Devil's Fruit (21+)

Maraton Lara



Maraton Lara

0Fruit 382: Maraton Lara     
0

"Daannteee... aanghh! Arrnghh!" Ruenn mengerang binal ketika Dante menghentak tubuhnya bertubi-tubi tanpa jeda.     

"Iya, sayank... iya... urrghh! Hurrghh!" Kedua tangan Tuan Nephilim mencengkeram erat pinggang ramping Ruenn sembari gadis Succubus itu menggeliat nakal di atas tubuh Dante. "Enakkk? Hrrmmghh? Enaaakk?"     

"Iyaaahh! Annghh! Iyaaahh!!" teriak Ruenn yang merasakan nikmat liangnya diaduk batang perkasa Dante. Ia terkekeh puas, dan segera saja ia mengirimkan telepati berikut visualnya ke otak seseorang.     

Andrea.     

Nyonya muda yang sedang asik mengobrol dengan tamunya, Shelly, tiba-tiba menjatuhkan cangkir tehnya saat telepati visual itu datang ke benaknya.     

"Ndre? Ada apa? Kenapa, Ndre?" Shelly yang sedang menggendong Baby Jovano pun kaget dengan jatuhnya cangkir dari tangan Andrea. Terlebih wajah sahabatnya mendadak seperti linglung.     

"Tuan Puteri, ada apa?" Rupanya Kenzo juga ada di sana menunggui mereka. Atau kau sebenarnya hanya tak ingin jauh dari Shelly, Tuan Panglima?     

"Da-Dante!" Andrea lekas saja bangkit dari duduknya dan menghambur keluar kamar. Shelly mengikuti bersama Kenzo.     

Andrea berjalan cepat menuju sebuah ruangan dengan tergesa-gesa. Jelas sekali visual yang dikirimkan Ruenn padanya. Dante bersenggama dengan Ruenn.     

Air mata tanpa sadar sudah meleleh meski tanpa isakan. Puteri Cambion kalut luar biasa. Bagaimana bisa Dante sekejam itu padanya?! Apakah hanya karena ia sedang masa nifas maka ia tak tahan dan melampiaskan pada Ruenn?!     

BRAKK!!     

Pintu ruangan itu didorong kuat oleh Andrea dan pemandangan yang dihadirkan di depan mata jauh lebih mengiris hatinya ketimbang yang ia lihat pada telepati.     

"Hai~ halo, Sis!" sapa Ruenn santai meski sedang di atas tubuh Dante, bergoyang perlahan tanpa risih meski dilihat Andrea, Shelly, dan Kenzo.     

Shelly terpekik sampai menutup mulut menggunakan satu tangannya. Yah, karena tangan lainnya sedang menggendong anak Andrea.     

"NAJIIISSSS!" teriak Andrea sambil kibaskan tangan ke Ruenn.     

Keajaiban terjadi.     

Swoosshh!     

Braakk!     

Ruenn terbang dan terpental ke dinding lalu jatuh ke lantai. Hanya dengan kibasan tangan Andrea? Serius? Jadi... Andrea masih punya kekuatan? Darah Iblisnya belum hilang?     

Andrea sudah kalap, dia berusaha keluarkan Lovero, tapi ternyata tak bisa.     

"Andrea!" seru Dante kaget. Ia mendadak kaget.     

Ruenn mencoba bangkit. Senyum mengejek tersungging sempurna di wajah.     

Woosshh!     

Sekali lagi Andrea kibaskan tangan ke Ruenn hingga Succubus itu terbang menghantam dinding  lalu mendarat di meja dengan keras.     

Dante bangun dan mengejar Ruenn diiringi raut kuatir. Ia bantu Ruenn yang kesusahan di atas meja. "Andrea, kau tak apa-apa?" ucapnya pada Ruenn.     

Andrea, Shelly, juga Kenzo kompak terheran bersama-sama. Kenapa Dante memanggil Ruenn dengan nama Andrea?     

"Dante..."     

"Maumu apa, Ruenn? Hah?!" teriak Dante sengit pada Andrea.     

Nyonya muda Cambion pun sadar kini apa yang sedang terjadi. Dante dalam pengaruh sihir Ruenn sehingga melihat Ruenn seperti Andrea dan sebaliknya.     

Kenzo lekas melesat maju ke Dante, mencengkeram rahang Tuan Nephilim.     

Suasana mendadak mencekam. Apakah akan terjadi pertumpahan darah malam ini? Malam menjelang perang besar dengan pihak Nirwana? Ken, kendalikan dirimu!     

Dante berusaha berontak, namun dia sudah banyak menguras tenaga sebelumnya. Ia tak bisa melawan ketika Kenzo menggunakan tangannya untuk menarik sesuatu melalui mulut Dante. Asap hitam tipis perlahan keluar dari mulut Bapak muda.     

Setelah asap itu habis dikeluarkan Kenzo dengan menggunakan kekuatannya, Dante terbatuk-batuk, lalu menatap sekeliling. "Ruenn?" Ia mengernyit heran ketika melihat Ruenn di sampingnya, telanjang. Lalu ke Andrea. Mungkin bingung, kenapa Andrea berpakaian lengkap, sementara Ruenn sebaliknya. Dan ia melihat dirinya. Astaga! Telanjang juga!     

Shelly sudah balik badan tidak mau menatap Dante. Ia sudah cukup syok menyaksikan Dante bersetubuh selain dengan Andrea. Maka ia tak mau menatap tubuh telanjang pria itu lebih lama. Bukan. Bukan karena takut khilaf, karena bagi Shelly, Kenzo tetap the best dari segala yang best!     

"Andrea..." Dante melangkah mendekati istrinya.     

