Devil's Fruit (21+)

Burn Baby Burn



Burn Baby Burn

0Fruit 386: Burn Baby Burn     
0

Bagai disambar petir, para Soth yang menjaga ternganga. Namun, Soth 6 buru-buru mengirimkan telepati ke saudari mereka di medan pertempuran mengenai diculiknya Tuan Puteri Andrea.     

"Apa kau bilang?!" Soth 1 merespon telepati adiknya. "Puteri Andrea diculik?!"     

Soth 2 dan Soth 4 yang ada di dekatnya melongo. Bahkan lengan Soth 4 sempat terkena tebasan pedang Angel.     

Keduanya lekas mundur. Mereka mencari Kenzo, sang Panglima Incubus.     

"Panglima!" teriak Soth 1. "Tuan Puteri!"     

Kenzo langsung menoleh ke Soth 1. Hampir saja dia terkena sabetan pedang jika tidak lekas menghindar dan lemparkan bola energi besar ke lawannya yang langsung terpental.     

Panglima itu pun lekas terbang ke Soth 1. "Ada apa dengan Puteri Andrea?"     

"Puteri Andrea diculik Puteri Ruenn." Soth 4 membantu menjawab sambil memegangi lengannya yang terluka.     

"APAAAAA?!" Kenzo terbelalak kaget.     

Dante menoleh karena teriakan Kenzo sangat jelas. Tiba-tiba nalurinya berbisik ada yang tak beres. Ia melesat mendekat.     

"Ken, ada apa?" Dante penasaran.     

Kenzo dan dua Soth saling berpandangan, mungkin ragu apakah akan mengabarkan ini pada Dante?     

"Kita beritau Paduka Zardakh dulu saja." Soth 1 memberi saran.     

"Kalian laporkan ke Paduka dan aku akan mengejar Puteri." Kenzo terbang cepat meninggalkan medan perang untuk mengejar Ruenn, siapa tau masih sempat.     

Dante mendelik. Dia tambah penasaran. "Ada apa dengan Andrea?!"     

Soth 1 dan Soth 4 hanya saling pandang.     

"Ayo kita ke Paduka Zardakh," ajak Soth 1 pada adiknya. Dante terpaksa mengekor karena dia juga takkan bisa masuk ke dimensi khusus tanpa tau caranya.     

-0-0-0-0-0-     

Di Istana negeri Antediluvian, Ratu Voira tertawa puas begitu melihat Ruenn membawa Andrea. "Bagus! Bagus sekali kerjamu, wahai Succubus!" Ia sampai bertepuk tangan saking senangnya.     

Ruenn tersenyum penuh bangga. Baru kali ini ada yang memuji pekerjaan yang dia lakukan. "Ahh, tapi maafkan Hamba yang tidak turut membawakan anak mereka, Yang Mulia."     

Ratu Voira memiringkan kepalanya. Tawanya berhenti. "Wah, sayang sekali. Tapi... aku tidak butuh bayi terkutuk mereka. Aku hanya butuh Cambion jalang ini saja untuk saat ini." Tatapannya berubah culas ke Andrea.     

Ruenn pun tersenyum lega karena Ratu Voira tidak mempermasalahkan soal bayi Andrea. Ia menatap sang Ratu penuh makna. "Kuharap~ Ratu tidak lupa pada janji Anda sebelumnya."     

Ratu Voira mengangkat dagunya, menatap arogan ke Ruenn. "Tentu saja. Aku akan melimpahi kau dengan banyak hadiah. Terimalah!"     

Swoosshh!     

Tiba-tiba tubuh Ruenn sudah dilahap api dari kekuatan Ratu Voira. Api itu seolah kejam sekali membungkus tubuh Ruenn yang berteriak-teriak kesakitan.     

Andrea yang dari tadi diam, tercengang sekaligus ketakutan. Ketika Ruenn akan menggapai tubuhnya, Ratu Voira lekas kibaskan tangan ke Andrea dan Cambion itu terpental ke dinding istana.     

Tinggallah Ruenn yang sibuk menjerit dan mengutuk Ratu Voira. "AAARRGHH!! PANASSS! RATU SIALAN! RATU TERKUTUK!!! AARRGGHH!!!"     

Sang Ratu yang menyaksikan Ruenn terbakar dari singgasananya hanya tersenyum diagonal. "Kau~ kau sudah berani mengkhianati bangsa dan keluargamu sendiri. Maka tak mustahil kau akan mengkhianati aku juga andai aku memelihara kau, dasar Iblis murahan!"     

Ruenn masih menjerit dan akhirnya dia lenyap dibarengi lengkingan suara yang menyayat hati.     

Ratu Voira menyuruh serdadu yang ada di situ untuk membawa Andrea ke hadapannya. "Kau~ Cambion jalang!"     

Sekali kibas, Andrea langsung terpelanting ke lantai. Ia tak bisa berkutik karena dua tangannya diikat dengan sihir Ratu Voira. Ia batuk darah karena kerasnya pukulan Ratu Antediluvian melalui sihirnya.     

"Aku bertanya-tanya~ apa yang pantas kau dapatkan karena merebut orang tercintaku." Ratu Voira memainkan jemarinya.     

Andrea paham seketika bahwa yang dimaksud Ratu Voira adalah Dante. Apakah mereka sepasang kekasih di negeri ini? Ingin menanyakan tapi ia malas.     

