Sebuah Kebahagiaan (21+)     
0

Belasan menit berikutnya, hanya ada erangan saling bersahutan dan juga tubuh Andrea yang naik turun secara cepat dibantu tangan Dante. Sesekali Andrea rebahkan diri ke dada Tuan Nephilim meski sodokan dari pinggul Dante tidak berjeda.      

Andrea sudah berikrar pada dirinya sendiri untuk tidak akan terus bersikap pasif. Kembalinya Dante ke hidup Andrea adalah sebuah anugerah dan sekaligus kesempatan bagi Andrea.      

Ia tak mau lagi menyia-nyiakan karunia ini.      

Bergerak pelan-pelan, Andrea tegakkan punggungnya dan beringsut sedikit demi sedikit tanpa melepaskan tonggak pusaka suaminya yang masih berdiam nyaman pada liangnya, ia membelakangi Dante.      

Reverse Cowgirl.      

Sang Cambion kembali memacu pinggulnya dalam posisi erotis tersebut. Maju... mundur... maju... mundur... sesekali pinggul bergerak memutar.      

Dante terus mengerang sembari rebah. Pusaka kebanggaan dia serasa ditarik ulur begitu rupa hingga rasanya sungguh luar biasa.      

Setelah sekian menit berlalu, Dante mulai turut berperan serta. Ia meraih tubuh sang istri agar ikut rebah sepertinya sehingga dua tangan Dante bisa leluasa menguasai payudara Andrea nan montok kencang.      

Tubuh Andrea bagaikan tidak kehilangan pesonanya sama sekali, masih saja kencang dan kenyal meski sudah memiliki dua anak. Apakah tipe karakter tubuh wanita berdarah Succubus memang demikian?      

Anggap saja ini keberuntungan bagi Tuan Nephilim.      

Dengan rebahnya Andrea membelakangi Dante, suaminya bisa lebih beringas menyodokkan tonggak pusaka dia kuat-kuat memompa liang sempit Andrea.      

"Hnghh! Anngh! Aghh!" Andrea terhentak-hentak di atas tubuh sang suami pertama. Dua tangannya turut memegangi tangan Dante yang masih setia meremas-remas kedua payudaranya.      

Semakin menit berlalu, keduanya makin terperosok dalam kubangan birahi tanpa akhir. Maka, setelah hampir tiga puluh menit berlalu, dua insan berbeda ras itu pun mulai melepaskan lolongan bergantian.      

Puncak dari perjuangan mereka berdua sudah tercapai dengan adanya dua macam cairan tersembur bersamaan, menyatu di liang Andrea.      

Nyonya Cambion tidak perduli jika nantinya dia akan hamil lagi setelah ini. Kali ini dia melakukannya atas dasar yakin, mau, dan sadar penuh. Tidak lagi sebuah keterpaksaan ataupun halusinasi.      

Dante dan Andrea berhenti sejenak sambil tubuh sang Cambion dipeluk Tuan Nephilim. Sengal napas keduanya saling bersahutan, mewarnai ruangan sejuk tersebut, menghadirkan aroma khas sebuah penyatuan.      

Satu tangan Dante tolehkan wajah sang istri agar dia bisa melumat bibir Andrea meski tidak terburu-buru. Ia mencumbui lembut bilah kenyal itu.      

Apakah itu sudah selesai?      

Tidak.      

Dante jelas masih menginginkan lebih dan lebih. Ia sudah mendamba adegan ini selama bertahun-tahun. Ia telah menahan diri untuk kesempatan seperti begini tersaji di depan dia.      

Karena mereka bukan manusia biasa, dan Dante masih memiliki kekuatan supernatural, ia perlahan bangkit, melayang membawa Andrea tanpa penyatuan mereka terlepas.      

Andrea yang sempat terpekik kaget karena tubuhnya di angkat ke udara, kini mulai tenang dan membiarkan Dante berbuat apapun yang dia mau.      

"Aku ingin menikmati dirimu hingga esok dan esok dan esok, Andrea..." bisik Dante sambil melayang di udara. "Kau mau?"      

Dua tangan Dante berkarya, satu meremas payudara Andrea, dan lainnya lagi sudah merayap ke area kewanitaan sang Cambion, mengusap lembut klitoris wanita tercinta.      

"Ernghh... lakuin... lakuin aja, Dan... onngghh..." Andrea paling gelisah apabila titik terpeka miliknya disentuh.      

"Kenapa, hm? Apakah kau sangat terangsang jika ini kupegang?" Dua jari Dante menggesek mutiara mungil Andrea, menyebabkan Nyonya Cambion mengerang lebih keras.      

