Devil's Fruit (21+)

Bertandang ke Kota Tanpa Sinar Matahari



Bertandang ke Kota Tanpa Sinar Matahari

0Fruit 555: Bertandang ke Kota Tanpa Sinar Matahari     
0

Giorge tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya. Tangannya meremas ambang pintu dan kayu itu seketika hancur karena remasan Tuan Vampir. "Mereka datang! Sialan!"      

"Mereka siapa?" Andrea masih bingung. "Gio! Jawab! Mereka siapa?!" Nyonya Cambion menarik bahu lebar suami keduanya agar Tuan Vampir menghadap ke arahnya. "Ngomong ma aku, siapa mereka yang kamu maksud?!"      

"Para vampir..." Justru Jovano yang menyahut dengan suara lirih. Ia tertunduk dengan tangan terkepal erat.      

Andrea yang mendengar ucapan putra sulungnya, mendadak limbung dan pandangannya seketika kosong. Otaknya hampa, tak bisa berpikir apapun.      

Tepp!      

Dante segera menangkap tubuh istrinya sebelum Andrea benar-benar mencapai lantai karena pingsan.      

"Aku harus menemui mereka!" Giorge meraung dan bergegas.      

Namun, Kenzo menahan Tuan Vampir. "Jangan gegabah dulu, Tuan Muda Kedua. Ini bukan masalah remeh. Kita harus beritahu Baginda Raja dulu."      

Giorge sudah akan menolak ucapan Kenzo, tapi sang Panglima Incubus berikan tatapan tajam yang menyiratkan agar dia tidak bertindak gegabah. Ia pun surut.      

Kenzo lekas menghubungi King Zardakh melalui telepati.      

Sang Raja Klan Orbth pun hadir segera setelah mendapatkan telepati dari panglimanya. "Benarkah Ivy diculik para vampir?" Ia sudah muncul secara mendadak di ruangan itu.      

Kenzo mengangguk dan Giorge tampak syok, duduk di tepi ranjang putrinya. Semua orang tampak syok dan sedih. Shelly menangis di dada suaminya. Sedangkan Dante masih memeluk Andrea yang pingsan.      

"Dante, istirahatkan dulu Andrea di kamarnya. Lalu, kita bisa bicara di bawah." King Zardakh memberikan titah. Ia menatap tajam Giorge. "Gio, jangan berbuat apapun dulu. Kau mengerti?"      

Pria Vampir itu menatap ayah mertuanya dan mengangguk lemah. Separuh jiwanya bagai melayang membuat dia tak berdaya sama sekali saat ini ketika mengetahui putri tersayang dia diculik oleh para vampir di kediaman mereka tanpa mereka bisa mencegah. Giorge sangat menyalahkan dirinya yang tidak bisa lekas bertindak cepat begitu mengetahui aura energi yang dia rasakan tadi.      

Setelah Andrea dibaringkan di kamarnya, Dante menyusul turun ke lantai bawah untuk bergabung dengan para orang dewasa yang duduk di ruang tengah.      

"Aku harus lekas ke tempat mereka!" Giorge berseru tak sabar.      

"Bukankah aku sudah menyuruh kau untuk tidak berlaku gegabah, Gio?" King Zardakh melirik tegas ke salah satu menantunya.      

Zuupp! Zuupp!     

Muncul Myren bersama dengan Ronh di ruangan itu.      

"Ivy diculik?" Myren ikut bergabung di ruangan itu. "Aku baru dengar beritanya dari Kenz yang mengabari ke suamiku via telepati."      

Giorge mengangguk lesu.      

"Lalu, langkah apa yang akan kita ambil sekarang?" Myren menatap ayahnya. Ia yakin sang ayah pasti sudah memikirkan sebuah rencana.      

"Ayah, kau, dan Gio... akan mendatangi ke tempat orang tua Gio. Pasti Ivy disembunyikan di sebuah tempat, dan siapa tau orang tua Gio mengetahui tempat itu." King Zardakh berkata ke putrinya yang merupakan Jenderal kebanggaan dia.      

"Andrea tidak diajak?" tanya Myren.      

"Dia terlalu emosional orangnya. Ayah tidak ingin dia malah mengacau nanti. Lebih baik dia di sini saja. Dante dan Kenz, kalian menjaga semua orang yang di sini. Ronh, aku harap kau lekas membantu seandainya Kenz membutuhkan bantuanmu."      

"Siap, Raja!"     

"Siap, Baginda!"      

Ronh dan Kenz menjawab hampir bersamaan.      

