Devil's Fruit (21+)

Digidaw Aweu Aweu (21+)



Digidaw Aweu Aweu (21+)

0Fruit 356: Digidaw Aweu Aweu (21+)     
0

Dante makin curiga. Tak mungkin istrinya semanja itu padanya. Ini... terlalu indah bagi Dante. Dulu pernah terjadi, namun itu di mimpi. Dan ia yakin 1000% ia belum memejamkan mata sama sekali. Maka tak mungkin saat ini dia sedang digoda Andrea seperti dulu pertama mereka berintim-intim ria saat dalam dunia lelap.     

Plakk!     

Bahkan Dante rela menampar dirinya sendiri selain mencubit demi meyakinkan dia memang tidak sedang bermimpi.     

"A-Andrea... sayank?"     

"Daaannhh... kok diam aja? Tega, iihh..."     

"Bu-bukan gitu, yank..." Dante lekas beranjak dari sofa dan melongok ke kamar. Siapa tau ini halusinasi dari Iblis iseng saja. Ekor mata Andrea mengikuti Dante. Dan pria itu terkesiap karena ternyata di kamar tak ada siapapun. Kecoak pun tak ada! Mungkin.     

Berarti Andrea di hadapannya kini adalah... asli?     

"Daaanhh... kamu ngapain, sih? Apa rela aku kedinginan? Hmm?" Kini pose berganti lagi. Kian binal. Satu tangan menarik tali bahu lingerie seolah akan diturunkan.     

"Sayaank..." Dante berjongkok di depan istrinya. "Apakah ini benar kau?"     

"Hah?" Andrea naikkan alis, bingung. "Kok masihh tanya, sih? Memangnya aku ada berapa di dunia ini? Jadi... kau mau bilang aku ini cuma palsu, begitu yah?" Ia pun merajuk, kerucutkan bibir, membuat Dante gemas ingin melahap secepatnya.     

Tapi tunggu dulu, harus dipastikan bahwa itu benar-benar Andrea istrinya, bukan abal-abal. Bukan barang KW.     

"Jangan ngambek, dong. Aku hanya ingin yakin kau benar istriku." Tangan kanan Dante mengusap lembut pipi Andrea. Terasa halus mulus, sama seperti pipi Andrea. Apakah ada Iblis yang bisa meniru 100%?     

Gadis itu menepis tangan Dante, masih merajuk. "Ya sudah kalau tak mau membuatku merasa hangat walau sebentar. Csk! Kau memang pria pelit, menyebalkan tiada dua!" Sekarang posisi kian menggila di mata Dante.     

Setengah menungging sambil menyibak belakang lingerie hingga pantat mulusnya jelas terekspos.     

"A-ayank?" Dante terus saja meneguk saliva meski terasa berat. Cobaan ini sungguh keterlaluan indahnya.     

"Papa kenapa masih ragu?"     

"Hah?!" Dante terkejut ketika mendengar suara anaknya. Itu tadi jelas anaknya yang bicara melalui telepati, seperti biasanya. Jadi... ini sungguh Andrea ORI!     

"Aku mau pergi aja! Dante sudah tak perduli padaku!" Andrea bersikap seolah akan bangkit.     

Dante menahan tangan kirinya sebelum benar-benar bangun. "Eehh? Ke mana?"     

"Aku mau ke tempat Kenzo saja. Pasti dia mau menghangatkanku..."     

"Tak boleh!" tegas Dante cepat melebihi hitungan detik. Wajahnya seketika menegang saat rivalnya disebut. Apalagi dia sudah membayangkan apa yang kira-kira akan terjadi andai Andrea benar menemui Kenzo dalam keadaan seperti itu. Ia menggeleng kuat. "Pokoknya tidak boleh! Aku saja yang akan hangatkan kau!"     

Seketika air muka Andrea berubah.     

Gadis itu tersenyum senang. Senyum yang bagi Dante amat langka dihadiahkan untuknya, karena Nona Cambion lebih sering menatap tajam, atau cemberut bila di hadapan Dante. Ini... boleh disebut anugerah?     

"Ahahah! Benarkah? Beneran kamu yang akan menghangatkan aku, Daaannhh?" Andrea merunduk ke arah Dante. Pria itu kian merasakan selatannya sesak akibat kini melihat belahan payudara Andrea yang terpampang jelas.     

Karuan saja Dante teringat betapa dia tergila-gila pada kemontokan payudara tersebut. Betapa dia selalu rakus melahap dua bongkah kenyal di dada Andrea saban dia punya kesempatan.     

Bahkan ketika dia melirik ke bokong Andrea yang menungging, pikiran edannya langsung meletup-letup, membayangkan dia berada di belakang sana, menghentak kuat-kuat bokong mulus itu sambil memompa liang intim sang istri.     

"Ayo ke kamar saja!"     

Pria itu segera membopong masuk istrinya ke kamar dan merebahkan tubuh molek itu di ranjang. "Aku akan menghangatkanmu, sayank... " Ia mulai melucuti bajunya sendiri, membuang sembarangan, seolah sudah tak sabar.     

