Devil's Fruit (21+)

Akhirnya Bertatap Muka dengan Sang Ayah



Akhirnya Bertatap Muka dengan Sang Ayah

0Fruit 354: Akhirnya Bertatap Muka dengan Sang Ayah     
0

"Arrghh! Harrghh! D-Djaannhh!" deru sengal nafas Revka terasa berat ketika penis besar Pangeran Incubus terus memompa cepat vaginanya dalam posisi tengkurap.     

Seprei sudah kusut masai ia remas terus sedari tadi. Peluh terus meleleh di sekujur tubuh meski pendingin ruangan sudah dinyalakan sejak awal seolah bara percintaan mereka mampu membakar kutub.     

"Hrghh! Hrrghh! Terus! Terus sebut namaku, kitty... hrrghh! Errghh!" Djanh memberikan tanggapan. Pinggulnya terus digerakkan cepat hingga suara tamparan dua daging jelas terdengar disela-sela erangan masing-masing.     

Tuan Incubus bagai tak punya rasa lelah. Ini sudah babak ke 5 mereka bergumul hari ini dengan Revka telah mendapatkan 12 kali orgasme.     

Kegiatan dua makhluk itu selama 3 hari ini hanya makan, seks, tidur, seks, membersihkan diri, seks. Itu saja.     

Djanh bagai singa perkasa dalam persenggamaan mereka, tidak sekedar omong kosong bahwa ia tak akan mengijinkan Revka lama beristirahat untuk terus memacunya dalam pusaran berahi tiada batas.     

"Arnnghh... Djanh! Djaaannhh! Sudah! Sudaahhhkk! Akuuhh... lelah... aanghh... argnghh... kau ini dasaarrrhh... anghh... brengsek!" Revka sudah mulai tampak kepayahan. Wajahnya memerah, memandang sayu ke Djanh saat menoleh ke belakang.     

Sang Pangeran terkekeh. "Kau menyerah, kitty?" Matanya berkilat, sarat akan aroma kemenangan yang terpampang jelas tanpa perlu bersusah payah mencari bukti. Ia terlalu perkasa untuk diremehkan oleh Nona Nephilim.     

Revka tau tak ada gunanya dia sok kuat sekarang. Djanh terlalu gila untuk ditantang mengenai seks. Kau takkan bisa menang dalam hal seks jika berhadapan dengan Iblis Incubus. Kini Revka sadar itu. "Iyaaghh... Iyaaakkhh... akuuhh... aku menyerah, Djaannhh..." rintihnya.     

Tak ada lagi sesumbar apapun dari gadis Nephilim. Tak terdengar lagi nada angkuh yang berasal dari Revka setelah dia mengenal dengan jelas kekuatan dan stamina Pangeran Incubus Djanh dalam hal bersenggama.     

Gadis itu bagai mengubur dirinya sendiri jika dia terus menantang Pangeran Djanh.     

"Ha ha haa!" Djanh tertawa senang penuh aura kemenangan. "Baiklahh... ergh! Hrghh! Ayo kita keluar sama-sama dan aku akan berhenti untuk sore ini."     

Usai bicara demikian, Pangeran Djanh pun memacu tanpa ampun batang laknatnya pada vagina Revka. Dia peluk erat Revka dari belakang seraya remas kuat dua payudara sang gadis Nephilim yang merintih di bawahnya.     

"Ha-AARGHH!"     

"ORRGGHHH!!!"     

Dua makhluk maniak seks itu pun terkapar lunglai. Namun Pangeran Incubus Djanh tidak berlama-lama berdiam diri di atas Revka. Ia bangkit, mencabut miliknya tanpa hiraukan banyaknya lelehan putih kental mengalir keluar dari liang sang gadis.     

"Tidurlah, kitty... sampai nanti aku membutuhkanmu lagi... ummchh!" Djanh mengecup kepala lembab Revka yang terkulai di atas kasur, membiarkan gadis itu tetap diam tengkurap, sementara dia melangkah keluar kamar tanpa perduli telanjang berjalan ke arah meja bar untuk menyesap segelas bir dingin.     

"Unghh..." gumam Revka, lirih sebelum akhirnya tertidur.     

-o-o-o-o-o-o-     

Di dunia lain, Andrea dan rombongan sudah memasuki gerbang Istana.     

Para Iblis penjaga terus menatap lekat pada sang Puteri Cambion. Apakah mereka terkesima akan kemolekan Tuan Puteri baru mereka? Gadis itu tak menggubris. Ia hanya ingin lekas bertemu Ayahnya dan membereskan perkara yang lama ia pendam.     

Dibimbing salah satu punggawa Istana, mereka memasuki ruangan besar, yang sepertinya adalah tempat Zardakh menerima para tamu.     

Ruangan itu amat luas meski sudah dipenuhi seluruh Menteri dan para punggawa serta petinggi militer, tetap saja terasa masih sangat luas.     

Lantai ruangan bagai dibungkus oleh keramik terbaik berwarna kelabu bagai sekumpulan awan. Dan lantai keramik itu tidak memiliki sekat sama sekali, bagai itu sebuah lembaran utuh yang dilekatkan pada tanah begitu saja.     

