Devil's Fruit (21+)

Semua Telah Kembali



Semua Telah Kembali

Fruit 560: Semua Telah Kembali     

"Ibu... kamu..." Andrea sampai kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menyuarakan apa yang ada di benaknya.      

Nivria mengangguk. "Ibu akan membuka segel kekuatan kamu, sayank. Sebenarnya Ibu memang sudah tau bahwa mantra yang Ibu dapatkan dari buku kuno itu untuk menyegel darah iblis beserta kekuatannya. Ibu sengaja pilih itu karena Ibu yakin suatu hari kau akan menyesali hilangnya kekuatanmu dan ingin itu kembali. Dan perkiraan Ibu tidak meleset, bukan?"      

Andrea menampilkan wajah penuh terima kasih. Ia memeluk erat ibunya sembari berkata, "Ibu... Ibu memang paling tau aku... Ibu adalah yang paling hebat..."      

Nivria menepuk-nepuk punggung putrinya. "Kau ini mirip dengan Ibu, hi hi hi... keras kepala dan kadang bertindak impulsif secara emosional, lalu menyesalinya."      

"Ibu, apa Ibu juga... bertindak emosional dengan memberikan mantra itu padaku dulunya? Apa Ibu... menyesal melakukan itu karena... kita jadi terpisah, bahkan Ibu juga terpisah dari Babeh. Ibu cinta banget ama Babeh, ya kan?" Andrea longgarkan pelukannya untuk menatap manik mata sang ibu.      

Nivria terkikik dan pipinya merona. "Rasanya dusta sekali kalo Ibu bilang nggak cinta ayahmu, ya kan?"      

Andrea terkekeh dan mengangguk. "Banget, Bu. Dan aku gak bakalan percaya." Ia julurkan lidahnya secara lucu.      

Nivria mencubit hidung putrinya. "Ayo, sekarang Ibu akan memulai membuka segel dan kau bisa kembali mendapatkan kekuatan kamu seperti dulu."      

Putri Cambion mengangguk, hatinya berdebar-debar kencang membayangkan dia akan memiliki lagi semua kekuatan dia seperti dulu.      

Nivria membantu Andrea rebah di rerumputan. Ketika dia menatap jiwa anaknya, dia melihat sebuah sosok merah di sana, berkobar bagai api abadi. Kening Nivria berkerut sejenak lalu kembali normal dan tersenyum pada sosok itu.     

"Bu..."     

"Ya, Nak?"     

"Babeh kangen banget ma Ibu. Dia nitip salam, he he..."      

Nivria tersenyum. "Sampaikan salam balik untuk ayahmu, yah! Oke, Ibu akan mulai sekarang. Tahan, Nak..." Kemudian, mulut Nivria mulai melantunkan sebuah mantra mnemonic yang memakai bahasa latin kuno bercampur dengan bahasa kaum iblis.      

Ketika mantra itu mulai diucapkan oleh Nivria, tubuh Andrea mulai bergetar, kian lama kian hebat.      

Dua tangan Nivria terulur di atas tubuh Andrea tanpa menyentuh putrinya. Bahkan ketika tubuh Andrea mulai melayang disertai cahaya putih terang yang muncul dari dalam tubuh sang Cambion, Nivria terus melantunkan mantra itu tanpa henti.      

"Arrghhh! Aaaarrghhhh!!!"      

Di dunia nyata, tubuh Andrea juga bergerak gelisah. Dante dan Giorge lekas memegangi tubuh istri mereka yang bergetar kuat dan nyaris jatuh ke lantai.      

"Tahan terus! Jangan sampai dia jatuh!" seru King Zardakh pada dua menantunya.      

Dante dan Giorge berusaha sekuat tenaga untuk menahan tubuh Andrea agar tenang dan tetap rebah di sofa.      

Andrea meraung sama kerasnya seperti di ruang jiwa dia.      

Nivria terus melantunkan mantranya tanpa terpengaruh raungan putrinya.      

Dada Andrea membusung naik sambil matanya terbuka dan mengeluarkan cahaya terang tanpa dia sadari. "Aaarrghhh! Aaaarrrghhh!!!" Tubuhnya melayang di depan Nivria yang hanya memandanginya dan mulut terus mengucap mantra.      

Dalam hati sang ibunda, ia berharap Andrea bisa bertahan hingga akhir prosesi. Ia terus berjuang membuka segel kekuatan Andrea, sekaligus mengalirkan kembali darah iblis sang Cambion agar kekuatan itu bisa lebih saling menopang tanpa melemahkan.      

Jika Andrea tidak diberikan darah iblis, maka dia takkan sanggup menanggung semua kekuatan yang ia punyai. Tubuhnya takkan bisa bertahan lama. Maka dari itu, memang yang terbaik adalah mengembalikan darah iblis Andrea, agar sang Cambion tetap bisa memiliki garis darah kuat seperti sebelumnya.      

Setelah berkali-kali Andrea meraung keras sembari tubuhnya bergolak hebat, kemudian ada selubung kabut hitam yang membungkus tubuh Andrea di depan Nivria, dan juga di alam nyata.      

Selubung itu sangat pekat dan mengeluarkan hawa tirani yang kuat.      

King Zardakh yang berdiri di dekat Andrea pun merasakan bulu kuduknya meremang merasakan hawa kabut hitam putrinya. Ia tersenyum tak berdaya menatap fenomena itu.      