"Bagaimana~ kalau aku perintahkan beberapa lelaki untuk memperkosamu? Kita lihat apakah suamimu masih bisa menerimamu atau membuangmu." Ratu Voira terkekeh membayangkan rencananya.     

Andrea tak tahan lagi. "Kau Ratu culas. Tak kukira Ratu dari Nephilim begini kejamnya. Sangat bertolak belakang dengan bayangan malaikat yang ada di otakku selama ini."     

Ratu Voira mendelik kesal dan melempar sebuah bola energi ke Andrea yang diterima mentah-mentah. Tentu saja, karena Andrea sudah tak punya kekuatan apapun.     

Kalaupun dia bisa melemparkan benda apapun, itu bila tangannya bebas bergerak, tidak seperti sekarang. Bolehkah Andrea menyesal karena membuang kekuatan dahsyat yang pernah ia punya?     

Nyonya Cambion menyeka darah di tepi bibirnya. "Kau dan rencana terkutukmu tadi, hahah! Kuberitau sesuatu, Ratu keji, aku tidak mencintai pria tercintamu. Kau boleh ambil dia kapanpun kau mau."     

Demi mendengar itu, Ratu Voira naikkan alis. Matanya terbelalak tak percaya. "Kau~ tak mencintai Dante?"     

"Untuk apa mencintai pria yang sudah bersenggama dengan adik tiriku, Ruenn." Andrea membuang pandangannya. Rasa sakit itu masih terasa di hati.     

"Hee? Dante bersenggama dengan Ruenn?" Ratu Voira cengkeram kuat pegangan kursi singgasana. "Hah! Untung saja dia sudah kubakar sampai mati, dasar Iblis jalang! Sama seperti kau! Kau juga jalang!" teriak Ratu Voira marah dan kembali pukul Andrea dari jauh.     

Cambion itu tak sanggup berdiri lagi. Badannya terasa remuk, sakit sekujur tubuh. Darah yang ia batukkan kian banyak.     

Ratu Voira melayang cepat ke Andrea, mencekik leher Cambion malang yang tak berdaya hingga kaki Andrea tak menjejak lantai. "Aku akan siapkan hukuman untukmu, wanita jalang perebut lelaki orang!" Lalu ia melempar Andrea ke lantai hingga ibu muda itu pun pingsan.     

"Kurung dia!" titah Ratu Voira dan langsung dilaksanakan serdadunya.     

-0-0-0-0-0-     

"APA?! ANDREA DICULIK RUENN?!" Zardakh menggelar di singgasananya tatkala mendapatkan laporan itu.     

Dante terperanjat. Dia langsung melesat pergi begitu mendengar laporan tersebut.     

"Tuan Dante!" panggil Soth 1.     

"Biarkan dia!" Zardakh berseru.     

Perang hari ini dimenangkan pihak Underworld. Sisa Nephilim dan para Angel kalang kabut tercerai-berai dikejar Iblis-Iblis bawahan Pangeran Djanh. Ada yang berhasil keluar dari Underworld, namun banyak yang terjebak dan bersiap menerima kematian.     

Para Soth, Druana, dan Roxth berdiri di hadapan Zardakh. Mereka tertunduk takut. Seolah ini kesalahan mereka.     

Myren berdiri di samping ayahnya. Dia juga tak menyangka ada insiden ini disaat semua sedang sibuk berperang.     

"Jadi~ anakku Ruenn yang menculik Andrea?" Zardakh cengkeram erat sandaran tangan hingga mulai retak. "Dia menculik Andrea ketika kita sedang mati-matian mempertahankan Andrea?" Zardakh menggeram. "Siapa yang berjaga di dimensi itu?"     

Soth 5 dan Soth 6 maju. "Kami, Yang Mulia."     

Swoosshh!     

DHUAARR!     

Kedua Soth yang maju tadi langsung dilempar bola api yang meledakkan tubuh keduanya seketika. Soth lainnya menjerit tertahan. Soth 4 terisak lirih.     

"Mana Kenz?" tanya Zardakh tanpa merasa bersalah sudah meledakkan dua bawahannya.     

"Panglima belum kembali usai mengejar Puteri Ruenn, Paduka." Soth 1 memberi laporan.     

"Jadi, kita belum tau kemana Ruenn membawa Andrea?"     

"Betul, Paduka."     

Zwumm!     

Tiba-tiba muncul Kenzo di hadapan Zardakh. Ia langsung berlutut dengan satu lutut. "Paduka. Hamba... belum menemukan keberadaan Puteri Andrea." Ia menunduk malu atas kegagalannya.     

Zardakh menggeram kesal. Ingin meledakkan Ruenn saja rasanya. "Dasar anak tak pernah berguna!" Sayangnya kau terlambat, Zardakh. Ratu Voira sudah melakukan terlebih dahulu atas apa yang kau rencanakan atas Ruenn.     

Kenzo mendadak fokus akan sesuatu. Ia memegang telinganya. Berusaha mendengar sesuatu. Lalu ia mendongak ke Raja Zardakh. "Paduka, Hamba mendapat laporan dari mata-mata Hamba, Tuan Puteri Andrea ada di Antediluvian!"     

"APA KAU BILANG?!" Zardakh sampai berdiri saking terkejutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.