Devil's Fruit (21+)

Berputar di Napas yang Sama (21+)



Berputar di Napas yang Sama (21+)

0Fruit 361: Berputar di Napas yang Sama (21+)     
0

"Apa?!" Revka memicing kaget. Pangeran Djanh tidak sedang membual, kan?     

Pangeran Djanh terkekeh singkat. "Aku bisa mencium bau sperma milikku sendiri untuk mengetahui di mana wanita yang sudah kugauli. Yah, itu tadinya hanya untuk melacak wanita itu jika dia memuaskan aku, maka aku bisa mendatangi lagi melalui bau spermaku yang terserap tubuhnya."     

"Menjijikkan." Revka jadi kesal. "Kau sungguh menjijikkan, Djanh! Menyesal aku pernah bersenggama denganmu!"     

"Menyesal? Benarkah?" Mata Pangeran Djanh berkilat aneh. "Kau yakin menyesalinya, Kitty? Hal seperti ini?" Tangan kanan Pangeran Djanh sudah masuk ke pangkal paha Revka dan mengusap bukit kewanitaan sang Nephilim.     

"A-annghh..." Entah kenapa, sekeras apapun Revka berusaha menahan erangan, tetap saja meloncat keluar dari mulut dia. Bahkan dia makin pasrah tak berdaya ketika tangan itu mulai memainkan klitorisnya. "Djannhh... aannghh..."     

Pangeran Incubus tersenyum senang menyaksikan respon Revka. Sesuai harapannya. "Benarkah kau menyesali ini, Kitty sayank? Humm?"     

"Djaaanhh... aannhh... stoopp... stooopphh... akuuhh..."     

"Ayo, katakan kau menyesal... katakan itu, sweetie..."     

Revka merasakan pusing. Kepala bagai berputar tak menentu hanya karena sentuhan Pangeran Djanh pada area intimnya. "Ha-aanghhh... iyaahh... akuuhh... aannghh... menyesal... ermmghh... menyesal tak sedari dulu mengenalmu, Iblis sialan!"     

Revka sudah meloncat ke pangkuan Pangeran Djanh, berlanjut dengan mencumbu sang Iblis penuh nafsu sembari dua tangannya sibuk melepas baju dia sendiri tanpa menggubris tubuhnya yang masih sakit.     

"Benar-benar kucing binalku... fufufuu..." Djanh biarkan saja ketika Revka melucuti celananya pula. Ia menelanjangi Pangeran Djanh bagai kesurupan.     

"Diam saja kau Iblis keparat! Oummchh... ermmccphh..."     

-0-0-0-0-0-     

Di tempat lain... Ratu Voira setengah rebah di peraduan. Rean sudah ada di dekat dia.     

"Rean, bawakan aku dua lelaki tampan. Manusia biasa saja. Cepat!"     

"Baik, Yang Mulia. Segera laksanakan."     

"Hei, kau tau bukan seperti apa lelaki yang aku mau?"     

Rean menoleh, tak jadi melesat pergi. Ia kembali menghadap ke Ratu Voira. "Tentu, Yang Mulia. Paduka ingin lelaki yang mirip seperti Tuan Dante."     

"Bagus kalau kau paham. Sana lekas cari dan bawa ke sini segera." Ratu Voira kibaskan tangan asal-asalan.     

Rean menunduk hormat dan kemudian pergi mencari apa yang dikehendaki Ratunya.     

Tak sampai lima belas menit, Rean sudah kembali membawa dua lelaki tampan berparas mirip Dante. Namun kedua lelaki itu tampak kebingungan.     

Rean segera tiupkan udara berwarna merah muda ke wajah dua lelaki yang mengakibatkan keduanya tenang seketika. "Ratu, mereka siap melayani Paduka."     

"Bagus. Kerjamu memang mantap, Rean. Tak salah aku menjadikanmu tangan kananku." Ratu Voira bangkit mendekat ke dua pria rupawan bawaan Rean, mengamati keduanya yang berdiri tenang. "Sungguh mirip dengan Dante. Aku suka..."     

Tangan Ratu Voira mengelus wajah dua pria tersebut, lalu beralih meremas lembut benda di selangkangan para pria membuat mereka mengerang.     

Tak berapa lama, kedua pria sudah berada di ranjang bersama Ratu Voira, sama-sama telanjang bulat, berlumur peluh dengan erangan saling bersahutan ketika keduanya saling memompa dua lubang Ratu Voira, depan dan belakang.     

"Haanghh... aannghh..."     

"Orrghh... hoooghh..."     

"Ermmghh... enak sekali lubangmu, Ratu-mmrrghh..."     

Ratu Voira terbahak senang atas pujian kedua pria. Kakinya ia perlebar agar lebih memudahkan para pria melesakkan penisnya ke dalam dirinya.     

Satu pria berbaring di bawah Ratu Voira, sedangkan sang Ratu rebah telentang memeluk pria di atasnya. Seperti... sandwich?     

Pria di bawah memegangi dua kaki Ratu Voira, sementara pria di atas meremasi payudaranya. Ratu Voira melenguh bahagia.     

