Devil's Fruit (21+)

Honeymoon



Honeymoon

0Fruit 487: Honeymoon     
0

Di meja lain sudah ada Revka dan keluarganya. "Shona, gunakan garpu, sweetheart. Jangan sampai tanganmu belepotan saus." Ia memperingatkan putri bungsunya. Lalu ganti menoleh ke si sulung. "Zev, jangan mainan pisau begitu, tidak sopan. Ayo, gunakan yang benar, potong steak-mu."      

"Kitty, biarkan saja mereka berbuat semau mereka." Sang suami menengahi. Terkadang istrinya terlalu keras mendidik anak-anak mereka.      

"Djanh, mereka harus dididik manner yang baik di meja makan. Mereka bukan anak-anak biasa, Djanh. Mereka akan sering tampil di perjamuan-perjamuan penting nantinya." Revka membalas.      

Pangeran Djanh mengangkat kedua tangannya. "Oke, sweet pie." Ia mengalah, daripada kena sembur. Bagi Pangeran Djanh, lebih menyenangkan semburan bawah istrinya daripada yang atas. Pfftt! "Nah, kids, dengarkan kata Mommy kalian, oke?"      

"Dad, steak-nya susah kupotong," keluh Shona.     

"Ah, sini Daddy bantu potongkan. Jangan kau gigit langsung, oke? Nanti cantikmu bisa hilang dibawa Mommy semua," goda Pangeran Djanh sambil mulai iris-iris daging di piring si bungsu. Revka menyikut suaminya.      

-0-0-0-0-0-     

Kehidupan pun berjalan apa adanya.  Semua terasa tenang tanpa ada riak apapun. Lancar jaya tanpa konflik berarti.     

Jika sedikit keributan di keluarga kecil Pangeran Djanh, itu wajar karena terkadang Revka sibuk mengomel jika memergoki suaminya tengah menatap perempuan lain.     

Tak lain dan tak bukan, itu hanya percikan rasa cemburu Revka yang kuatir sang suami bosan padanya dan kumat playboy-nya seperti dahulu kala.     

Apalagi julukan Pangeran Incubus paling diidamkan wanita masih saja melekat di diri Pangeran Djanh meski sudah beranak-istri.     

Revka patut beruntung, Pangeran Djanh tidak memiliki anak dari istri sebelumnya, bahkan dia tega melenyapkan semua anak dari para selirnya jika ketahuan hamil.     

Itulah salah satu sisi kejam Pangeran Djanh. Namun, bersama Revka, kini dia menikmati kehidupan berkeluarga, memiliki anak yang bisa ia banggakan.     

Hal itu yang lumayan membuat heran ayahnya, King Huvr. Sebelum ada Revka, Pangeran Djanh murni kejam dan brengsek pada wanita ras apapun. Kini, seolah dia sudah dijinakkan oleh Revka.     

Cinta, oh cinta.     

Kehidupan keluarga Andrea juga tidak ada gejolak berarti. Andrea sedang menikmati masa kehamilan mudanya.     

Giorge sibuk menghujani sang istri dengan seluruh kasih sayang. Bahkan, kini dia melarang Andrea ke kantor. Giorge lebih suka istrinya beraktifitas di Kafe atau di rumah saja.     

Jovano sedang menikmati kamar barunya. Ia memenuhi kamar dengan barang-barang kesukaan, dari mainan, buku, dan berbagai pernak-pernik berbau anime dan super hero. Ia merasa dewasa dan bebas mengekpresikan diri sekarang.     

Andrea kadang keras kepala dan tetap datang ke kantor. Giorge hanya bisa hela napas jika istrinya begitu. Tapi biasanya tidak lama, karena ia akan mengantar Andrea pulang, atau ke Kafe, jika Andrea sedang tidak ingin berkunjung ke tempat Myren.     

"Gue kagak mau jadi Ande-Ande Lumut, Gio!" protes Andrea saban Giorge memaksa dia untuk tinggal di rumah saja.     

"Rea sayank, kau punya tugas mulia, yaitu menjaga kehamilanmu, menjaga anak kita agar selalu baik-baik saja di dalam sana. Oke?" Giorge tak mau kalah bersikeras. "Hei, bagaimana kalau kita berlibur sebentar ke pantai?"     

"Pantai?" beo Andrea.     

Giorge mengangguk. "Anggap saja itu honeymoon kita. Toh kita memang belum melaksanakan itu, kan? Kita bisa ajak Jo."     