"Ooonghh... Dan... ummgghh... akuuhh... sukaaakk... hoonghh..."      

Dante sudah tegakkan punggungnya meski mereka masih dalam posisi Reverse Cowgirl. Andrea juga otomatis ikut duduk membelakangi Dante, dan mereka melayang di udara.      

Dua lengan Andrea bertaut di leher Dante, sementara mata Andrea terpejam dan bibirnya terus saja melantunkan erangan syahdu ketika penis suaminya kembali memompa vagina dia sambil tangan sang suami menstimulasi payudara dan klitorisnya.      

Kini, Dante yang memegang kendali. Ia bisa terus hentakkan penisnya kuat-kuat ke vagina sang istri hingga bunyi-bunyi erotis memburai dari kocokan penisnya di liang Andrea.      

Sceelkk! Sleecckk! Cleekkhh!      

Kecipak cairan kedua insan itu kian terdengar berbarengan dengan pompaan kuat penis Dante.      

Andrea kian lebarkan dua pahanya agar Dante lebih memberikan elusan maut dia pada klitoris Andrea.      

Adegan ini berlangsung belasan menit dan Nyonya Cambion sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia menyerah dan membebaskan cairannya terlebih dahulu.      

Andrea terkejang-kejang kecil bagai tersetrum. Tubuhnya bergetar ketika dirinya diterjang ombak orgasme. Itu karena selain G-spot dia ditohok ujung penis suaminya, klitoris super peka dia juga terus distimulasi jari Dante dari belakang.      

Mana mungkin Andrea bisa lama bertahan jika Dante memperlakukan dia seperti itu?      

Dante hentikan aksinya demi membiarkan Andrea melewati masa anti-klimaks yang tak nyaman. Mereka kembali berciuman begitu Andrea menoleh ke belakang.      

"Sayank... ini belum selesai, kau tau, kan?" bisik Dante setelah melepaskan pagutan bibir mereka.      

Andrea mengangguk paham. Dante belum keluar lagi. Tentu saja ia sudah mempersiapkan dirinya akan melalui hari ini secara penuh dengan kegiatan bercinta. Ia sudah sepuluh tahun menunggu hal ini.      

Kali ini, Dante melepaskan penisnya yang masih tegang nan kokoh dari vagina Andrea. Ia melayang turun dan menempatkan punggung Andrea pada permukaan ranjang.      

Tak menunggu lama, Dante sudah menghujam vagina itu dalam posisi misionari biasa. Ia ingin menguasai sang istri sekehendak dia dalam posisi demikian.      

Dua kaki Andrea diangkat seraya pusaka kokoh dia terus beringas memompa vagina sempit Andrea.      

Erangan Andrea kian menjadi ketika penis itu semakin menggila di vaginanya.      

Dante merunduk ke arah sang istri sembari berujar, "Hgh! Rgh! Lubangmu... masih ketat, Andrea! Hgh! Ergh! Luar biasa!"      

Ini juga yang menjadi keberuntungan bagi Dante. Entah Andrea memakai perawatan tubuh... atau memang ini karakteristik dari Cambion berdarah Succubus. Vagina Andrea masih saja terasa ketat dan legit menggigit serta mengunyah penis Dante.      

Hal itu menyebabkan Tuan Nephilim mulai gelisah karena limitnya mulai muncul. Sesuatu di dalam lorong pusakanya seakan mulai mendesak ingin keluar. Dante pun tidak menahannya.      

Maka, di menit dua puluh tiga, Dante menyerahkan cairannya ke liang Andrea. Peluru cair itu berhamburan dalam tubuh Andrea, diterima dengan suka cita.      

Kini, gantian Dante yang merasakan anti klimaks setelah berjuang.      

Tatapan dua pasang netra mulai terjalin sembari Dante mengatur napasnya.      

Satu tangan Andrea terjulur membelai wajah kokoh sang suami pertama. Senyumnya terurai tulus bersamaan dengan meleleh keluar air mata dia menuruni tepi wajahnya dan menghilang di balik rambut kelam sang Cambion.      

Tangan Dante turut terulur ke wajah istrinya demi menghapus jejak air mata Nyonya Cambion di sana. "Kenapa, sayank?" tanya dia menggunakan suara paling lembut yang dia bisa.      

"Aku... aku bahagia banget, Dan..." jujur Andrea seraya tersenyum. "Ini... ini beneran kayak mimpi jadi kenyataan. Aku bahagia banget, bahagia banget kamu udah balik, Dan. Hiks... hiks..." Nyonya Cambion makin kesulitan menahan tangisnya.      

Dante lekas memeluk Andrea yang tersedu-sedu membebaskan kebahagiaan dalam jiwanya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.