Devil's Fruit (21+)

Membuka Hubungan



Membuka Hubungan

0Fruit 540: Membuka Hubungan     
0

"Ohh... jadi... yang bikin Ndrea dari tadi melamun sampai mukanya merah, itu karena dia udah ngelakuin threesome semalam?" Shelly yang muncul di ambang ruang makan segera saja mengalunkan suara dan manggut-manggut paham.      

"Bebeeeebbb..." lolong Andrea dengan wajah tak berdaya.      

-0-0-0-0-0-     

Siang itu, Revka yang mendengar cerita mengenai threesome yang dijalani Andrea dan dua suaminya pun segera terbahak menggunakan gaya elit ala bangsawan. Entah yang bagaimana, bayangkan saja sendiri.      

"Ngakak lagi, gue sumpel asbak, nih!" ancam Andrea sambil memegang asbak di meja tempat mereka berkumpul seperti biasa.      

Revka makin menjadi-jadi tawanya. "Akhirnya bocah cupu ini melakukan itu juga! Oho ho ho ho..." Sebagai orang yang biasa melakukan kegilaan dalam seks, Revka hanya bisa tertawa penuh gaya. Sebelum dengan Pangeran Djanh, si Nephilim liar ini terkadang melakukan pesta seks dengan beberapa pria. Maka dia tak perlu iri pada Andrea karena sudah kenyang mengenai itu.      

Lagipula... jika dia merindukan masa-masa liarnya, itu sungguh mudah! Revka tinggal meminta sang suami menggandakan diri dan menyetubuhi dia secara gangbang. Bahkan Pangeran Djanh bisa membuat inkarnasi berlainan rupa andaikan istrinya ingin.      

Semua tak ada yang sulit jika bersuamikan Iblis hebat seperti Pangeran Djanh. Dan kehebatan dari sang suami itulah yang berhasil menjinakkan Revka si Nephilim cantik yang liar.      

"Sayank... jadi ke kantor, kan?" tanya Dante menengahi acara gosipan para ibu muda di meja khusus di Tropiza. Meja yang biasa digunakan Andrea dkk untuk bercengkerama saban mereka ke kafe.      

"Mo kemana, nih? Kantor mana?" tanya Revka ke sepupunya. Ia melirik bungkusan yang ditenteng Dante.      

"Kantor Zean. Aku ingin kasih makan siang untuk Gio. Dan Andrea setuju mengantar dan menemaniku." Dante mengangkat bungkusan tadi yang ternyata isinya bekal makan siang untuk Tuan Vampir.      

"Uffhh... so sweet sekali kalian bertiga..." goda Revka sambil mengerling.      

"A-apaan, sih Mpok Kitty ini?! Biasa aja keleus!" kelit Andrea sambil bangkit berdiri dan gamit lengan Dante. "Yok dah kita kemon! Gak usah urusin sepupu geblekmu, Dan! Beb, aku tinggal bentar, yah!" Ia pamit ke Shelly yang mengangguk.      

Andrea dan Dante keluar dari Kafe Tropiza diiringi gelak tawa Revka dan senyum lebar Shelly.      

"Syukurlah mereka bertiga sekarang akrab dan kompak..." gumam Shelly lirih. "Bahkan Dante dan Giorge udah sering pergi berdua saja seperti sahabat."     

"Hei, Shel..." Revka condongkan tubuh ke arah Shelly. "Ceritakan tentang mereka. Gimana mereka di rumah?"      

"Ehh?" Shelly menatap kikuk ke Revka yang terlihat mendesak, ingin tau.     

.     

.     

.     

Sesampainya di Zean Property, Andrea menggamit lengan suami pertamanya menuju ke ruangan suami kedua dia. Ruangan yang sama yang dulu pernah dia tempati sebagai CEO.      

Mereka melewati lobi yang luas dan berjalan mantap diiringi pandangan semua orang di sana. Langkah mereka tegas dan Andrea tegakkan kepalanya, sudah diniatkan untuk memasuki kantor ini bersama dengan Dante.      

Para anak buah Zean Property segera membungkuk hormat begitu Andrea datang. Mereka melongo bingung melihat Andrea menggamit seorang lelaki gagah yang sangat tampan.      

King Zardakh dan Myren memang menyarankan agar Andrea sesekali muncul di kantor Giorge sambil membawa Dante sebagai perkenalan secara tersamar pada semua karyawan di sana mengenai status Dante.      

"Tak perlu banyak berkata-kata menjelaskan ke mereka siapa itu Dante. Cukup kau berikan isyarat dan sinyal saja ke mereka dengan kedatangan kalian berdua menemui Gio." Demikian saran dari Tuan Raja Zardakh pada anak dan dua menantunya.      

Saran itu disambut baik oleh Dante dan Giorge. Andrea mau tak mau ikut setuju karena ini juga penting. Dia tak mungkin menyembunyikan Dante dari khalayak. Semua berhak tau mengenai hubungan dia dan Dante.      