Andrea mengulum bibirnya, berpikir akan tawaran Giorge. Tak ada salahnya juga jika dia berlibur dan refreshing. Dia memang mulai bosan di kota melulu. "Hm, bisa gue pertimbangkan, deh!"     

Usul berlibur dari Giorge disambut positif oleh Shelly dan King Zardakh, juga Myren. Mereka sangat setuju Andrea bersenang-senang sejenak setelah bertahun-tahun bergelut dengan berbagai masalah.     

"Lebih baik kalian berdua saja," usul King Zardakh. Raja Incubus itu menoleh ke cucunya, "Jovano tak usah ikut, yah! Lebih baik kau ikut Kakek saja ke Eropa. Akan Kakek ajari bagaimana menaklukkan bisnis di sana."     

Jovano mengangguk antusias. Toh dia juga enggan dibilang ekor ibunya melulu. Dia sudah dewasa, begitu yang selalu dia gaungkan. Dan dia sudah merasa layak punya keinginan sendiri. "Sure! Pergi dengan Kakek sepertinya lebih menantang ketimbang berlibur di pantai. Apa asiknya mengotori kaki atau mengejar ombak?"     

Ibunya gemas dan mencubit pelan pipi anaknya. "Dasaaarrr!"     

Sang anak buru-buru menepis tangan sang ibu. "Mommy, jangan perlakukan aku seperti anak-anak, please. Aku ini sudah dewasa!"     

"Yea, yea, yeaa..." Andrea putar bola matanya.     

Maka, liburan honeymoon pun ditetapkan harinya, seminggu dari sekarang. Itu bersamaan dengan liburan musim panas pula bagi Jovano.     

King Zardakh menyarankan anak dan menantu barunya untuk menghuni rumah pantai dia yang ada di Tateyama, Chiba-ken.      

Beach House seharga 3,8 juta euro (sekitar 60 milyar rupiah) itu luasnya 600 meter persegi, ada 5 kamar tidur, 7 kamar mandi, jacuzzi, elevator, wine cellar, perapian, lantai kayu, lantai karpet, balkon, ruang perpustakaan dan ruang kerja serta luxury kitchen-set.     

Sang Raja membeli beach house itu untuk berjaga-jaga jika dia ingin keluarga besarnya berlibur ke pantai. Dan, ternyata memang tidak sia-sia Beliau membeli.     

Hari itu pun tiba.     

Ketika Andrea sudah memasukkan semua koper dan bersiap masuk ke mobil pagi itu, King Zardakh berpesan, "Nanti Ayah akan hubungi pekerja di sana untuk mengurus kalian selama di beach house. Dia Iblis bawahan Ayah yang taat. Mungkin ada 2 orang nantinya. Satu untuk melayani kalian sehari-hari, satu lagi urusan memasak."     

Shelly memeluk Andrea. "Jaga diri kalian di sana, dan bersenang-senanglah, Ndre..."     

"Hu-um, beb." Andrea balas pelukan hangat sang sahabat.     

Shelly menoleh ke Giorge. "Jaga Ndrea baik-baik untukku. Jangan sampai kau lengah sedikitpun atau aku tak segan membunuhmu."     

Andrea lepaskan pelukan dan tertawa meringis ke Shelly. "Tumben kerad amat lu, beb? Emang lu bisa bunuh nih kampret?" Ia tunjuk sang suami di sebelahnya.     

"Yah, aku minta tolong Kenzo, lah! Hihi!" Shelly melirik suaminya. Semua tergelak geli.     

Setelah berpamitan dengan semuanya, terutama dengan Jovano, Andrea pun pergi ke Tateyama bersama Giorge. Mereka menaiki SUV nyaman baru milik Giorge.     

"Tidurlah selama perjalanan, Rea," ucap lembut Giorge saat mereka sedang terhenti di lampu merah. "Atau kau ingin makan?"     

"Gak, gak. Udah kenyang tadi makan pagi. Ntar aja kalo dah nyampe sono," tolak Andrea sambil mulai landaikan jok-nya sembari menyamankan duduk.     

"Baby jangan nakal di dalam, yah! Sebentar lagi kita akan have fun, baby." Giorge mengelus sayang perut Andrea.     

Sang Cambion membiarkan saja, lalu mulai pejamkan mata.     

Giorge memutar lagu slow dan ringan untuk mengiringi perjalanan mereka. Hanya instrumen serta lantunan musik orkestra agar bisa sekaligus didengar anak mereka di dalam perut. Kan konon musik klasik bisa merangsang pertumbuhan sel otak janin lebih maksimal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.