Sedangkan dindingnya terasa megah oleh ukiran-ukiran entah dari bahan apa. Mungkin batu? Namun berwarna emas kuning dan emas putih yang berkilauan indah.     

Ini sungguh suatu pertunjukan yang jelas dari kesombongan akan kemegahan sebuah balai kerajaan.     

Dan di area singgasana ada semburat vertikal berwarna merah-oranye sebanyak tiga garis kontras dengan warna ruangan yang didominasi warna emas kelabu keunguan.     

Raja Zardakh duduk jumawa di singgasana yang terbuat dari batu jade besar warna cyan. Sosoknya penuh akan kharisma meski dia saat ini sedang mengambil wujud seorang manusia lelaki usia 40-an dengan rambut kelam panjang hingga hampir menyentuh batas pinggang.     

Sang Raja memakai jubah besar berwarna kelabu tua berpadu dengan hitam yang berhiaskan garis-garis perak berkilau bagaikan lembaran berlian beserta aura seorang kaisar Cina jaman dahulu yang megah perkasa.     

"Rupanya anakku!" seru Zardakh menciptakan gema pada ruangan dengan suara menggelegarnya.     

Semua mata menatap pada satu sosok. Andrea. Gadis itu maju berjalan diikuti Dante dan Kenzo. Yang satu merasa sebagai suami, dan yang satunya merasa sebagai pengawal Andrea selama ini.     

Ternyata berita Andrea keluar dari Hutan Kegelapan lekas sampai ke Istana, makanya Zardakh mengumpulkan semua orang penting ke ruangan tersebut, seolah ingin memamerkan sang Anak pada semuanya.     

"Lihat! Dia sangat cantik, kan?!" Zardakh masih bersombong. "Tak salah lagi dia memang anakku! Hahahah!"     

"Cih!" Myren mendecih sebal. Ronh yang berdiri di sampingnya melirik. Sedangkan Ruenn berdiri dalam diam, lekat menatap ke Andrea.     

Namun tak ada Nivria di sana.     

Entah kenapa, Zardakh tidak mengijinkan Nivria datang. Mungkin karena hadirnya beberapa Istri sang Raja.     

Setelah tiga orang beda ras itu hanya berjarak 5 meter dari kursi singgasana Raja, Kenzo lekas menekuk satu kakinya menyentuh lantai, bersikap hormat pada junjungannya. "Hamba kembali bersama Tuan Puteri Andrea, Yang Mulia Zardakh."     

"Bagus, Kenz. Kerjamu bagus!" Zardakh manggut-manggut puas atas berhasilnya Kenzo melindungi anak manusianya hingga ke Underworld. Pandangan Raja beralih ke Dante. "Lantas... orang ini... aku mencium bau busuk yang sangat aku kenal darinya..."     

"Aku Dante, seorang Nephilim, suami dari Andrea. Yang aku tau, aku sudah sempat membersihkan diri sebelum masuk ke ruangan ini." Dante tanpa gentar mengucap identitasnya.     

Kasak-kusuk pun segera terdengar dari para Iblis di ruangan tersebut. Tentu kedatangan ras Nephilim ke Underworld adalah sebuah kejadian langka!     

"Tapi tetap saja bau busuk Nephilim yang gemar memakan bangkai manusia tidak terhapus meski kau mandi ratusan kali, anak muda." Zardakh terang-terangan mengejek Dante.     

Pemuda Nephilim itu bisa saja meraung murka dihina demikian, lalu hunuskan pedang ke arah Zardakh. Namun tentunya itu bukan sikap yang tepat pada Bapak Mertua, bukan? "Sudah lama aku tidak makan bangkai manusia. Itu sudah kuhapus dari daftar menuku sejak lama."     

"HAHAHAHA! BAGUS!" Zardakh sampai berdiri, berputar menatap satu persatu Iblis di sekelilingnya. "Lihat! Anakku begitu pandai memilih suami! Dari segala ras yang ada, dia memilih kawin dengan Nephilim! Hahahaa! Kalian musti tau, keturunan dari perkawinan Nephilim dan Cambion akan menjadi bocah yang berkekuatan sangat dahsyat hingga bisa meruntuhkan Heaven!"     

Kini kasak-kusuk mulai lebih keras dari sebelumnya. Tidak banyak yang tau mengenai keturunan Cambion dan Nephilim.     

Myren membelalak. Jadi inilah alasannya kenapa adik tirinya dibawa ke Underworld. Karena janin di perutnya.     

"AKU TIDAK MEMILIH DIA!" teriak Andrea disertai pandangan menusuk ke manik hitam Zardakh. Dengung kasak-kusuk tambah tak berjeda. "Dia yang memaksakan benihnya padaku! Sama seperti yang kau lakukan pada Ibuku, Ayah keparat!"     

Selesai mengatakan itu, Andrea melesat cepat menerjang Zardakh berbekal energi pink yang ia ubah jadi semacam tombak cahaya. Semua terkesiap tak menyangka. Zardakh lekas menghindar meski lengannya sedikit terkena sambaran Lovero yang dilesatkan Andrea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.