Rean masih di ruangan itu sesuai perintah Ratu Voira. Ia memalingkan pandangan, malas menyaksikan apa yang terjadi di atas ranjang. Pergumulan yang ia benci.     

"Reaaann..."     

Gadis itu tersentak kaget namanya disebut. "Ya, Paduka?"     

"Kemarilah bergabung dengan kami..." Ratu Voira menawari Rean. Atau... itu sebuah perintah? Dan Rean tau dirinya tak mungkin menolak ucapan Ratunya. Nyawa adalah taruhan. Dia masih ingin hidup.     

Maka, gadis Nephilim muda belia itu pun mendekat ke ranjang.     

"Lepas semua bajumu, Rean... dan cepat ke sini bermain dengan kami..." titah Ratu Voira dengan suara binal.     

Apa daya Rean? Tak ada. Ia patuh apapun yang keluar dari mulut Ratu Voira. Ia melucuti bajunya sendiri, dan merelakan tubuhnya disentuh pria asing hanya demi kepuasan Ratu Voira.     

"A-ANNGHH!" Rean memekik ketika penis besar salah satu pria menerobos liang kehormatannya. Darah perawan langsung mengalir di sela-sela paha.     

Meringis menahan sakit, ia pasrah dihujami pria itu sementara Ratu Voira meremas-remas payudara Rean. Gadis malang itu dalam posisi berlutut sedangkan satu pria ada di belakangnya. Ratu Voira juga berlutut di depan Rean sambil dihujam pula oleh pria kedua.     

Tangan Ratu Voira meraih tengkuk Rean, mencumbui bibir Rean sambil keduanya sama-sama dihujami penis tanpa jeda.     

Posisi berganti. Rean rebah dan kembali pasrah ditindih pria yang sama. Ia pejamkan mata menahan perih pada vagina. Tubuhnya terhentak-hentak. Ingin menangis tapi air mata seolah kering.     

Tiba-tiba ia dikagetkan mulutnya yang ditempeli vagina Ratu Voira.     

"Ayo, Rean... hibur aku dengan mulutmu seperti biasa." Ratu Voira bergerak di atas wajah Rean bergaya face-sitting[1].     

Gadis muda itu patuh dan melomoti kewanitaan Ratu Voira hingga Ratu Antediluvian mengerang keras keenakan. Tak cukup demikian, lelaki satunya berdiri di depan Ratu Voira, memberikan penisnya untuk di-blowjob sang Ratu.     

Ratu tertawa senang ketika pria di hadapannya menyemburkan 'jus spesial' ke dalam mulutnya. Seketika ia telan semua cairan itu.     

Rean terus menutup mata. Ini sungguh gila baginya. Tapi ia tak berdaya. Ia hanyalah Nephilim yatim piatu yang menggantungkan hidup pada Ratu Voira saja. Maka ia harus menerima sepenuhnya apapun kemauan junjungannya.     

Posisi terakhir pun diarahkan oleh Ratu Voira. Dia rebah di atas pria ke satu sambil menghadap ke atas, lalu Rean menindih Ratu Voira dengan lelaki ke dua menusukkan batang jantannya ke liang Rean.     

Tangan Ratu Voira dan Rean saling mengusapi klitoris satu sama lain.     

Tak ayal, berbagai suara erang memenuhi kamar tersebut. Hingga akhirnya dua pria itu kembali memuntahkan jus spesial pada liang kedua Nephilim.     

Ratu Voira bangkit dari tubuh pria di bawahnya, memakai jubah sutera nan tipis. Rean sudah membungkus tubuh menggunakan selimut.     

Dan dua pria tetap telanjang seakan menunggu babak selanjutnya. Keduanya tersenyum mesum pada Ratu Voira.     

"Terima kasih atas hiburan dari kalian, gentlemen. Aku sungguh puas. Namun... rasanya jadi kesal karena wajah kalian mirip seseorang yang aku benci. Jadi..."     

"AAARRGHH!!!"     

Terdengar pekik kesakitan hebat dari pria pertama ketika Ratu Voira menggigit tubuhnya, melahap daging pria itu hidup-hidup.     

Pria kedua menatap ngeri apa yang terjadi di dekatnya. Tak menyangka wanita manis dan binal yang tadi ia gauli berubah menjadi monster buas.     

Puas memakan separuh daging pria pertama, Ratu Voira mengusap mulut berhiaskan darah segar menuju ke pria kedua.     

Pria itu berteriak minta tolong. "Tolooong! Tolong ada monster! Pergi! Pergi kau, monster betina! Pergiiiii! AAARGHHH!!!"     

Pria itu pun bernasib serupa dengan yang satu. Ratu Voira menerjang ke arahnya sambil buka mulut lebar-lebar mengoyak daging sang pria bagai singa sedang menerkam rusa.     

-0-0-0-0-0-     

[1] posisi seks dimana satu orang rebah dan satunya lagi berlutut mengangkangi wajah orang di bawahnya sambil menempelkan daerah intimnya untuk dimanjakan mulut dan lidah dari orang yang rebah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.