Devil's Fruit (21+)

Final Destination



Final Destination

0Fruit 331: Final Destination     
0

Lagi-lagi perjalanan mereka dihadang segerombolan Iblis begitu langkah mereka menapak di pintu masuk hutan yang dikatakan Druana. Para pengawal Andrea pun kembali bertarung.     

Dan setelah berhasil menghalau Iblis penyerang, mereka kembali lanjutkan perjalanan, masuk ke hutan, mencari portal.     

Jika ini gagal menerima mereka, maka mereka harus tabah menuju portal selanjutnya yang berjarak sekitar 500 km. Itu adalah yang terdekat.     

"Itu portalnya!" seru Druana begitu ia melihat sebuah lingkaran berisikan lubang cacing bertenaga sihir.     

Mereka tersenyum senang begitu melihat portal yang memang ada di dekat mereka. Lekas saja para Succubi berlari mendekat, menjulurkan tangan, namun ternyata portal menolak.     

Andrea maju, iseng mencoba keberuntungannya. Tangan terulur di portal dan ternyata pintu sihir itu menerima! "Hei! Aku bisa masuk di sini! Zo! Coba kau!" Ia memanggil Panglimanya untuk menjajal keberuntungan. Dia berharap Kenzo juga bisa.     

Sang Panglima pun mendekat ke portal, julurkan tangan, namun sayang sekali portal menolak. Tiba-tiba Dante ikut menyeruak maju dan mengulurkan tangan.     

"Aku juga bisa! Aku bisa!" teriak Dante. Andrea langsung saja pasang wajah masam. Yang tidak diharapkan kenapa malah bisa? Begitu gumam batin sang Cambion.     

Tak disangka-sangka, muncul ratusan Iblis secara serempak ke arah mereka. Mungkin hutan ini punya bejibun Iblis mendiami tempat tersebut. Iya, lah! Namanya juga hutan.     

"Lindungi Tuan Puteri!" teriak Morthx, pemimpin Roxth. Semua pengawal segera membentuk lingkaran dengan Andrea di tengahnya.     

Kembali, pertarungan sengit pun terjadi dan Andrea merasa payah tak bisa berbuat apa-apa meski dia ingin membantu. Nyatanya, dia malah melemah dan tenaganya bagai terkuras. Ia sampai jatuh duduk di tanah.     

"PUTERI!" pekik Druana sewaktu melihat Andrea kepayahan. Ia langsung mendekat ke Andrea. "Puteri, lekas masuk ke portal!"     

"Eh? Kok?" Andrea menatap, bingung. Kalau dia masuk sendiri, lalu bagaimana dengan lainnya?     

"Tak apa! Kami nanti akan lekas mencari portal lain dan mencari Tuan Puteri. Yang penting Puteri masuk dulu karena itu lebih aman." Druana panik.     

Kenzo menoleh ke dua perempuan itu sembari sibuk menebaskan pedangnya ke Iblis-Iblis penyerang yang mengeroyoknya. "Apa itu tidak apa-apa untuk Tuan Puteri?"     

"Ini sudah darurat, Panglima!" sahut Druana. ''Puteri sudah sangat kelelahan. Kalau dipaksakan akan berbahaya untuk kondisi Puteri!" Iblis medis itu pun membantu Andrea bangun, kemudian memapah Andrea ke dekat portal.     

"Ya sudah!" teriak Kenzo di tengah-tengah pertempuran. "Nanti kami akan secepatnya menyusul dan mencari Tuan Puteri. HIYAAKKHH! HAARGHHH!" Ia mengayunkan pedang besarnya, mengakibatkan delapan Iblis terbelah seketika.     

"Ayo, Puteri," tutur Druana ketika keduanya sudah di depan portal. "Kuatkan hatimu, kuatkan tekadmu, apapun itu, agar bisa masuk dengan mulus ke sana. Dan... tunggulah kami begitu Puteri sudah tiba di ujung sana, jangan kemana-mana. Tetap di area transit, yah!"     

"Eh? Area transit?" Cambion itu bingung. Apa pula itu area transit?     

"Seperti halte namun itu sebuah area. Sudah yah, Puteri. Lekas masuk agar tenagamu pulih di sana. Ingat, jangan kemana-mana begitu tiba di area transit. Tunggu kami," pesan Druana sambil membimbing Andrea melangkah masuk ke portal yang langsung menghisap si Cambion begitu setengah badannya masuk ke portal.     

