Devil's Fruit (21+)

Para Cosplayer



Para Cosplayer

0Fruit 548: Para Cosplayer     
0

Jovano membagi-bagikan kardus berisi masing-masing kostum cosplay kepada orang-orang yang ditunjuk olehnya untuk memakai itu nanti di pesta.      

"Untuk Uncle Kenz, aku memang tidak memilihkan kostum. Tapi, bisakah Uncle nanti menyulap diri Uncle dengan dandanan demon yang tampan?" Jovano menatap sang Panglima Incubus tak jauh darinya.      

"Ohh, itu hal yang sangat mudah, Tuan Muda Jo. Lihat saja nanti, Uncle takkan kalah tampan dari ayah-ayahmu, ha ha…" Kenzo menjawab dengan kerlingan mata ke Jovano.      

"Good, Uncle! Aku nantikan kejutan itu dari Uncle nanti sore." Sang putra sulung dari Andrea mengangguk senang. Kemudian dia menghubungi seseorang.      

Dalam hitungan sekian detik, dua gadis muda dan ibunya muncul di ruang tengah mansion itu.      

"Udah datang?" Vargana maju menghampiri sepupunya, Jovano.      

Si sepupu mengangguk dan berkata, "Ini kostum kamu, dan ini untuk Voindra." Ia menyerahkan dua kardus tipis ke Vargana.      

"Punyaku! Punyaku seperti apa?" Voindra tak sabar dan ingin mengetahui isi kardus untuknya. Jovano mempersilahkan sepupu kecilnya membuka kardus itu dan kemudian Voindra berseru girang. "Wahahaaa! Ini cantik sekali! Mama, lihat! Aku nanti akan secantik ini!" Voindra mengacungkan gambar dari karakter anime yang akan dia cosplay-kan nantinya, Ranko Kanzaki dari anime Id@lmaster.      

Myren tersenyum melihat putri bungsunya berteriak senang. "Makasih yah, Jo. Pilihanmu memang luar biasa. Nah, Varga, dapat cosplay apa, dear?"      

Vargana membuka kardusnya dan mengacungkan gambar Forte dari Rage of Bahamut. "Keren, Ma! Ini kuat, loh! Lihat, deh! Kostumnya hitam kayak ksatria gini." Ia mengambil sepasang sayap hitam dan tanduk dari kardus itu pula. "Aku pasti bakalan keren, nih nanti! Thanks, Jo!"      

"Yo'i!" balas Jovano santai.      

Tak berapa lama, orang-orang mulai masuk ke kamar masing-masing. Myren dan kedua anaknya juga sudah pulang ke rumah mereka sendiri untuk bersiap-siap.      

Jovano meminta pada sang kakek untuk mendatangkan iblis perempuan yang akan mendandani mereka semua nantinya, sekaligus untuk memberikan sentuhan-sentuhan magis agar kostum bisa menyatu dengan sempurna pada mereka.      

Pesta dimulai jam 4 sore.      

Pada jam 3 ini, Jovano sudah selesai berdandan dengan kostumnya. Ia melangkah turun ke lantai bawah.      

Di ruang tengah, sudah ada Ivy yang berdandan cantik dengan kostum ala princess lolita berwarna merah.      

"Kak Jo..." Ivy berlari kecil dan menubruk Jovano sambil tersenyum senang. Kostum dia dan kakaknya tampak serasi, sama-sama pakaian ala bangsawan Inggris jaman dulu.      

"Gimana lensa kontak matanya? Pedih?" Jovano mangangkat dagu adiknya untuk memeriksa lensa kontak palsu yang dipakai sang adik. Karakter yang dibawakan Ivy memang memiliki heterochrome eyes. Satu berwarna merah dan satu berwarna kuning.      

"Aku tidak pakai itu, Kak." Ivy menggeleng. "Gatal."      

"Lalu?" Jovano mengelus wajah halus adiknya yang cantik dengan dandanan ala lolita.      

"Tadi kakak periasnya menyulap warna mataku dan katanya itu bisa bertahan sampai tengah malam," jelas Ivy polos.      

Jovano terbahak ringan. "Ha ha ha... jadi kayak Cinderella, yah Ivy-ku yang cantik."      

Ivy terkikik imut.      

Kemudian muncul Kenzo dan Shelly. Mereka sudah berdandan ala karakter anime.     

Shelly ber-cosplay Sailor Moon versi Princess Serenity yang mengenakan gaun putih panjang melambai tanpa bahu dan menonjolkan keindahan dadanya. Tak lupa dua cepol khasnya menempel menyatu dengan wig warna blonde cerah sepanjang betis. Ia terlihat sangat cantik dan elegan.     

Sang Panglima Incubus sudah menyulap dirinya menjadi pasangan Sailor Moon, yaitu Pangeran Endymion yang terasa pas dengan wajah tampan asia Kenzo, menyebabkan lelaki yang berpakaian ala ksatria lengkap dengan jubah di belakang tubuh sepanjang mata kaki dan membawa pedang besar di pinggangnya, tampil memukau dan gagah meski tanpa tanduk dan sayap.      

"Wah, kalian jadi couple beneran!" Jovano berseru, memuji Kenzo dan Shelly.     

