Devil's Fruit (21+)

Voira, Ratu Antediluvian (21+)



Voira, Ratu Antediluvian (21+)

0Fruit 357: Voira, Ratu Antediluvian     
0

>> Antediluvian <<     

"Yang Mulia Voira."     

"Ada apa, Rean?" Sosok perempuan tinggi semampai menoleh ke orang yang memanggil namanya. Dia seorang Nephilim hasil perkawinan Seraphim dan manusia, makanya tak heran jika memiliki beberapa pasang sayap layaknya Seraphim.     

Hanya, ada satu keistimewaan sang Ratu, yaitu warna keemasan pada sayap-sayapnya yang dapat bersinar dan memancarkan energi dari itu. Ditambah kekuatannya tak perlu diragukan lagi karena mewarisi kehebatan Malaikat Seraphim, ras pemimpin seluruh Malaikat di Heaven atau Nirwana.     

Voira sudah membuktikan kehebatannya di hadapan banyak Nephilim di Antediluvian. Oleh karenanya dia diangkat menjadi pemimpin para Nephilim, sebagai Ratu di dunia Antediluvian.     

Kecantikannya sudah termahsyur hingga ke Heaven, hingga orang tuanya sering mendapat pujian karenanya.     

Tak hanya itu saja. Kemolekan Voira juga banyak mengundang keinginan para Raja Incubus untuk sekedar sekali saja mencicipi tubuh indahnya, namun Voira tau dan dia jadi enggan meninggalkan Antediluvian.     

Dia malas bila harus berhadapan dengan para Raja Incubus yang kekuatannya nyaris setara dengan dirinya.     

"Kasak-kusuk di antara Tetua mulai merembet keluar Istana hingga kini masyarakat mulai sedikit mengetahui mengenai situasi Tuan Dante." Sosok bernama Rean masih berlutut di hadapan junjungannya, Ratu Viora, pemimpin di dunia Antediluvian.     

"Jadi begitu." Sang Ratu pun melangkahkan kaki jenjang ke arah kolam hangat yang telah dipersiapkan untuknya di dalam ruangan pribadi tersebut. Ia rentangkan dua tangan, dan Rean lekas berdiri membantu melepaskan jubah mandi sang Ratu.     

Tubuh telanjang itu pun mulai masuk ke dalam kolam yang lumayan luas berdiameter kurang lebih 2 meter. Cukup leluasa untuk dimauki 2 orang.     

Rean mulai membantu menggelung ke atas rambut emas Voira, sedangkan sang Ratu 'menghilangkan' sejenak semua sayapnya agar tidak basah.     

Usai ajudannya mengurusi rambut indah itu, Voira baru bisa duduk tenang bersandar pada dinding kolam beraroma wangi mawar merah yang manis serta harum.     

"Hrmmhh..." Voira sedikit tengadahkan kepala seraya pejamkan mata, berusaha agar menikmati relaksasi berendam begitu. "Jadi benar kalau Dante..."     

"Iya, Tuanku. Dia... ikut ke Underworld."     

PYAKKHH!!     

Rean sampai terkejut ketika tangan kanan Voira memukul air secara tiba-tiba dan keras. "Cambion bajingan itu!" seru Voira geram sambil matanya menatap tajam ke arah jendela di depan kolam. Iris karamelnya mendadak berubah merah terang.     

Ia pun menolehkan tubuh ke samping seraya satu tangan mencengkeram kuat pinggiran kolam yang terbuat dari batu terbaik negeri itu. Kukunya mulai mengeluarkan cakar saking emosinya.     

Rean cepat tanggap dan segera lucuti seluruh bajunya untuk bisa menyusul masuk ke kolam. "Yang Mulia, tenanglah... tenang." Rean segera mengusap-usap punggung basah junjungannya.     

Voira menoleh tanpa berniat menatap manik mata ajudannya. "Huh! Memangnya apa bagusnya Cambion keparat itu? Apa aku kalah cantik dari dia?!" Dengusan berat keluar dari hembusan nafas sang Ratu Nephilim.     

"Tidak. Tentu saja Ratuku ini makhluk paling cantik menawan di jagad ini. Bayangkan saja, banyak raja-raja Incubus terpikat pada pesona anda, Tuanku." Rean terus mengusap lembut punggung itu, mencoba menenangkan pemimpin Antediluvian.     

"Kalau memang aku begini mempesona, kenapa Dante tak pernah membalas perasaanku?!" Kembali cakar itu menghujam pinggiran kolam, mengakibatkan batuannya sedikit terkikis.     

Rean melirik perbuatan junjungannya pada pinggiran kolam. "Jangan hiraukan anak Mikhael bodoh itu, Yang Mulia. Dia sama bodohnya seperti ayahnya." Sang ajudan berusaha meredakan emosi Paduka Ratu.     

"Aku bersumpah akan kubuat dia menyesal telah mengacuhkan aku!" Mata Voira terus membara merah. Wajah cantiknya jadi terkesan menyeramkan saat emosional begitu.     