"Andrea!" panggil Dante kalut. Melesat mendekat ke depan portal, ia menatap gusar ke Druana. "Kenapa dia malah masuk sendiri?! Kalau di sana banyak Iblis berbahaya, bagaimana, heh! Kau ini ceroboh sekali!"     

Druana memutar bola matanya. "Tuan Nephilim, di area transit sangat jarang ada Iblis berkeliaran. Jadi kalau Puteri di sana, dia justru aman."     

"Apa kau bisa menjamin dia benar-benar aman? Kau bisa menjaminnya, hah?!" Dante masih gusar. Tak mengira pengawalnya malah menyuruh Andrea sendirian saja tanpa kawalan di dalam sana.     

"Ya sudah kalau kau ribut mengkuatirkan keamanan Puteri!" Druana mulai tak sabar. Ia pun mendorong kuat tubuh Dante ke portal sehingga pria Nephilim itu mulai terhisap oleh lubang cacing sihir. "Tuan! Jaga dia untuk kami, yah!" teriak Druana sebelum Dante benar-benar lenyap terhisap.     

Kenzo melotot. "Kenapa dia masuk?! Druana! Apa maksudmu?!" Ia segera menghampiri Druana yang senyum-senyum.     

"Bagus, kan... suami mendampingi istrinya, menjaga istrinya," kilah Druana, santai.     

"Tapi kau kan tau Tuan Puteri tidak su—"     

"Panglima, apa kau tidak terima karena ini? Kau iri pada Tuan Dante?" Druana berikan pertanyaan menohok hingga Kenzo pun terdiam susah menjawab.     

Panglima Incubus itu pun mendengus kesal dan kembali bertarung menghabisi para Iblis penyerang. Hatinya tidak terima. Kenapa bukan dia yang mengiringi Andrea di Underworld? Kenapa justru Dante?! Karena kekesalan itu, ia pun melampiaskan kemarahannya pada puluhan Iblis yang mengepung mereka.     

Craass!     

Dreeett!     

Buumm!     

Kenzo membabi buta mengayunkan Pedang Velaxz dia ke para Iblis yang sedang mengelilingi dia. Rautnya pahit dan penuh amarah.     

Meski kekuatan para pengawal Andrea besar walau diserang ratusan Iblis, namun tetap saja membutuhkan waktu agar mereka bisa memusnahkan semua Iblis-Iblis itu.     

Di karenakan sudah tidak adanya Andrea, maka para pengawal pun bisa lebih mudah mencapai pintu Afrath di Kutub Utara menggunakan energi sihir mereka.     

Mungkin butuh waktu satu jam mencapai Afrath. Bayangkan jika dilakukan dengan perjalanan manual!     

Bagaimana nasib Andrea? Dan juga nasib Dante di tempat transit? Apakah mereka bertemu satu sama lain? Atau justru tidak? Karena mereka berbeda waktu saat masuk ke portal. Serahkan saja pada nasib dan keberuntungan (bagi Dante).     

.     

.     

Andrea sekonyong-konyong berada di sebuah tempat begitu tadi dia memasuki portal sihir. Tempat itu lumayan luas, dan seperti sebuah gua yang cukup besar dan luas. Ia bertanya-tanya apakah ini yang dinamakan area transit?     

Ia mulai melangkah, menyusuri gua yang bisa dibilang luas dibanding gua pada umumnya. Anehnya, berangsur-angsur ia merasakan tubuhnya terasa enak. Seolah semua pegal-pegal sebelumnya raib begitu saja. Apa Druana memang tidak bohong kalau alam ini akan mengembalikan kekuatannya?     

Semoga saja.     

Andrea tidak menyukai kondisi dimana dia menjadi lemah dan akhirnya justru menjadi beban bagi orang lain. Sebelumnya di alam milik Pangeran Djanh, dia kuat dan tidak tergantung pada siapapun. Namun, semenjak hamil, kekuatan yang sudah ia punyai mendadak berfluktuasi tak karuan.     

Terkadang kekuatan itu muncul, dan lebih banyak menghilang tanpa bisa Andrea ketahui penyebabnya selain karena kehamilan dia saja.     

Tanpa sadar, Andrea mengelus perutnya yang masih datar. "Hei, Nak. Kita sudah sampai. Ini dunia Kakek sialanmu. Kau tau, Nak... waktu tadi Druana menyuruh untuk memantapkan tekad, aku bertekad akan membunuh Kakekmu. Kau setuju, kan Nak? Bantu Ibumu ini, oke?!" Ia berbicara dengan anak di perutnya.     

Baru saja Andrea melangkah meneliti gua, tiba-tiba dari arah portal muncul sosok pria yang sangat tidak dia harapkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.