Devil's Fruit (21+)

Ready, Steady, Go!



Ready, Steady, Go!

0Fruit 489: Ready, Steady, Go!     
0

"Ini kan fakta, honey. Apalagi liangmu masih saja sempit meski sudah kumasuki berkali-kali sebelumnya. Apakah... kau punya trik khusus untuk membuatnya sempit dan menggigit begini? Apakah kau... jarang bercinta dengan mantan suamimu dulu?"     

Andrea kepalkan tangan kanannya. "Kau mau kutinju atau kubunuh?" geramnya.     

Giorge segera tersadar ucapannya bisa dikategorikan hal tabu. Membicarakan mantan memang seharusnya dia hindari. Astaga, ceroboh sekali kau, Tuan Kampret. "Ah! Maaf, sayank. Maafkan aku yang ngawur ini."      

Padahal orang-orang terdekat Andrea pun sudah mewanti-wanti pada Giorge untuk tidak lagi menyebut mengenai Dante atau Andrea bisa kembali muram dan sedih.      

Dan sebagai kompensasi atas kesalahannya, Giorge memberikan permainan yang lembut dan intens memanjakan Andrea hingga sang Cambion mulai kembali terhanyut dan menyerah pada berahi.     

Giorge melayani libido istrinya hingga malam menjelang. Andrea menolak makan malam karena ingin lelap. Dibujuk seperti apapun tak membuat Andrea mau membuka matanya usai ia orgasme kelima kalinya.     

Tuan vampir mengalah. Ia pun mengatakan pada pelayan untuk menunda makan malam dan menyuruh mereka tetap menunggu sampai tengah malam, siapa tau Andrea terbangun jam itu.     

Perkiraan Giorge tepat. Andrea membuka mata jam 1 dini hari waktu setempat. Giorge sebagai makhluk nokturnal dan nyaris tak pernah tidur, langsung menyambut istrinya. "Makan, yuk? Aku gendong ke bawah atau kuantarkan makanan ke sini?"     

"Ummhh..." Andrea masih agak malas-malasan. "Sini aja."     

Giorge mengangguk dan turun ke bawah untuk mengatakan pada chef agar membuatkan makan malam bagi 2 orang yang diantarkan ke kamar. Kemudian ia kembali ke kamar.     

"Rea, mau mandi atau bersih-bersih? Aku bantu."     

Andrea menggeleng. "Emoh. Lemes, anjiirrr!"     

"Oh, oke." Giorge tidak memaksa.      

"Ya kan gegara elu, kampret sialan!" rutuk Andrea bernada kesal meski hatinya tidak menjerit demikian.     

Bukannya tersinggung, Giorge malah senyum simpatik. "Iya, iya, maaf yah membuat kamu puas dan terkapar berjam-jam."     

Andrea mendengus sebal sambil balikkan badan memunggungi Giorge sambil tenggelamkan tubuh di dalam selimut. Giorge terkekeh geli sekaligus gemas.     

Haruskah menambah ronde malam ini?     

Tak berapa lama, pintu diketuk. Giorge tau itu pelayan yang mengantarkan makan malam mereka. Ia lekas membukakan pintu dan mengambil alih troli makanan tanpa membolehkan pelayan masuk kamar. Posesif, Tuan?     

"Yuk makan, my love."     

-0-0-0-0-0-     

Momen honeymoon Andrea dan Giorge berlangsung manis dan intim. Kemesuman tuan vampir tak perlu diragukan.     

Wajar saja karena dia sudah mengincar Andrea selama ini. Mendapatkan yang didambakan tentu menambah kenikmatan libido bagi Giorge.     

Mereka banyak habiskan waktu di rumah pantai untuk bercinta. Jika tak bercinta, maka acara jalan-jalan sudah pasti diadakan.     

Andrea ingin menikmati liburannya seraya mencari oleh-oleh untuk teman dan keluarga yang menunggu di Roppongi.     

Kadang Andrea menelepon Jovano. Anaknya sedang berlibur ke Eropa bersama King Zardakh. "Jangan ajari anak gue jurus-jurus playboy elu, ye Kek!" tegas Andrea pada ayahnya yang ditanggapi tawa renyah King Zardakh. "Jangan juga wik wik wik kalo lagi ada anak gue. Paham, yak!"     

Andrea tak mau anaknya terkontaminasi kemesuman sang ayah. Ia ingin anaknya tumbuh menjadi pria elegan yang tidak suka mengumbar cinta pada siapapun. Setidaknya seperti... Dante, ayahnya. Eh, benar kan Dante tipe setia dan tak mengumbar sana-sini?     

