Devil's Fruit (21+)

Ancaman Sang Putra Poseidon



Ancaman Sang Putra Poseidon

0Fruit 524: Ancaman Sang Putra Poseidon     
0

Dewa Poseidon masih menatap sang anak seolah ingin meminta kejelasan konfirmasi atas apa yang dia dengar. "Triton, apakah benar yang kau ucapkan?"      

Triton lekas mengangguk tegas. "Dia! Dia tadi mencekikku, Yah! Dua kali! Lihat, bekasnya pasti masih ada di leherku!" Triton menunjukkan lehernya kepada sang ayah. "Ayah bisa bertanya ke para pengawal bagaimana aku diciderai hingga nyaris mati, Yah!"      

Tuan Dewa Laut meneliti leher anaknya.      

Mengira ayahnya tidak percaya, Triton pun menatap para pengawal yang ada di dekatnya. "Heh kalian! Cepat bersaksi untukku! Katakan pada ayahku apa yang dilakukan bedebah busuk itu padaku tadi!" Telunjuknya terarah ke King Zardakh.      

"Sungguh putra Tuan Dewa yang sangat bertemperamen hebat..." sarkas King Zardakh disertai dengan senyum samar.      

Dewa Poseison paham dan menoleh ke anaknya. "Triton, jaga bicaramu! Dia adalah Raja Incubus di Underworld!"      

"Tapi, Yah! Dia... dia sudah-" Triton kesal.      

Sebelum dia menuntaskan ucapannya, Andrea sudah memotong, "Dia menyeretku ke sini dan memaksa aku jadi selirnya, padahal aku ogah! Aku udah nolak dan udah bilang kalo aku pengin pulang ke suami dan keluargaku, tapi dia malah..." Andrea menggigit bibir bawahnya saking tak sanggup melanjutkan kalimatnya.      

Poseidon lagi-lagi melirik ke Triton sambil berucap, "Triton, benarkah yang dikatakan gadis itu?"      

"Ayah, dia bohong! Dia yang mendatangi istanaku atas kemauan dia sendiri! Dia memang sedang berlibur dengan suaminya, tapi kemudian dia mulai menjalankan pelampungnya ke tengah laut dan menggodaku." Triton berdusta tanpa mengedipan mata sedikitpun, seakan itu sudah merupakan hal biasa baginya.      

"Brengsek! Lo bohong banget, anjeerr!" jerit Andrea emosi mendengar Triton memutar balikkan fakta yang ada. "Jelas-jelas lu udah ngaku kalo lu yang diam-diam nyeret pelampung gue ke tengah laut dan lu maksa gue!" Andrea sudah tidak lagi menggunakan bahasa sopan.      

King Zardakh menyentuh pundak putrinya, memberi kode pada Andrea untuk diam dan menahan amarah. "Tuan Dewa Laut yang Agung, aku mempercayai putriku. Aku sangat paham dia orang yang seperti apa. Kebetulan dia sedang menjalani bulan madu kedua bersama suami dia yang baru saja datang dari negeri jauh. Dan sepertinya putra Anda yang menculik putriku ke istananya ini untuk dijadikan selir dan bahkan sudah memaksakan dirinya ke putriku."      

Dante ganti maju berbicara, "Ketika aku datang mendobrak kamar bajingan itu, dia sedang menindih dan memperkosa istriku!"      

Myren tak mau kalah. "Adikku dilecehkan bahkan ditelanjangi. Kini dia memakai mantel milikku karena aku iba dia tidak memakai apapun ketika kami tiba di sini. Dan dia menangis karena perbuatan buruk anak Anda, Tuan Dewa."     

Mendapatkan perkataan yang memberatkan dia bertubi-tubi, Triton menggertakkan gerahamnya. "Kalian semua memfitnah aku!" serunya. "Jelas-jelas dia yang datang untuk menggodaku dan setelah kukatakan bahwa dia hanya bisa menjadi selirku saja, dia marah dan menangis sambil membuat skema seolah-olah aku memaksakan diri padanya! Ayah, jangan percayai mereka! Ayah pasti tau aku, kan? Mana mungkin aku berbuat sekonyol seperti yang mereka katakan! Untuk apa? Masih ada banyak putri duyung atau siren yang amat sangat cantik melebihi dia!"      

Andrea sudah ingin menyemburkan banyak makian, tapi dicegah ayahnya. "Tuan Dewa, tidak masalah jika Anda tidak mempercayai cerita dan kesaksian dari pihak kami, tapi mohon ijinkan kami kembali ke darat. Kita bisa lupakan masalah ini dan tidak perlu mengungkit lagi di kemudian hari supaya tidak perlu adanya hal-hal tak penting lainnya sebagai ujung ekornya, Anda setuju?"     