Kemudian, Kiran yang berumur 1 tahun muncul di belakang Shelly, memakai pakaian princess berwarna putih dan rambutnya diubah Kenzo menjadi merah muda, lengkap dengan cepol runcing khasnya.     

"Ran juga ber-cosplay!" Jovano takjub. Bayi 1 tahun lebih itu tampak sangat imut tapi cantik.      

"Hi hi hi... dia aku jadikan Chibiusa, anaknya Sailor Moon versi kanak-kanak. Pantas, kan?" Shelly menatap lembut putri bungsunya yang kini sudah bisa berjalan. "Walo bajunya bukan baju ala Chibiusa, sih!"      

"Pantas, kok Aunty! Pantas!" Jovano lekas hampiri Kiran yang mengulum senyum malu-malu, lalu mengecup sayang pipi Kiran. "He he... enaknya punya kerabat yang bisa magis nih yah gini. Gak usah susah-susah pakai wig, tinggal sulap aja."      

"Kenapa Tuan Muda Jo tidak minta kami menyulap kalian saja daripada beli kostum cosplay yang mahal?" Kenzo masih bertanya-tanya mengenai itu. Ia merasa Jovano menyia-nyiakan uang jika dia dan yang lain bisa mengubah penampilan mereka sesuai dengan gambar yang diinginkan. Sama seperti tadi ketika sang istri memakai baju Princess Serenity,     

Kenzo hanya perlu browsing di internet untuk mencari karakter pasangannya, dan dia langsung menyulap dirinya ala Pangeran Endymion. Begitu pula untuk penampilan Kiran.      

Jovano menggeleng kecil. "Aku ingin baju-baju itu disimpan kalian dan dijadikan kenangan untuk kalian bahwa baju itu dipakai di ulang tahunku yang ke-10. He he... Tadinya aku sudah ingin memesan kostum cosplay pasangan karakter Aunty, tapi kupikir Uncle ingin tampil ala demon tampan."      

"Bukankah begini juga terlihat tampan, kan?" Kenzo tersenyum bangga pada dirinya.      

"Ha ha ha... tentu saja Uncle tampan! Uncle adalah Incubus! Mana mungkin tidak tampan?" Jovano tergelak.      

"Jo?" Andrea muncul di selasar lantai atas sambil pandangi anaknya yang ada di bawah. Jovano dan yang lainnya mengangkat kepala ke Andrea. "Ini serius Mama pake baju beginian?" Andrea menarik-narik bagian dada yang rendah agar tidak terlalu mengekspos duo bongkahan montok di sana.      

"Tenang saja, Mom. Itu sangat cocok untukmu. Kau cantik sekali berpakaian begitu. Tanduknya sudah menempel kuat, kan?" tanya Jovano dari bawah. Ia tersenyum senang melihat ibunya mirip Albedo yang seksi dari anime Overlord.      

"Udah, sih! Tadi ama periasnya dikasi jampi-jampi apalah Mama gak tau en nih tanduk beneran nempel banget susah lepas!" Andrea mencoba goyang-goyangkan tanduk putih yang melingkari setengah kepalanya, tapi tidak bisa digerakkan sama sekali, seolah menyatu dengan kepala sang Cambion.      

"Ha ha ha, paling-paling lepasnya nanti malam, Mom, kalau pesta sudah selesai. Percayalah!" Jovano terbahak.      

"Dandanan kamu kok gaya banget, Jo? Mirip bocah bangsawan kuno?" tanya Andrea ke anaknya sambil dia mulai menapaki anak tangga untuk turun ke bawah.      

"Ini aku sedang berperan jadi Ciel Phantomhive, Mom! Dia memang karakter anak bangsawan Inggris abad ke-18. Lihat, Mom, mataku diubah jadi biru terang oleh periasnya." Ia kedipkan mata kirinya yang memang berwarna seterang langit cerah.      

"Lalu, itu ngapain pake tutup mata di yang kanan?" Nyonya Cambion yang tidak begitu mengenal anime, terus bertanya.      

"Ciel memang begini di animenya, Mom. Lihat, nih!" Jovano mengangkat penutup mata kanannya dan muncullah mata dengan iris ungu bersinar yang membentuk seperti tanda bintang dan disekelilingnya terdapat uliran ungu terang memenuhi lingkaran iris mata.      

"Itu... itu apaan?!" Andrea sampai berseru kaget mata anaknya bisa bercahaya ungu begitu. "Apa... itu ditato? Lensa kontak? Astaga, Mama ampe bingung ama kalian para animers!"      

Jovano tertawa melihat kebingungan dari ibunya. "Mata Ciel memang begini yang kanan, Mom. Ini mata kontrak iblis dia. Mom harus nonton anime sesekali, lah!"      

"Huft, iya nanti deh kalo sempat." Andrea sudah mencapai lantai bawah dan bergabung dengan Kenzo, Shelly, Kiran, Jovano dan Ivy. "Putri Mama ini cantik sekali! Ranran juga! Uwuuuu... bebeb juga cantik aduhai! Seksiiii!"      

"Sayank..."     

"Rea..."      

Muncul dua pria di ujung anak tangga. Keduanya sudah selesai dirias.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.