Devil's Fruit (21+)

Penculikan



Penculikan

0Fruit 385: Penculikan     
0

Di medan pertempuran, pasukan Nirwana mulai menyerbu ke perbatasan Kerajaan milik Zardakh. Mereka sebenarnya agak terkejut juga karena pihak Iblis sudah bersiap dengan puluhan ribu pasukan dari banyak aliansi.      

Ternyata Pangeran Djanh pandai bernegosiasi membujuk banyak Raja Iblis mengirimkan pasukan hebat. Sepertinya Pangeran Djanh pantas dijadikan calon Raja Incubus nomor satu menggantikan ayahnya. Dia hebat, kuat dan juga pintar berstrategi.      

Namun pasukan Nirwana juga bukan prajurit sembarangan. Mereka tidak ingin kekalahan sebelumnya terulang. Mereka sudah menyiapkan ribuan prajurit tingkat tinggi.      

Langit Underworld dipenuhi oleh dua ras saling bertarung. Bunyi teriakan dan gempuran senjata tajam sungguh memekakkan telinga.      

Ctraang!     

Zwooshh!     

Triingg!     

"Dante, kau baik-baik saja?" tanya Kenzo ketika dia dan suami Andrea ada dalam satu area.      

"Iya!" seru Dante sambil menangkis pedang milik Angel yang menyerangnya. Untung saja Zardakh memberikan sedikit kekuatannya sehingga Dante tidak lekas terkuras energinya.  Apalagi Sang Raja berbaik hati meminjamkan pedang besar pada tuan Nephilim.     

Dante terbang gesit menghindari serangan lawannya, lalu menukik cepat sembari tebas Angel tersebut. Sesungguhnya berat baginya melakukan ini. Rasanya seperti pengkhianat besar. Dia yang tadinya ingin naik level sebagai Angel, kini justru musti membantai mereka.      

Kesempatan bertemu sang ayah tentulah musnah.     

Kenzo menggunakan wujud aslinya untuk bertempur. Dia begitu beringas mengayunkan pedang ke arah lawan-lawannya.     

Myren pun tak kalah agresif sebagai Jendral garis depan. Ronh terus berada di dekat gadis Centaur sebagai pasangan tempur yang solid.     

Druana berjaga di suatu tempat dan segera bekerja bila ada prajurit Iblis yang terluka. Semua bersungguh-sungguh dengan tugasnya masing-masing.     

Pangeran Djanh dan para aliansinya bertempur secara mengesankan. Ia begitu gagah memimpin para anak buahnya.      

King Zardakh si Iblis tua tak mau kalah. Dia tak mau ongkang-ongkang saja di istananya. Dia gatal bila tidak melakukan apa-apa. Terlebih ini menyangkut keselamatan anak dan cucunya. Ia tak mau dikatakan pengecut oleh aliansi Iblis. Ia HARUS ikut bertempur!     

Kalau Nirwana menginginkan perang di Underworld, maka itu keputusan yang keliru. Underworld adalah daerah kekuasaan Iblis. Atmosfer pun berbeda dengan Nirwana. Tak heran jika pasukan Antediluvian banyak yang langsung tumbang akibat serangan-serangan aliansi Iblis tingkat tinggi.     

"Kau!" teriak seorang Angel yang kini jadi lawan Dante. "Bukankah kau anak Archangel?"     

Traaang!     

Pedang mereka beradu dan Dante mendorong lawannya menggunakan pedangnya. "Iya, benar."     

"Lancang sekali kau! Bisa-bisanya kau memerangi kami! Kau bersekongkol dengan Iblis terkutuk!" seru Angel itu mencemooh sekaligus jijik melihat Dante. "Kau fallen angel!"     

Zraaangg!     

Pedang kembali beradu.     

Dwoosshh!     

"Tidak!" Dante mundur dua meter ketika lawannya melemparkan bola energi ke arah dia. "Aku bukan fallen angel, karena aku belum jadi Angel! HIYAAAAHH!!"      

Kenzo sudah berhasil menumpas puluhan lawan. Ia melirik ke Dante yang sedang menghadapi lawan kedua belasnya. Meski dia pernah berseteru dengan sang Nephilim, namun dia kini iba pada Dante. Jika dia ada di posisi Dante, dia pun akan sedih menghadapi banyak tragedi dalam hidupnya. Memilih untuk memerangi bangsanya sendiri tentu bukan sesuatu yang mudah. Maka dari itu Kenzo kini bersimpati pada Dante, mantan rivalnya.     

Craaasss!     

Angel tadi berhasil menorehkan luka di dada Dante menggunakan pedangnya. Dante mundur jauh agar tidak fatal. Kenzo langsung melesat ke arena Dante dan melawan Angel tadi. Dalam beberapa gerakan, Angel pun tersudut akan gempuran Kenzo.      

Sebelum Angel itu mati akibat tusukan pedang Kenzo, dia sempat berujar ke Dante. "Kau... makhluk rendahan, sudah menjual jiwamu pada Iblis. Arrkkghh..."     

"Abaikan  dia, Dante! Ingatlah bahwa kau menyayangi Puteri dan anakmu!"     

"Tanpa kau bilang juga aku sudah tau itu, Ken!" teriak Dante merespon Tuan Panglima.     

"Csk!" decak Kenzo. "Dasar Nephilim sombong."     

"Aku hanya belajar dari kau, Ken."      

Keduanya terkekeh singkat karena lawan baru sudah menghambur menyerang mereka.      

Sementara itu, pasukan aliansi pimpinan Pangeran Djanh bersuka cita membantai banyak Angel. Usai membunuh, mereka langsung menelan bulat-bulat jantung Angel untuk mendapatkan kekuatan berlipat ganda.     