Selama ini dia hanya melakukan cunnillingus[1] dan sekedar petting[2] tanpa penetrasi saat kemarin seminggu di hutan. Ia sudah rindu merasakan kehangatan liang Andrea.     

"Daaannhh?" Andrea masih berlaku binal menggoda berahi Dante. Menggeliat manja di atas ranjang.     

"Aku akan... urrmmssffhh..." Dante memburu tubuh molek itu sambil mendekap, tenggelamkan wajah ke belahan dada Andrea. "... hangatkanmu... ermmffhh..." Puas mengusap dada Andrea menggunakan wajah, kini ia tak sabar menurunkan tali lingerie Andrea, hingga dua bukit montok itu terbebas indah di visual Dante. "Tidak, aku tidak hanya menghangatkanmu... tapi juga membakarmu, dasar Istri nakal... ourrmccpphh!"     

"Haaakhh!" Andrea terpekik ketika salah satu putingnya dilahap mulut rakus Dante. Itu mengakibatkan dia membusungkan dada tinggi-tinggi, seolah meminta banyak melebihi yang sekarang diberikan sang suami.     

Mata Andrea memejam rapat seraya dua tangan meremas helaian raven panjang Dante. Sejak datang ke Underworld, Dante mengungkapkan rambut panjang raven dia, menambah ketampanan dan kemegahan performa dia tanpa menurunkan maskulinitas tuan Nephilim sama sekali.     

Jangan kuatir. Dante sudah menjadwalkan creambath bila menemukan salon di Underworld.     

"Ourrcchh! Ermmllhh! Hoummphh!"     

Dante rakus melomoti kedua puting Andrea sembari tangan meremas gemas bukit dada tersebut. Ia menggunakan kakinya untuk membuka paha Andrea, bersiap menyatukan diri. Namun, tiba-tiba...     

"Papa... beri mama asupan darimu dulu. Mama sudah kelelahan."     

Dante berhenti sejenak. "Benarkah? Oke." Kini Dante lepaskan payudara itu untuk mempersiapkan aksi fellatio[3] demi istrinya bisa bertenaga terlebih dahulu. Penisnya sudah tegak menantang gravitasi, siap diberikan ke Andrea.     

"Papa sanggup ejakulasi berkali-kali, kan?"     

"Jangan pernah ragukan Papa untuk hal itu, Nak."     

Andrea yang mulai membuka mata dan setengah tegakkan tubuh, menatap sayu Dante yang sudah memegangi penisnya, siap diarahkan ke mulut Andrea.     

"Ayo, sayank... dapatkan asupanmu..."     

Dua tangan Cambion itu merangkup penis besar suaminya, memutar sejenak sebelum akhirnya melahap penis itu meski tak bisa semuanya dikarenakan panjangnya melebihi rongga mulut Andrea. Tak apa, toh ia bisa memanjakan batang yang tidak terlahap dengan tangannya.     

"Ouunnghh! Urrmmgghh! Oummpphh!" Andrea sibuk mengulum penis sang suami. Meski kewalahan dengan ukurannya yang mampu membuat pipinya kebas, namun Andrea tak menyerah.     

Kepalanya maju mundur sesuai arah mulut yang 'mengocok' batang penis. Sesekali ujung lidahnya nakal menggoda pucuk penis hingga Dante menggeram gemas. Apalagi bila Andrea menghisap kuat-kuat kepala penis, Dante mengerang frustrasi akibat nikmat yang keterlaluan.     

Tangan lentik Andrea dikaryakan untuk mengocok sisa batang yang tak bisa masuk, dan juga turut memijat pelan buah zakar Dante yang mulai mengeras.     

Terkadang mulut nona Cambion melepaskan kurungan ke penis untuk mengulum sejenak bola kembar yang menggantung di bawah penis, dan pria itu hanya bisa menggeram seraya dongakkan kepala serta pejamkan mata rapat-rapat.     

Dua tangan Dante meremas kuat kepala sang istri, menggerakkan kepala itu ketika mulut Andrea kembali mengocok batang penisnya secara cepat.     

Dan pria itu tak mau berlama-lama karena tak tega bila pipi istrinya kebas. Apalagi ia ingin Andrea lekas mendapatkan asupan.     

"Ho-OORGHHH!" Dante menyerahkan semua cairan yang ada untuk diteguk Andrea, menjadikan cairan kental itu sumber energi berharga bagi sang Cambion. "Orrrghh... sayaaank..." Ditatapnya wajah puas Andrea setelah gadis itu meminum semua asupannya.     

"Daaanhh..."     

"Ayo kuberi asupan lagi, sayank!"     

"Awwrghh! Da-Daannhh..." Andrea sudah dihempas ke ranjang, serta pasrah ketika penis Dante sudah menegang kembali dan menghujam vaginanya tanpa ampun.     

[1] oral sex untuk memuaskan wanita dengan menjilat atau menstimulasi kewanitaan serta klitoris menggunakan mulut dan lidah.     

[2] kegiatan intim hanya mencium, menyentuh, meremas, membelai, dan lainnya, namun tidak melibatkan penetrasi (pemasukan penis ke vagina)     

[3] istilah lain dari blowjob, kegiatan intim oral sex untuk menyenangkan lelaki menggunakan mulut dan lidah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.