Dante mengangguk ke ayah mertuanya. Dia pernah berada di posisi Giorge, dimana Jovano nyaris diculik oleh Ruenn dan dibawa ke istana Nephilim di Antediluvian dulunya sewaktu Jovano masih bayi dan terjadi pecah perang antara iblis melawan gabungan pasukan Angels dan Nephilim.      

Namun, saat itu yang diculik adalah Andrea. Itu karena Ruenn tidak berhasil merebut Jovano dari gendongan Shelly dan dia terlalu terburu-buru, lekas menyambar Andrea untuk diserahkan ke kuasa Ratu Voira yang jahat dan cemburu pada Andrea.     

Saat itu karena gegabah, Dante bersedia menjadi sarana pertukaran agar Andrea dibebaskan dan sebagai gantinya, dia yang disekap di istana Ratu Voira, hendak dijadikan budak seks oleh sang ratu yang gelap mata.      

Maka, atas petunjuk dari Tuan Vampir... King Zardakh dan Myren mengikuti Giorge menuju ke pusat habitat para Vampir di Rjukan, sebuah kota unik yang ada di kaki gunung Gaustatoppen di Norwegia.      

Rjukan dipilih menjadi pusat habitat para vampir karena di sana tidak pernah terjadi adanya siang hari, alias hanya ada suasana bagai malam hari sepanjang masa dikarenakan lereng pegunungan yang ada di wilayah kota tersebut sangat curam sehingga menghalangi pancaran sinar matahari yang datang.      

Meskipun ras vampir sekarang sudah berevolusi banyak dan tidak lagi takut akan sinar matahari, namun mereka tetap saja lebih menyukai suasana temaram ketimbang terik siang seperti di daerah katulistiwa.      

Giorge pun semenjak tinggal di Jepang, sudah tidak sepucat ketika dia masih di Norwegia. Dan mereka tidak memiliki masalah dengan yang namanya bawang putih. Musuh mereka hanyalah sesuatu yang menembus jantung mereka yang sebenarnya tidak berdetak.      

Para vampir juga akan lemah jika kepala mereka dipenggal dan dibakar. Jika hanya dipenggal, masih bisa disatukan selama tidak dihancurkan.      

Maka dari itu, ras vampir jaman modern ini terlihat lebih kuat dan lebih berkembang biak. Banyak yang menggunakan manusia sebagai sarana memperbanyak ras dan melahirkan makhluk yang disebut sebagai Dhampir. Mengenai itu, nanti saja dibahas.      

Setiba di Rjukan, Giorge langsung mendatangi mansion milik orang tuanya.      

Olivo dan Karin menyambut mereka begitu kedua pasangan vampir itu merasakan aura anak lelaki mereka.      

"Mom, tolong antar aku ke tempat para tetua vampir! Aku harus menyelamatkan Ivy!" Giorge langsung memohon penuh harap ke ibunya yang berdarah Jepang.      

Karin, sang ibu menampilkan wajah tak berdaya. Ia hanya bisa menahan tangis dan membelai pipi putranya. Lalu menggeleng lemah.      

Giorge ganti menoleh ke ayahnya. "Dad?"      

Olivo sang ayah hanya mendesah dan menghindari tatapan mata putranya.      

"Tuan Ferruchi," sapa King Zardakh pada Olivo. "Apakah Tuan dan Nyonya rela jika cucu kalian celaka? Lihatlah putra kalian, Gio. Dia sangat menyayangi Ivy. Dia tak mungkin membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Ivy. Apakah kalian tidak ingin membantunya?"      

Suara King Zardakh terdengar tegas dan kokoh meski tidak menggelegar. Namun bisa dirasakan bahwa Baginda Raja Klan Orbth itu sedang menahan diri sangat banyak. Jikalau bisa, King Zardakh mampu memporak-porandakan kota ini, menjungkir balikkan semua yang di sini. Tetapi... itu terlalu gegabah.      

"Tuan Raja, bukannya kami tidak menyayangi cucu kami." Olivo Ferruchi memulai bicara setelah beberapa saat terdiam dengan wajah tak berdaya. "Tentu saja kami pun ingin cucu kami tersayang selalu sehat dan baik-baik saja. Tapi..."      

"Para tetua mengancam kami, hiks!" Nyonya Ferruchi, Hagimori Karin ikut menyahut, melanjutkan ucapan suaminya. Ia menatap sang putra, memohon pengertian Giorge. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa, Nak... hiks! Mama dan Papa ditekan sedemikian rupa agar tidak ikut campur dalam urusan mereka."      

"Tapi Ivy cucu kalian!" seru Giorge tak sabar. "Atau kalian tidak pernah menempatkan Ivy di mata dan hati kalian?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.