Sedangkan Dante dan Giorge yang berjuang memegangi tubuh Andrea juga merasakan rasa takut yang tak masuk akal ketika kabut hitam itu muncul. Keduanya saling berpandangan.      

Meski Dante sudah pernah mengetahui kekuatan asli dari Andrea ketika wanita itu mengeluarkan kekuatan garis darahnya, tapi tetap saja dia merasa ada hal mengerikan dari kabut itu dan takut pun terselip di sanubarinya.      

"Aura yang mirip seperti Kaisar Iblis." Myren tak bisa menahan desahannya ketika melihat kabut hitam dari tubuh adiknya.      

"Kaisar Iblis?" Dante dan Giorge nyaris berbarengan bertanya.      

"Baginda Kaisar Lucifer dan 6 Iblis Agung lainnya." Kenzo menyahut.      

Dante dan Giorge langsung paham yang dimaksud Kaisar Iblis. Itu adalah Lucifer, Asmodeus, Satan, Mammon, Belphegor, Leviathan, dan Beelzebub.      

"AAARRGHHH!" Andrea meraung sangat keras disertai dengan munculnya urat-urat hitam di sekujur tubuhnya dan kabut hitam itu berputar di atas tubuhnya, membumbung tinggi ke langit-langit dan mengikis plafon ruang tengah tersebut.      

Debu dan serpihan plafon mulai beterbangan, angin kencang menderu di ruang itu.      

Kenzo segera melindungi istrinya dan anak sulungnya menggunakan selubung khusus. Si bayi masih ada di kamarnya.      

King Zardakh lekas lindungi Jovano menggunakan kekuatannya.      

Dante dan Giorge nyaris terpental oleh kekuatan garis darah Andrea yang hanya berupa kabut saja. Bayangkan jika Andrea mengeluarkan semuanya, bisa luluh lantak mansion ini.      

"Tahan dia, Dante!" teriak Giorge sambil kerahkan tenaga sekuat yang dia mampu.      

"Aku tau!" seru Dante sambil kembali maju untuk memegangi erat bahu Andrea.      

Mereka harus berjuang agar Andrea tetap dalam posisi rebah.      

Di ruang jiwa Andrea, Nivria masih mengucapkan mantra untuk terakhir kali. Di depannya, tubuh Andrea mengejang dan juga muncul kabut hitam dan cahaya terang dari mata yang terbuka.      

Setelah semua mantra diucapkan oleh Nivria, perlahan-lahan tubuh Andrea mulai tenang dan cahaya serta kabut hitam berangsur-angsur lenyap dan tubuh itu kembali rebah di rumput.      

Nivria sampai berpeluh hebat dan wajahnya semakin pucat. Ia terengah-engah dan menyeka keringat di dahinya. "Luar biasa. Kau benar-benar luar biasa, Nak..." Tubuh sang ibu mulai lunglai.      

Andrea mulai sadar dan membuka matanya. Ia melihat Nivria yang terduduk lemas dan berpeluh. "Bu...?" Ia bangkit dan menggapai ibunya. "Ibu nggak apa-apa?"      

Istri kesayangan King Zardakh ulaskan senyum lembut dan menggeleng. "Ibu gak apa-apa, kok sayank. Nah, tugas Ibu sudah selesai sekarang. Ibu bisa tenang."     

Mata Andrea berkaca-kaca. "Bu, jangan pergi. Yah!"      

"Nggak bisa, Nak. Ini sudah takdir Ibu. Nah, setelah Ibu pergi, jaga dirimu baik-baik, jaga keluargamu, dan jangan terus menentang ayahmu supaya dia tidak cepat beruban. Hi hi..."      

"Tsk! Biar aja dia ubanan lalu jelek biar gak bisa tebar pesona lagi!" rutuk Andrea untuk ayahnya. Nivria terkikik geli.      

"Salam untuk mereka semua, yah! Terutama untuk cucu-cucu Ibu. Titip salam kecup sayang untuk mereka..." Berangsur-angsur imaji dari Nivria mulai menipis dan kemudian menghilang. Bersamaan dengan itu, kesadaran Andrea dilempar kembali ke dunia nyata.      

Ia terbangun dan menyaksikan ruang tengah yang kacau balau bagai diterjang angin puyuh.      

Dante dan Giorge segera memeluk Andrea bersama-sama, penuh akan rasa lega karena Andrea berhasil melalui ini.      

"Ini..." Andrea bingung melihat kondisi mansionnya.      

"Ulahmu, Dik..." tutur Myren sambil tersenyum menggoda.      

"Shit! Musti keluar duit deh untuk renovasi!" Andrea mengutuk. Tiba-tiba, dia merasa dirinya dipenuhi oleh tenaga besar.      

Detik berikutnya, Andrea lambaikan tangan kanannya dan meja besar di ruangan itu pun langsung terbang dan menghantam anak tangga. "Double shit! Duit lagi, dah!"      

Semua terbahak melihat Andrea masih saja meributkan mengenai uang di saat seperti ini.      

Kemudian, King Zardakh maju mendekat ke anak Cambionnya dan menyerahkan beberapa benda yang dimunculkan di tangannya.      

Mata Andrea membulat sebulat-bulatnya menyaksikan apa yang disodorkan oleh sang ayah. Ia jelas mengenali benda-benda itu.      

Ikat pinggang Cosmo, Cincin RingGo, Kalung Jiwa, Anting Linux, Armband kulit yang bisa mengeluarkan Perisai Scudo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.