Devil's Fruit (21+)

Gemerisik Benih



Gemerisik Benih

0Fruit 352: Gemerisik Benih     
0

Dua pria di Hutan Kegelapan itu sudah sibuk jejeritan tak menyangka kenekatan Andrea yang justru mendekat ke monster. Mereka pun menyusul Andrea.     

"KALIAN DIEM AJA DI SITU! JANGAN IKUT CAMPUR!" teriak Andrea lagi saat sudah hampir menginjak tanah.     

Dante dan Kenzo terperangah, tak paham kenapa Andrea menyuruh demikian ke mereka. Apakah Nona Cambion punya strategi baru?     

"Yank?"     

"Puteri!"     

Andrea sudah menjejak ke tanah. Monster juga sudah maju mendekat ke arahnya sambil menyiapkan bola api, siap menghanguskan tubuh seksi itu. "UDAH, PERCAYA AJA AMA AKU, SETAN BAWEL!" teriaknya kembali seraya rentangkan kedua tangan dan mulai menjajal hal yang dulu menjadi kekuatan alami dia.     

"Setan bawel?" Kenzo miringkan kepala. "Itu pasti kau yang dimaksud." Ia menuding ke Dante.     

"Kau idiot atau otakmu sudah geser ke dengkul, heh?! Kau pikir apa bedanya Setan dan Iblis, heh?! Berarti itu kau! Sudah jelas itu adalah kau!" sahut Dante sengit.     

Kenzo sudah akan memberikan tanggapan lebih sengit saat ia menoleh dan mendapati keajaiban terjadi tak jauh dari ia berada.     

Andrea rentangkan dua tangannya dan tak lama monster itu memadamkan lidah api, lalu merunduk ke Nona Cambion, memeluk gadis itu.     

"HAH?! KOK?!"     

"HOI! HOI! ITU ISTRIKU! DILARANG PELUK-PELUK SEENAKNYA!"     

Dua pria itu tidak tau Andrea tadi berikan senyum termanis dan ikhlasnya pada sang monster. Dan tak dinyana, monster itu mendadak jinak serta berikan pelukan seperti yang diharapkan Andrea.     

Kuatir Andrea kenapa-kenapa, Dante dan Kenzo pun meluncur turun menyusul Andrea.     

"Ini..."     

"Yank, jangan dipeluk terus, dong."     

"BAWEL!" teriaknya ke dua pria tadi, lalu senyum lagi ke arah monster yang berlutut memeluk dia. "Maafin baim, yah. Maaf kalo tadi sempet bikin kamu luka."     

"Urrnnghh..." Monster itu bersuara, melenguh kuat seperti suara lembu. Jadi sebenarnya, dia rusa atau lembu? Ini belum bisa dipastikan.     

Sejam kemudian dua pria itu harus puas menyaksikan Andrea asik mengobrol dengan si monster menggunakan bahasa antah berantah yang anehnya Andrea paham. Dua makhluk beda wujud itu duduk santai di depan api unggun sambil membakar buah-buahan yang dicari Dante dan Kenzo.     

"Kau yakin monster itu tidak bicara bahasamu?" Dante berbisik ke Kenzo.     

"Kalau aku paham dia bicara apa, tentu sudah dari tadi aku jadi translator untuk kalian, bodoh!" jawab Kenzo lirih.     

"Eh! Tidak perlu ngegas, dong. Santai saja jawabnya, kenapa?" Dante mulai sengit lagi.     

"Emangnya kau pernah ngomong santai ke aku, heh?!" balas Kenzo secara cerdik.     

Keduanya sudah sama-sama melotot.     

"Hei, gaes! Sini deh, kenalan ama Mas Monster!" panggil Andrea ke Dante dan Kenzo. Ia melambai ke dua orang pria itu.     

Dante dan Kenzo saling berpandangan. Tenang saja, tidak ada pijar-pijar asmara, kok!     

.     

.     

Berkat panduan dari monster kepala rusa, tiga orang itu pun jadi tau cara menghadapi para monster nantinya di hutan tersebut.     

Sesuai dugaan Andrea, sebagian besar para monster Hutan Kegelapan suka diberi senyuman tulus. Monster-monster itu ingin diperlakukan baik, bukan dipandang sebagai musuh.     

Rupanya selama ini para penghuni Kerajaan salah paham dengan para monster itu. Monster-monster yang sedianya senang melihat ada yang mendatangi hutan, ingin menyapa, namun pendatang justru bersikap memusuhi dan malah menyerang. Itulah mengapa monster itu jadi marah dan tak mau lagi mempercayai para pendatang di hutan.     

Para monster sedih dihujat dan diserang tanpa penjelasan apa-apa. Padahal mereka mendekat hanya ingin menyapa saja.     

