Devil's Fruit (21+)

Rencana Pemusnahan Janin



Rencana Pemusnahan Janin

0Fruit 493: Rencana Pemusnahan Janin     
0

Di hari mendekati kepulangan kedua orang tua Giorge, mansion kedatangan sekelompok vampir.     

Kelompok itu jelas dari kaum elit vampir tertinggi. Mereka para tetua vampir dan ada beberapa vampir yang terlihat muda turut serta.     

"Ada apa ini?" Olivo menatap heran ke salah satu tetua vampir, Jorgad.     

Para tetua vampir yang datang mengenakan kostum hitam gothic yang terasa kontras dengan lingkungan segar Tokyo. Untunglah itu di Jepang, sehingga dikira sedang ada festival cosplay anime, maka orang-orang tidak terlalu menghiraukan.     

"Salam, Tetua Olivo," sapa Jorgad. Olivo juga merupakan salah satu tetua vampir, meski bukan yang paling elit. "Salam, Nyonya Karin."     

Karin tersenyum tipis. Entah kenapa, dia merasa kedatangan para tetua bukan untuk sesuatu yang baik.     

"Kami ingin membawa berita pada Tetua Olivo dan Nyonya." Jorgad maju mendekat ke mansion. Saat itu mereka masih ada di luar mansion.     

Kenzo lekas bertindak dan menghilang untuk mencari Zardakh. Intuisinya juga mengatakan kedatangan sekelompok vampir itu bukan untuk tujuan baik.     

"Oh, berita apa itu?" tanya Karin sambil memeluk Andrea di sisinya.     

Seorang vampir yang penampilannya mirip perempuan kecil maju dari kumpulan tetua dan menatap tajam ke Karin dan Andrea. "Menantu Anda mengandung janin yang membahayakan masa depan ras vampir nantinya." Ia adalah Emanuela Paterlini, tetua termuda vampir.     

Mata Karin dan Olivo membelalak sekejap sebelum mereka kembali menguasai diri. "Apa maksudmu, Nuela?" Karin makin mengeratkan pelukannya ke Andrea sambil menatap tajam ke arah Emanuela.      

"Tetua Emanuela mendapatkan berkah leluhur seminggu lalu dan leluhur bersabda melalui Tetua Emanuela, mengatakan janin yang dikandung menantu Anda sangat berbahaya, Nyonya Karin." Kali ini maju seorang vampir muda lainnya, yaitu Svea Hjortsberg. Dia adalah pelayan Emanuela.     

"Diam, Svea." Emanuela berkata dingin ke pelayannya.     

Svea langsung menunduk hormat dan mundur ke belakang. "Maafkan kelancangan Hamba, Tetua Emanuela."     

"Jangan mengada-ada, Nuela." Olivo menatap tajam ke Emanuela.     

"Sabda leluhur takkan pernah salah dan itu sudah terbukti sejak ratusan tahun, Tetua Olivo," balas Emanuela.     

"Olivo, kau tau sendiri, Emanuela sudah menjadi medium leluhur sejak lama. Dan kita percaya apa yang dia katakan adalah apa yang leluhur katakan." Jorgad menimpali. Sikapnya terlihat angkuh berdiri di depan Olivo.     

Olivo menatap para tetua satu per satu, seolah dia menyangsikan mereka. "Jadi, apa maksud kedatangan kalian ke sini? Sepertinya tidak hanya sekedar membawakan kami berita, ya kan?"     

"Betul. Kami hendak membawa menantumu, Olivo, agar bisa memusnahkan janin di perutnya." Tetua lain menjawab.     

Saat itu, muncullah Zardakh. "Aahh... ternyata para tetua vampir datang ke hunian keluargaku." Suaranya terdengar santai meski ada tekanan di dalamnya.     

"Raja Zardakh." Jorgad memberi salam dengan menundukkan kepala. Tapi hanya dia saja, sedangkan tetua lain tetap berdiri angkuh menaikkan dagu penuh harga diri.     

"Apakah aku perlu menjamu kalian semua masuk ke dalam?" Zardakh seolah mempersilahkan namun dibalik itu sebenarnya ada sebuah sarkasme. Mana mungkin seorang bapak yang anaknya hendak dibawa untuk dilukai akan mempersilahkan begitu saja secara tulus masuk ke huniannya?     

"Raja Iblis Zardakh," Emanuela kembali berujar. Ia menatap dingin ke arah Zardakh seolah tak mengenal takut pada sang Raja Iblis. "Anakmu mengandung janin yang akan membahayakan ras kami. Jadi, kuminta Raja Iblis bersedia bekerjasama dengan kami dan membolehkan kami membawa anakmu beberapa hari ke Kastil utama kami."     