Pangeran Djanh terpaksa membeberkan rahasia tinggi ini pada anak buah dan aliansinya karena dia tidak menyangka kekuatan para Angel dan Nephilim pria yang diterjunkan ke medan perang kali ini sungguh melampaui pasukan sebelumnya.     

Sang Pangeran Incubus tak mau semangat juang pasukannya kendor. Itulah sebabnya dia terpaksa membuka rahasia yang sebenarnya ingin dia dekap sendiri bersama sang ayah.     

Dengan mengetahui khasiat jantung Angel, para Iblis menjadi makin berkobar semangat tempurnya dan bisa mengimbangi kekuatan pasukan Nirwana.     

Mereka sengaja mengincar Angel, bukan Nephilim. Bahkan ada yang kejam memperkosa bersama-sama Angel perempuan sebelum membunuh dan memakan jantungnya. Tak perlu diragukan lagi kadar ke-Iblis-an mereka.     

Bertempur di 'kandang' sendiri jelas-jelas memberi banyak keuntungan bagi semua Iblis.     

King Zardakh tidak tergiur jantung Angel. Ia tau persis efek dari jantung itu jika dikonsumsi berlebihan. Pemakan lebih dari 10 jantung Angel bisa meledak jika tidak kuat. Benar saja, di beberapa spot terdengar bunyi ledakan dari tubuh Iblis yang berlebihan memakan jantung Angel.      

Meski Iblis kejam, namun King Zardakh tidak terpikat akan metode penggandaan kekuatan karena dia percaya dengan kekuatannya sendiri. Tak elok rasanya jika Raja terkuat nomor 2 di Underworld memperebutkan jantung Angel.     

"Cih! Makhluk rakus dan bodoh," cibir King Zardakh ketika terdengar kembali bunyi ledakan di Barat sana. Ia sadar ini hanya akal-akalan Pangeran Djanh saja. Pasti Iblis licik itu punya motif tersembunyi dengan ikut berperang begini.     

Untunglah King Zardakh sudah mengungsikan keluarganya di tempat lain. Tentu saja berbeda dengan yang dihuni Andrea. King Zardakh tau banyak dari anak istrinya yang kurang menyukai Andrea. Mereka merasa Cambion itu terlalu diperhatikan Zardakh.      

Pangeran Djanh yang menyaksikan anak buahnya banyak yang meledak konyol akibat kerakusannya sendiri, segera memerintahkan agar mereka makan lima jantung saja, dan boleh mengambil jantung untuk mereka bawa pulang sebagai oleh-oleh untuk kerabat, keluarga atau teman.     

Pangeran Djanh, bisa saja kau ini.     

-0-0-0-0-0-     

"Ndre, Jovano tambah rewel gitu, sih? Aku beneran kuatir, nih!" Shelly tatap bayi mungil yang kini mulai menangis lebih keras dari sebelumnya.      

"Gak tau, Shel. Padahal udah aku susui dan udah ganti popok juga. Apa ada yang sakit, yah?" Andrea ikut bingung melihat anaknya jadi menangis keras. Ia bolak-balik memeriksa suhu tubuh sang anak, tidak panas. Semuanya normal.      

Lalu kenapa?     

Apakah ucapan Shelly tadi sungguh akan terjadi? Mengenai Dante yang kenapa-kenapa di medan perang. Atau... bahkan sudah terjadi?     

Seketika saja Andrea jadi gelisah membayangkan jika sesuatu yang buruk terjadi pada suaminya. Sebersit penyesalan menyusup seenaknya ke sanubari. Andai dia menuruti saran Kenzo dini hari itu untuk menemui Dante dan memberikan semangat.     

Andrea menggeleng, mengenyahkan pikirannya. Ia yakin Dante bisa bertahan dan akan menemuinya mengabarkan mereka menang, dan tak ada lagi pertempuran setelah ini. Toh dia dan anaknya sudah tak memiliki kekuatan apapun.     

Toh Baby Jovano sudah bukan merupakan ancaman bagi dunia manusia dan Nirwana. Jadi tak ada alasan untuk mengobarkan perang. Karena sebenarnya perang kali ini dikobarkan Ratu Voira demi ambisi pribadinya semata. Ambisi egois yang hanya diketahui Rean saja.     

"Coba sini aku gendong."     

Baby Jovano pun berpindah di gendongan Shelly. Ia iba sahabatnya sudah kelelahan sedari tadi menenangkan sang anak.     

"Sebentar, aku mo ganti baju dulu, deh! Gak nyaman keringetan gini." Andrea pamit ke kamar. meninggalkan Shelly dan Jovano di ruang tengah.      

"Baby cutie~ yuhuu~ jangan nangis lagi, yah..." bujuk Shelly lembut ke Jovano. Tapi si bayi tetap saja menangis keras hingga Shelly kewalahan membujuk bocah lucu itu. Wajah Jovano sampai memerah saking kerasnya menangis. "Sayaank~ apa kau sedang kesakitan? Apa sesuatu terjadi dengan ayahmu? Atau Om Kenzo? Ohh, lupakan. Tak mungkin kau merasakan dia, ya kan?"     

Andrea datang setelah selesai berganti baju. "Masih rewel, yah?"     

Shelly mengangguk.     

Zwusshh!     

"RUENN!" pekik Shelly saat melihat kemunculan tiba-tiba Ruenn di belakang Andrea.      

Cambion itu menoleh kaget ke belakang dan tau-tau dia sudah dicekal Ruenn yang menyeringai licik, lalu menghilang dengan Succubus tersebut di depan mata Shelly.     

"ANDREAAA!! ANDREEAAAA!!!" jerit histeris Shelly begitu panik sampai Soth 5 dan Soth 6 menghambur datang.      

"Ada apa, Nona?"     

"A-Andrea... dibawa pergi Ruenn..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.