Dewa Poseidon mencerna kalimat dari King Zardakh dan segera memahami maknanya. Sangat jelas kini bagi Poseidon bahwa King Zardakh sedang mengancam dia secara tersamar. Ia bisa mengetahui jika dia masih memaksa menahan kelompok Zardakh, maka akan ada peperangan makhluk laut melawan Iblis.      

Dan Dewa Laut Poseidon bisa menghitung secara kasar berapa rakyatnya dan berapa jumlah armada dari kerajaan milik King Zardakh. Tidak seimbang. Makhluk laut miliknya masih kalah jumlah.      

Belum lagi jika nantinya peperangan itu ditunggangi dengan kerajaan Iblis lainnya yang sudah mengincar kerajaan laut dia. Ini terlalu riskan. Sangat jelas hasil akhirnya jika dia memaksakan terjadinya peperangan itu.      

Menghela napas berat, Dewa Poseidon pun menyahut, "Sepertinya kita sebagai orang tua memang harus sering-sering duduk bersama meluangkan waktu bercengkerama dan mengobrol mengenai anak-anak kita, benar bukan Tuan Raja Incubus Zardakh?"     

Senyum King Zardakh kian mengembang. Ia bisa meraba bahwa Dewa Poseidon tidak memiliki niat untuk memperpanjang urusan. "Tentu saja, Tuan Dewa Agung. Kapanpun kau berkehendak, saya pasti akan bersedia datang dan kita bisa saling mengobrol."      

Namun, Triton tidak bisa menerima perdamaian yang ada di depannya. "Ayah! Dia sudah mencelakaiku! Dia hampir membuatku mati, Yah! Kau harus membuat perhitungan dengannya!"      

"Nyatanya, kau tidak mati, kan? Kau sekarang masih hidup dan utuh, bukan Nak?" sahut sang ayah, membuat Triton diam seketika. Meski demikian, hatinya masih mendidih. Itu karena dia masih teringat ejekan dari King Zardakh padanya di depan para anak buah dan rakyatnya.      

Mana bisa Triton dipermalukan di depan umum begitu? Ia adalah anak dari Poseidon, seorang Dewa yang luar biasa hebat dan ditakuti banyak makhluk lainnya!      

Triton lupa, bahwa yang hebat itu adalah ayahnya, bukan dia.      

"Anakku Triton, jika kau masih kekurangan selir, Ayah bisa bawakan Dewi Olimpus yang cantik atau putri duyung tercantik dari Samudra Pasifik." Dewa Poseidon jelas tau berapa jumlah selir anaknya. Mencapai ribuan, dan tidak ada satupun yang dijadikan istri, dengan alasan Triton tidak ingin dikekang oleh seorang wanita alias istri.      

Triton anak dari Dewa Poseidon, sudah terkenal pemain cinta di kalangan makhluk laut. Sang Dewa Laut tidak heran jika anaknya terpikat pada Andrea yang memang cantik dan menawan. Ia tidak menelan bulat-bulat perkataan anaknya karena dia sendiri sadar kualitas sang putra.      

Mengetahui bahwa sang ayah nampaknya berpihak ke Andrea dan King Zardakh, Triton hanya bisa gigit gerahamnya menahan semua amarah, menelan emosinya dalam-dalam meski tatapan matanya masih sengit bagai ingin membunuh kelompok King Zardakh.      

"Baiklah, Ayah. Karena Ayah ingin agar masalah ini usai tak berujung buruk, maka aku sebagai putra Ayah yang patuh, aku setuju saja. Ayah bisa perkenalkan aku dengan salah satu Dewi di Olimpus ke sini dan siapa tau kami berjodoh baik." Triton mendesah seolah-olah dia dipaksa untuk menyetujui sesuatu yang buruk.      

Andrea mendengus sembari menyeringai. Dalam hatinya dia mencibir dan memaki Triton yang tak tau malu. Hanya memiliki kemampuan mendompleng nama besar dari ayahnya saja tanpa mempunyai prestasi apapun selain prestasi mengumpulkan selir. Lalu... apa bedanya Triton dengan Raja Iblis yang biasa memiliki ribuan dan jutaan wanita?     

"Terima kasih atas kesepakatan dari Tuan Muda Triton. Memang Anda patut menjadi putra dari Dewa Agung Poseidon." King Zardakh tersenyum ke Triton yang mendecih.      

Triton buang muka sambil dua lengan dilipat di depan dadanya yang kokoh bagai binaraga terlatih. "Tapi jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menahan diriku apabila aku suatu ketika nanti menjumpai putrimu di pantai atau lautan."      

King Zardakh dan yang lain tercekat.      

"Lo ngancem gue, hah?!" jerit Andrea marah.      

Dewa Poseidon tatap tegas putranya. "Triton, tak pantas kau berucap seperti itu!"      

Namun, Triton tidak mengatakan apa-apa lagi selain mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh sambil membuang pandangan ke arah lain.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.