Devil's Fruit (21+)

Akan Kulakukan Apapun Demi Menyelamatkan Anakku!



Akan Kulakukan Apapun Demi Menyelamatkan Anakku!

0Fruit 558: Akan Kulakukan Apapun Demi Menyelamatkan Anakku!     
0

King Zardakh sudah memutuskan. Mereka bertiga akan pulang dulu untuk mengatur strategi lainnya. Dia bersyukur karena cucunya tidak langsung dieksekusi hari ini juga.      

Dua bulan, mereka masih bisa memiliki waktu dua bulan untuk menyusun rencana. Untung saja informasi akurat sudah diketahui dari Olivo dan Karin melalui mata-mata mereka.      

Kini Giorge sudah bisa tenang. Dia tidak bisa lagi menyalahkan orang tuanya yang dianggap tidak mau bergerak menolong Ivy. Bukan mereka tidak mau, tapi tindakan itu justru bisa mencelakai Ivy lebih buruk.      

Mereka pun berpamitan dengan Olivo dan Karin dan pergi menggunakan portal ruang yang dibuat King Zardakh.      

"Sekarang, kita harus mencari cara agar bisa menyampaikan ini ke Andrea tanpa membuat dia histeris." King Zardakh menghela napas.      

"Itu mustahil." Myren menggeleng pesimis.      

.     

.     

Benar saja, ketika kabar itu disampaikan ke Andrea yang sudah siuman, sang Cambion melolong dan tenggelam dalam tangis.      

Giorge hanya bisa memeluk istrinya sembari menemani Andrea meratap sedih. Andrea terus menyuarakan nama Ivy dalam pilunya.      

Semua orang di mansion sedih dan berduka. Mereka tidak menyangka nasib Ivy akan seburuk itu.      

"Ayo, kita tidak boleh terpuruk begini terus tanpa memikirkan solusi apapun." King Zardakh berucap. Ia juga tak tahan melihat putrinya menangis begitu.      

"Aku mo nolong Ivy! Aku mo nolong Ivy, Gio! Bawa aku ke sana..." ratap Andrea penuh pandangan memohon ke suami keduanya.      

Giorge menggeleng lemah. "Tidak bisa, Rea. Tidak mungkin. Karena Ivy sekarang sedang diekstraksi. Kalau ada yang mengganggu jalannya ekstraksi, maka nyawanya akan dalam bahaya."      

"Sepertinya para tetua juga tidak menginginkan adanya gangguan disaat momen ekstraksi begitu karena pasti akan berakibat buruk ke mereka juga." Myren berpikir dan menganalisis.      

"Sepertinya begitu," lanjut King Zardakh. "Rupanya untuk melenyapkan bocah Nevimbi harus melalui banyak ritual dan mempertaruhkan nyawa mereka pula dalam proses itu."      

"Lalu kita harus gimana? Masa sih kita cuma diem aja gak ngapa-ngapain untuk nolong Ivy?" lolong Andrea dengan wajah basah kuyub akan air mata.      

"Andrea, kami tidak menganggur saja! Kami juga sedih dan pasti akan memikirkan cara terbaik tanpa gegabah!" Myren menegur adiknya yang tidak sabaran.      

"Orang tua Gio mengatakan bahwa akan ada selang satu hari sebelum eksekusi setelah pengekstrakan. Kau ingat itu, kan Myren?" tanya King Zardakh ke putrinya.      

Myren mengangguk. "Ya, benar. Dan jika memang begitu, maka kesempatan kita hanya pada hari itu."      

Gantian King Zardakh yang mengangguk. "Kau memang jenderalku yang pintar, cepat menangkap apa mauku."      

"Apakah kita akan menunggu dulu selama dua bulan ini?" tanya Dante. Dia juga ikut sedih akan kejadian yang menimpa Ivy. Padahal dia sudah mulai bisa mendekati bocah itu melalui makanan dan cemilan akhir-akhir ini.      

"Aku harus mempersiapkan pasukan tangguh untuk berangkat ke Kutub Selatan. Medan di sana sangat tidak ramah untuk para iblis. Terlalu dingin bagi kami yang berlemen api." King Zardakh mengelus dagunya yang tidak ada jenggot.      

"Aku akan mulai persiapkan pasukan itu." Myren lekas menyahut.      

"Ayah akan buatkan sebuah alam yang menyerupai Kutub Selatan untuk melatih pasukanmu, Myren. Kau sanggup?" Tuan Raja menatap putri kebanggaannya.      

Myren mengangguk mantap. "Tentu saja! Buat saja alam itu dan aku akan kirim mereka semua ke sana."      