Andrea bercucuran air mata, kibaskan tangan ke Dante hingga pria itu terhempas menabrak lemari dan terguling jatuh di lantai.     

Ruenn tertawa senang. "Hahaha! Indah sekali, Sis! Bagus! Kau memang hebat."     

"Ruenn, diam!" tegur Kenzo tegas pada Gadis Succubus jahat itu.     

Yang ditegur pun melayang, bersiap pergi. "Bagaimana rasanya, Andrea? Sakit? Atau kurang? Katakan saja bila kurang, maka aku akan dengan senang hati mengulangi lagi. Suamimu... not bad, honey bunny... Hahahahaa!" Tawa culasnya berkumandang di ruangan.     

Para Soth pun berdatangan, bersama Druana. Mereka kaget menyaksikan apa yang terpampang di ruangan yang sudah kacau tersebut. Namun kesimpulan kejadian segera didapat hanya dengan melihat Ruenn dan Dante sama-sama telanjang, serta Andrea sudah menangis dibarengi tatapan murka.     

"Ruenn, lebih baik kau pergi sekarang," geram Kenzo.     

Succubus itu menoleh ke Kenzo. "Haaa... apa kau sedang cemburu, Kenz sayank?"     

Shelly hampir tersedak mendengar kalimat Ruenn. Cemburu? Kenapa Kenzo harus cemburu?     

"Tutup mulutmu, Ruenn!" bentak Kenzo, kuatir akan apa yang dipikirkan Shelly.     

"Kenapa? Salahmu sendiri tidak mau menggauliku seusai pulang dari dunia manusia! Padahal biasanya kita saban hari bergumul di manapun kau ingin, Kenz sayank..." Ucapan Ruenn makin kurang ajar.     

Hati Shelly mencelos. Ada yang terasa mencekik hingga ia serasa sulit bernafas. "Ken... ternyata kau..." lirih Shelly mulai menangis tanpa suara. Tak menyangka Kenzo adalah patner seks Ruenn sebelum mereka bertemu. Membayangkan saja sudah membuat mual.     

"Heee? Ada pendatang baru di sini?" Ruenn tiba-tiba mengamati Shelly yang sedang menggendong Jovano. "Manusia?"     

"Kau!" Shelly tatap marah Ruenn dengan mata basah. "Apa hubunganmu dengan Kenzo?!"     

Ruenn miringkan kepala. "Aku? Aku kekasihnya. Kenapa? Kau tak terima, gadis kecil?"     

"Ruenn, cukup!" Kenzo melemparkan bola energi ke Ruenn. Namun gadis itu gesit menghindar. "Kita bukan kekasih!"     

"Bukan kekasih? Oh, hanya pasangan seks saja? Kenapa kau gusar, Kenz sayank? Apa dia... pacar barumu?" tebak Ruenn. Andrea dan semuanya kompak menoleh ke Shelly. Kenzo kelimpungan. Bakal gawat kalau Ruenn tau itu.     

"Dia... dia bukan pacarku! Dia hanya sahabat Puteri Andrea yang aku bawa kemari untuk menemani Puteri Andrea!" teriak Kenzo.     

Shelly bagai ditusuk beribu pedang mendengar sangkalan Kenzo. Jadi... selama ini dia hanya sekedar pemuas nafsu si Panglima Incubus saja? Oh ya, benar, mereka memang tidak memiliki status apapun. Kenzo tidak pernah memintanya menjadi pacar. Memikirkan itu, hati Shelly terasa kian nyeri. Ia mulai terisak-isak. Druana mengambil Jovano dalam dekapan Shelly yang terguncang.     

Andrea menatap heran ke sahabatnya. Kenapa Shelly menangis? Hanya karena ucapan Ruenn bahwa betina itu pasangan seks Kenzo? "Beb?" Disentuhnya bahu Shelly yang kemudian gadis itu menghambur ke pelukan Andrea untuk menangis tersedu.     

Kenzo jadi serba salah.     

"Bwahahahaha!" Ruenn tertawa keras saking senangnya. "Betapa indahnya hari ini! Aku berhasil merebut suamimu meski hanya beberapa saat," Ia menatap Andrea. "Lalu juga berhasil memukul telak sahabatmu walau dari ucapan! Hahahaha! Sempurna! Sempurnaaaa!" Kemudian Ruenn pun terbang menghilang.     

Dante bangkit berdiri. "Andrea, kumohon..."     

"Menjauh dariku!" seru Andrea tegas ketika Dante akan menggapai dirinya. "Kau... sudah kotor! Menjijikkan!"     

Tuan Nephilim menggeleng sedih. "Andrea... aku dalam pengaruh sihir Ruenn! Kukira itu kau, sayank. Aku benar-benar minta maaf."     

"Aku tak mau melihatmu, SELAMANYA!" Andrea balik badan sambil masih memeluk bahu Shelly, dan berjalan kembali ke kamarnya.     

Dante lunglai seketika. Andrea kembali membencinya, atas sesuatu yang tidak sepenuhnya salah dia. Padahal mereka baru saja memulai kehidupan mesra keluarga kecil.     

Kenzo memandang iba pada 'mantan' rivalnya.     

"Besok Andrea dan Shelly akan diungsikan ke dimensi khusus. Semoga kalian masih sempat berbaikan sebelum perang dimulai. Aku tak mau kau punya beban pikiran selama bertempur."     

"Iya, Ken. Semoga besok aku bisa fokus." Suara Dante terdengar lemah. Berharap saja dia besok tidak lengah dan terbunuh di medan perang.     

Kenzo meninggalkan Dante untuk memberitahu Andrea mengenai pengungsian esok pagi.     

-0-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.