"Untuk kalian bunuh?" Zardakh masih terlihat santai. "Kira-kira, lebih banyak mana antara pasukanku dan pasukan vampir secara keseluruhan?"     

Emanuela kecut mendengarnya. Tetua lain bermuka masam pula. Mereka paham akan gertakan halus Zardakh.     

"Tuan Raja," timpal Jorgad. "Kami sama sekali tidak bermaksud membunuh siapapun, terutama anak Anda. Kami hanya akan mengambil janin itu saja, dan anak Anda tetap hidup dan selamat."     

"Apa kalian tidak memberi muka padaku?!" raung Giorge tak tahan. "Kalian bahkan tak memberi muka pada ayahku selaku tetua juga?!" Ia berdiri di depan Andrea bagai perisai.     

Olivo menatap Jorgad. "Sepertinya anakku sudah memberikan sikap. Kuharap kalian kembali pulang. Masalah ini bisa kita diskusikan nanti."     

"Wanita itu mengandung janin Nevimbi!" teriak Emanuela pada akhirnya dengan semburan aura kejam ke Andrea.     

Olivo dan Karin terperanjat mendengar apa yang baru saja diucapkan Emanuela.     

Janin Nevimbi.     

Siapapun di ras vampir tau apa artinya Janin Nevimbi. Itu adalah janin paling berbahaya yang bisa melenyapkan ras vampir. Itu sungguh janin kutukan terkuat yang pernah dikenal ras vampir sejak jaman kuno.     

"Oh, plis deh!" Kali ini Andrea bersuara. "Kenapa sih janin gue selalu aja dibilang bermasalah? Dulu dibilang Jovano berbahaya, sekarang anak gue di perut ini juga dibilang berbahaya. Kenapa pada sirik ama janin gue, sih?" rutuknya.     

"Kau tidak tau apa-apa tentang Janin Nevimbi!" Emanuela menggertakkan gerahamnya.     

"Memangnya kenapa ama Janin apalah tadi, amfibi ato arimbi itu tadi?!" Andrea berujar santai diselipi nada kesal. "Ini janin gue. Dan kagak ada siapapun boleh macem-macem ama janin gue en keluarga gue. Paham, kagak, Neng?" Ia menunjuk ke Emanuela.     

Emanuela menatap sengit. "Kau!"     

Jorgad menahan Emanuela yang emosi. "Putri Andrea, benar?" Ia mengkonfirmasi nama Andrea. "Maksud kami tentu baik. Janin Nevimbi sangat berbahaya, entah untuk ras kami dan juga untuk keluargamu. Ini bukanlah sesuatu yang bisa ditangani dengan enteng."     

"Terserah lo mau ngecap apapun mo kecap Bango ato kecap Amfibi..."     

"Nevimbi!" teriak Emanuela kesal, membenarkan Andrea.     

"Iya deh, pokoknya itu." Andrea tak ambil perduli. "Yang penting... gue kagak kemana-mana, tetep di sini en tetep besarin nih janin ampe brojolan en terus rawat dia ampe gede. Ngerti?"     

Kepala Emanuela sudah hampir berasap saking marahnya. Svea maju. "Kau tidak tau diuntung! Sudah baik Tetua Muda Emanuela memberitahu untuk kebaikanmu, kau malah menghina dia!" seru Svea marah.     

"Cukup!" Olivo menengahi. Ia masih syok akan pengungkapan mengenai Janin Nevimbi tadi. Selama ia hidup beribu tahun, ia sudah menyaksikan dua anak jenis Nevimbi yang selalu nyaris memusnahkan ras vampir. Hal itu masih membekas di memorinya.     

Bahkan anak Nevimbi yang kedua telah membunuh istri terdahulu Olivo. Ia masih trauma dengan namanya anak Nevimbi. Ia menatap linglung ke putranya, Giorge.     

Sedangkan Giorge menggeleng ke ayahnya seolah menolak apapun yang ada di benak sang ayah.     

"Maafkan, para tetua vampir yang sangat terhormat." Zardakh kembali tampil. "Walau bagaimanapun juga, Andrea anakku. Dan dia permataku. Mana mungkin aku bisa melepaskan dia dibawa kalian, bahkan kalian berencana membunuh janin di perut dia. Itu takkan mungkin aku kabulkan."     

Semua tetua vampir terdiam. Bila Zardakh sudah membulatkan keputusan, maka sudah ditentang, atau akan kembali terjadi peperangan antara Iblis dan Vampir, seperti yang pernah terjadi beribu tahun silam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.