"Aku ikut!" Tiba-tiba saja Jovano bangkit dari duduknya dan menatap sang kakek dengan tatapan tegas.      

"Jo?" Semua orang terkejut dengan ucapan lugas Jovano.      

"Ivy adalah adikku. Mana mungkin aku diam saja ketika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Maka, aku akan ikut dalam pelatihan untuk menyelamatkan Ivy!" Nada bicara Jovano begitu mantap dan serius.      

"Tapi... kamu masih-"      

"Mom, untuk apa aku selama ini susah payah belajar berbagai martial arts? Bukankah Mom tau kalau aku berlatih itu dengan tujuan untuk melindungi adik-adikku? Dan sekarang, aku harus menggunakan apa yang sudah aku pelajari selama ini!" Jovano menatap manik mata ibunya yang ingin mencegah dirinya ikut pelatihan di alam ciptaan King Zardakh nantinya.      

"Aku juga harus ikut." Dante turut bersuara. "Ivy juga termasuk anakku, maka sudah kewajiban aku pula untuk menyelamatkan dia."      

Giorge menatap Dante bersama dengan senyum penuh rasa terima kasih. Kemudian dia menoleh ke istri yang ada dalam dekapannya. "Rea, kau mau ikut?"      

Andrea membalas tatapan suami keduanya. "Apapun akan aku lakukan untuk bisa ikut bertarung menyelamatkan anakku, meski aku tidak memiliki kekuatan apapun, aku akan bertarung sekuat tenaga!"      

Tuan Vampir memulas pipi basah Andrea sisa air mata sang istri. Ia tersenyum penuh syukur memiliki istri yang pemberani.      

"Andrea, kau serius dengan apa yang kau ucapkan?" tanya King Zardakh.      

"Tentu saja!" Andrea mengangguk tegas.      

"Kau akan melakukan apapun demi bisa menyelamatkan Ivy?" King Zardakh ingin memastikan.      

"Itu sudah pasti! Tak perlu diragukan lagi!" Andrea ternyata sudah mantap akan apa yang dia ucapkan. Meskipun Ivy sering mengabaikan dia, meskipun sang putri bungsu kerap tidak patuh padanya, namun... seorang ibu tetaplah seorang ibu.      

"Baiklah, kau sudah berjanji sendiri akan melakukan apapun juga untuk Ivy... termasuk memiliki lagi darah iblis..."      

"Tentu saja aku akan—tunggu! Apa tadi, Beh?" Andrea lekas hentikan ucapannya karena merasa ada yang aneh dari kalimat sang ayah.      

King Zardakh menyeringai. "Kalau kau bersungguh-sungguh ingin menolong putrimu, maka Ayah akan berikan semua kekuatanmu yang dulu pernah kau miliki."      

"Gi-gimana itu bisa... ehh? Emangnya bisa?" Andrea tercengang. Ayahnya bisa mengembalikan kekuatannya? "Bukannya itu—gimana bisa, woi?!" Ia sampai bingung menyusun kalimatnya karena saking kagetnya.      

Seketika saja bayangan di benak Andrea segera memuat semua jenis kekuatan yang pernah dia miliki sebelumnya.      

Mossa, kekuatan telekinetik, yang bisa menggerakkan berbagai benda, bahkan bisa mengangkat tubuh Andrea sendiri jika Andrea tidak bisa melayang.      

Lalu, Razum... pengendali pikiran yang bisa dengan mudah mengendalikan pikiran lawan yang lemah.      

Juga ada Api Cero yang sangat dahsyat panasnya yang melebihi api milik iblis pada umumnya. Belum lagi Lovre, gabungan dari elemen kekuatan dia dan Dante yang tercipta ketika dia hamil Jovano.      

Kemudian, ada juga Sniffer, dimana dia bisa melacak hawa dan aura seseorang dalam jarak ribuan kilometer jika dia sudah bisa menguasai sampai tahap puncak.      

Jangan lupakan Lectorem sebagai pembaca kekuatan lawan, dan juga Thousand Dreams yang bisa menciptakan ilusi dan menyerang lawan di medan ilusi buatan dia sehingga lawan akan bingung.      

Dan itu baru kekuatan yang dia dapatkan setelah menempa diri di alam milik Pangeran Djanh. Jika dia mengeluarkan kekuatan garis darahnya, itu sangat mengerikan, karena Andrea bisa berubah bagai iblis sungguhan dan susah ditandingi meski oleh iblis tingkat tinggi sekalipun.     

Sang Raja Incubus terkekeh. "Ayah bisa kembalikan darah iblismu seperti semula, Andrea."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.