"Sudah, sudah. Lupakan si bodoh itu, Tuanku. Tak pantas Ratuku yang sangat anggun nan agung ini terus-menerus mendamba makhluk payah seperti Dante." Satu tangan Rean maju dan berlabuh ke pinggang Voira, diikuti tangan lainnya.     

Voira menoleh ke belakang, menyatukan bibirnya dengan milik Rean. Saling melumat. "Ummcchh... mssffhh... kau... mmrrsffhh... paling pintar... mrrffhh... menghiburku..." Tubuhnya diputar hingga berhadapan dengan sang Ajudan.     

Dua tangan diletakkan pada pinggang Rean, sementara tangan sang Ajudan sudah naik menangkup dua pipi mulus Voira.     

Bercumbu saling melumat, memiringkan kepala supaya cumbuan bisa lebih dalam dengan lidah masing-masing mulai bergelut di dalam.     

Desahan Voira sudah mulai mengalun ketika tangan Rean menggapai payudara dan memilin salah satu putingnya.     

"Haanghh... Reaann..."     

Rean membimbing junjungannya ke arah anak tangga kolam teratas yang berair dangkal hanya sebatas mata kaki saja. Ia rebahkan tubuh molek sang Ratu di sana dan mulai menggulirkan lidah menyapu seluruh area tubuh depan junjungannya, menambah keras desahan Ratu Voira.     

Terlebih-lebih saat Rean membuka paha Voira dan melumat klitoris sang Ratu, erangan manja pun tercipta dari mulut Voira. "Haarnghh... Reaannhh... aanghh... terus... aku sukaaa... aarnghh..." Pinggul Voira bergerak gelisah dengan satu tangan meremas helaian basah rambut Ajudannya. "Ayoohh... masukkan jugaa... jarimuuhh... aannggkhh..."     

Tentu saja Rean tak mungkin menolak permintaan sang Ratu, karena dia juga menyukai acara intim seperti ini dengan junjungannya.     

Mereka sudah terbiasa melakukan demikian di saat kapan saja ada kesempatan.     

Ruangan itu pun menjadi saksi bisu kelakuan dua Nephilim tersebut. Bahkan dinding-dinding hanya bisa memantulkan suara teriakan Voira ketika mendapat orgasme akibat stimulasi piawai Rean.     

"Kau memang gadisku yang terbaik, Rean sayank..." desah Ratu Voira disela sengal napasnya sambil menatap genit ke Rean yang tersenyum manis.     

Tak heran Rean menjadi sosok ajudan yang sangat dipercaya Voira, sekaligus kesayangannya. Meskipun sang Ratu menaruh perasaan pada Dante, yang menjadi salah satu bangsawan Nephilim di Antediluvian. Mungkin Dante bisa disejajarkan dengan Earl jika menilik hirarki bangsawan Eropa.     

Voira, sosok Nephilim perempuan kuat yang memimpin Antediluvian, yang tega memakan ibunya sendiri demi menghapus darah Manusia pada dirinya.     

Pihak Heaven sengaja membuatkan sebuah alam bagi para Nephilim—keturunan mereka—yaitu alam Antediluvian, dan memberikan peraturan keras agar para keturunan mereka tersebut tidak keluar dari alam tersebut ke alam manusia.     

Akan ada hukuman pemusnahan di tempat jikalau para Pengawas yang ditugaskan Heaven mendapati ada Nephilim berkeliaran di dunia Manusia.     

Para Malaikat berbuat tegas demi menjaga Manusia dari keganasan keturunan mereka (Nephilim). Heaven tidak ingin pula kesalahan banyak Malaikat terdahulu kembali terulang, yaitu perkawinan dengan Manusia.     

Mereka lebih menganjurkan para Nephilim berkembang biak dengan sesama rasnya saja.     

Usai memuaskan sang Ratu di kolam, Rean segera mandikan junjungannya, lalu bimbing Ratunya keluar dari kolam menuju kamar tidur. Ia telaten usapkan kain tebal sangat halus layaknya handuk manusia ke tubuh basah itu.     

Lalu mulai membimbing Voira ke meja rias agar ia bisa merapikan rambut sang pemimpin Antediluvian.     

"Kudengar sepupu Dante juga ikut Dante ke dunia manusia?"     

"Benar, Yang Mulia. Namun dia tidak turut ke Underworld." Rean pelan menyisiri rambut panjang keemasan Voira yang basah sebelum pakai kekuatan sihirnya untuk mengeringkan rambut itu.     

"Siapa namanya? Aku sering terlupa."     

"Revka, Yang Mulia."     

"Ahh, ya... Revka..." Voira mengangguk-angguk paham. "Kalau begitu, kenapa dia tak kembali ke Antediluvian?"     

"Kabarnya... dia sedang... sibuk dengan salah satu Pangeran Incubus."     

"Hah?!" Voira sampai balikkan tubuh ke arah Ajudannya. "Pangeran Incubus?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.