Tak ada gunanya menutupi ini lebih lama. Andrea tak mau Dante terkesan seperti suami gelap. Mereka berdua sama statusnya untuk Sang Cambion.      

Dan siang ini adalah saat yang tepat. Mumpung Ivy pulang sore, maka tak ada salahnya Andrea dan Dante menjenguk Giorge di kantornya sambil membawakan makan siang. Itu pun Dante yang menyiapkan sendiri semuanya. Andrea hanya menyediakan minumannya dari kafenya.      

"A-Andrea-sama!" Rioko, asisten utama Andrea segera berdiri dari duduknya yang ada di depan pintu ruangan Giorge. Ia membungkuk hormat pada mantan atasannya.      

"Sudah, sudah, tak perlu seformil itu, Rioko-san. Aku hanya kemari dengan suami pertamaku untuk membawakan makan siang ke Giorge. Apa dia ada di ruangannya?"      

"Haik! Ada, Andrea-sama! Silahkan saja langsung masuk." Rioko lekas mempersilahkan mantan atasannya untuk masuk ke ruangan CEO.      

Dulu, jaman Andrea memegang kekuasaan kantor ini, ia dipanggil Presdir. Namun, Giorge lebih suka disebut CEO. Itu sama saja. Dirut, Presdir, CEO, MD (Managing Director), ED (Executive Director), CE (Chief Executive)... semuanya sama hanya beda penyebutan.      

Meski Giorge lahir di Eropa, namun dia banyak di Amerika, maka dia lebih suka disebut CEO ketimbang MD atau ED.      

Setelah Andrea masuk ke ruangan Tuan Vampir, segera saja para karyawan yang berada di lantai tersebut saling kasak-kusuk bergosip. Mereka berkumpul di meja pribadi Rioko untuk menggosip.      

"Benarkah itu suami pertama Andrea-sama?"      

"Rioko, tak bisakah kau mencari tau mengenai itu?"     

"Tunggu dulu kalian ini, kenapa harus aku yang cari tau?" Rioko mengeluh sambil pandang satu demi satu rekan-rekan yang mengerubunginya.      

"Kau kan asisten mereka, Andrea-sama dan juga Giorge-sama. Harusnya kau paling tau ada apa dengan mereka, ya kan?"     

"Hei, aku bukan tukang kuntit seperti kalian, ya ampun!" Rioko tak berdaya.      

"Sebentar, kalau itu dikatakan sebagai suami dari Andrea-sama, lalu... bagaimana dengan Tuan Giorge?"      

"Apakah Andrea-sama dan Tuan Giorge bercerai?"     

"Heh, mana ada orang bercerai dan mengajak suami barunya mendatangi mantan suami? Yang benar saja!"     

"Yah, siapa tau mereka masih saling kompak dan berpikiran terbuka. Apalagi sudah ada anak, mana bisa melupakan mantan begitu saja?"      

"Tapi... tadi Andrea-sama berkata pria itu... pria jangkung gagah itu... suami pertamanya..." Rioko lamat-lamat mengucapkannya.      

Semua rekan kerja di sekeliling Rioko langsung membelalakkan mata berbarengan dengan mulut ternganga dan berucap, "NANI?!"      

"Hei! Kalian jangan keras-keras! Bagaimana kalau Andrea- sama mendengar dari dalam sana? Duh, kalian ini..."     

"Rioko! Rioko! Benarkah Andrea-sama mengatakan si ganteng jangkung itu suami pertama? Lalu kalau begitu... Tuan Giorge..."     

"Suami kedua????" Mereka saling pandang dalam heran dan takjub.      

"Andrea-sama hebat! Dia bersuami dua! Astaga! Alangkah beruntungnya..."     

Rioko cuma bisa tersenyum canggung mendengar celotehan rekan kerjanya yang makin liar saja membicarakan Andrea bersuami dua.      

Sedangkan orang yang sedang dibicarakan beramai-ramai, malah sedang asik makan bersama dengan kedua suaminya di ruangan tersebut.      

Usai makan siang di ruangan Tuan Vampir, Andrea membenahi alat makan dan bersiap membuang ini dan itu, tapi Giorge mencegahnya dan menyuruh Andrea menaruh saja di sudut meja ruangan agar nanti dibuang oleh karyawan.      

"Rea, sudah lama kita tidak menikmati keintiman di kantor..." bisik Giorge pada istrinya sambil menarik tubuh Putri Cambion dalam rengkuhannya.      

Dante mendekat. "Wah... kalian sering melakukan di kantor?" Meski kalimatnya seperti cemburu, nyatanya Tuan Nephilim merasa biasa saja. Hanya pertanyaan standar, ingin tau.      

Tuan Vampir mengangguk.      

"Bagaimana kalau kita mencoba di sini?" Dante menyeringai singkat dengan pandangan berkilat dan ikut memeluk Andrea.      

"Tu-tunggu kalian! Nghh... kalian..." Andrea kelimpungan dikepung dua pria dari depan dan belakang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.