Mungkin sebaiknya Andrea tak perlu tau masa lalu Dante yang lumayan 'liar'. Tapi dibandingkan dengan Revka dulunya, keliaran Dante masih terkalahkan.     

Ya sudah, tak usah bicarakan yang sudah tak ada. Kasian. Ingat yang baik-baik saja.     

Seminggu berlibur di rumah pantai mewah, Andrea memutuskan pulang. Selain kangen dengan Shelly dan Jovano, ia juga tak mau berlama-lama meninggalkan pekerjaannya.     

Selama perjalanan, Andrea memilih mendengarkan musik-musik rancak K-Pop.     

"You can't stop me loving myself! O-oouoo! O-ououoo.. o-oouuoo!" seru Andrea menirukan lirik lagu yang sedang diputar.     

Giorge melirik istrinya sebentar. "Kau sekarang suka musik Korea?" Senyum kecilnya muncul ketika melihat istrinya begitu bersemangat mengikuti irama lagu yang ceria dan meriah khas musik K-Pop.     

Andrea balas menoleh. Mengangguk sambil terus gerak-gerakkan kepala, riang mengikuti nada riang lagu itu. "Lagi demen." Ia menjawab singkat karena ingin kembali menyanyikan lagu meski tak begitu fasih dengan bahasa Korea. Tak apa, yang penting menikmati.     

"Apapun yang membuatmu nyaman, Rea sayank." Giorge mengelus sayang rambut atas istrinya menggunakan tangan terdekat Andrea.     

"Save me, save me... I need your love before I fall, fall..." Andrea masih mengikuti lirik lagu sesudah yang tadi selesai. Ia tak mengerti ucapan Korea, makanya hanya bisa ikuti ketika liriknya memakai bahasa Inggris.     

Hampir satu jam kemudian, Andrea mengganti dengan disc lain untuk dimasukkan ke player. Tak lama lagu Senbonzakura mengalun. Andrea bisa mengikuti karena memakai bahasa Jepang. "Senbonzakura yoru ni magire, kimi no koe mo todokanai yo, seiran no sora, haruka kanata, sono kousenjuu de uchinuite."     

Giorge tersenyum melihat Andrea mulai rileks bersama dia. Teringat bagaimana sengitnya Andrea beberapa bulan lalu pada dirinya. Ini sungguh kemajuan yang menyenangkan.     

Selesai dengan Senbonzakura, lagu Ifuudoudou ganti muncul. Lagu mesum yang menceritakan aktifitas bercinta disertai desah manja penyanyinya mengalun tanpa malu-malu. Andrea cuek saja. "Ahh~ ahh~ yubi kuwaeta gaman no naka, ahh~ ahh~ hosshiten no ga risou."     

Saat lagu Ready Steady Go milik L'arc-en-ciel muncul, mereka sudah memasuki Roppongi.     

Lagu yang disuarakan oleh Hyde belum selesai ketika mobil menjejak di carport mansion Andrea.     

"Ndreee!" Shelly sudah menyambut di teras depan. Kenzo menggendong Gavin di atas bahu. Jovano menghambur ke pelukan ibunya. Ia sudah mengabarkan kepulangan mereka sejak pagi sebelum keluar dari rumah pantai.     

"Gue bawa banyak oleh-oleh, nih!" seru Andrea.     

"Untuk aku pasti paling keren, ya kan Mom?" Jovano menatap penuh harap.     

"Tentu, dong. Anak Mommy, getoo!" Andrea gusak poni Jovano. "Gih yang cowok-cowok pada bawain masuk bawaan gue, gih!"     

Kenzo menurunkan Gavin dan segera mengambil koper dan banyak bungkusan lainnya dibarengi Giorge dan juga Jovano yang ingin membantu.     

Shelly memeluk sahabatnya. "Anen..."     

"Iye, sama, Beb. Kapan-kapan kita liburan bareng-bareng ke sono, yak! Di sana tempatnya keren anjiirrr pokoknya." Andrea balas pelukan Shelly.     

"Aiihh, jadi gak sabar." Shelly merengek manja yang langsung direspon acakan pada poni rambutnya oleh Andrea.     

"Kafe baek-baek aja?"     

"Iya, dong! Kan ada Shelly plus Kenzo."     

"Haha, bagus! Yok masuk! Biarin para cowok sibuk angkutin bawaan."     

Lagu L'arc-en-ciel belum sepenuhnya usai ketika Andrea melangkah ke dalam mansion diiringi Shelly.     

Ready steady can't hold me back!     

Ready steady give me good luck!     

Ready steady never look back!     

Let's get started ready steady go!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.