Salah paham yang sudah terlalu dalam.     

Namun monster kepala rusa juga mengingatkan bahwa tidak semua monster Hutan Kegelapan menyukai senyuman.     

Yang biasanya berkelompok biasanya benar-benar berbahaya dan buas. Beda dengan yang seorang diri soliter seperti monster kepala rusa, murni ingin menyapa dan berteman.     

Hal ini membuat Andrea menangis tanpa sadar ketika ia selesai mendengar semua ucapan sang monster kepala rusa. Ia teringat sudah begitu banyak monster yang mereka bunuh di hutan sebelum ini.     

Namun monster kepala rusa mengatakan tak apa jika memang ada yang terbunuh oleh Andrea, Dante dan Kenzo. Anggap saja sedang bernasib sial.     

Andrea berjanji akan menjernihkan serta meluruskan imej mengenai para monster hutan ini ke penduduk Kerajaan jika dia sudah keluar nantinya. Tidak, dia tidak sedang berkampanye, karena dia tidak menyuruh para monster itu untuk memilih dan mencoblos gambar dia.     

Oleh karena keramahan Andrea, monster kepala rusa pun menunjukkan jalan menuju ke pintu masuk yang juga sekaligus pintu keluar hutan.     

Mereka sempat bertemu dengan beberapa monster penyendiri dan Andrea tanpa canggung menyapa dan tersenyum pada mereka semua. Tentu saja ia mendapat balasan lambaian tangan juga.     

"Urrghh... Unngghh..." ucap sang monster pada Andrea setelah mereka melakukan perjalanan dua hari.     

Andrea mengangguk dan memeluk erat monster tersebut, kemudian mahkluk tinggi jangkung itu mulai balik badan meninggalkan ketiganya. "Dia bilang kita cukup berjalan terus lurus mengikuti hembusan angin, maka akan temukan jalan keluar."     

Dante dan Kenzo serempak mengangguk. Memangnya mereka punya pilihan apalagi? Toh Andrea sudah menunjukkan pada mereka banyak fakta dan kebenaran akan hutan ini dan penghuninya.     

-0-0-0-0-0-     

BRAAKK!!     

"Ayah bodoh! Tidak bisakah kau cegah anak manusiamu itu datang ke sini?!" Suara menggelegar memenuhi ruang pribadi Raja Zardakh.     

"Sweet heart... tidakkah kau lihat Ayah sedang sibuk?" Zardakh menyahut tanpa menoleh ke orang yang masuk tiba-tiba ke ruangannya.     

Gadis Succubus itu bernama Myren. Dia anak Zardakh dengan Centaur[1] betina. Dasar kemesuman Raja Incubus ini tiada batas.     

Myren memutar bola mata, jengah. "Yeah, yeah! Sibuk catur! Dengan dirimu sendiri!" Dua tangan terangkat ke udara seolah heran dengan sang Ayah. "Perlukah aku usir dia agar kembali ke dunianya saja?"     

"Myren sayank... jangan bertindak gegabah," sahut Zardakh masih terpaku ke papan catur di depannya. Dia memang bermain sendirian tanpa lawan. "Kau bisa mengacaukan dunia semuanya."     

"Mengacaukan apa?!" Nada suara Myren belum juga turun. Dia memang gadis keras dan kekuatan fisiknya ditakuti para penghuni Kerajaan. Oleh karena sikap tegas dan kekuatannya itulah Zardakh menjadikan dia salah satu Jenderal Kerajaannya.     

Zardakh mengelus-elus dagunya yang tak ditumbuhi bulu kasar bernama jenggot. "Sudahlah, sweetie... kau tak perlu tau kekacauan apa itu. Kau cukup turuti aja apa kata ayahmu ini," ucap Zardakh memakai suara santai meski sang Putri terus membentak-bentak sejak masuk ruangan.     

"Ceh! Harus berapa benih lagi yang kau sebar ke seluruh penjuru dunia agar kau puas, Zardakh?!" Usai bicara begitu, Myren langsung balik badan dan pergi dengan rasa kesal membumbung tinggi.     

Zardakh mendongak memandang punggung putrinya yang menjauh, lalu berdecak. "Bocah sekarang kurang sopan santun dengan orang tua. Tsk! Untung sudah kupisahkan dia dari Ibunya yang kasar." Lalu ia kembali menekuri papan caturnya lagi.     

-0-0-0-0-0-     

[1] Centaur (centaurus) adalah makhluk mitos Yunani yang memiliki tubuh kuda dengan kepala dan badan manusia. Pada centaur, badan manusia muncul di tempat yang biasanya menjadi leher kuda normal. Centaur makan anggur dan daging, serta dikenal karena sifat buas dan brutal mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.