Devil's Fruit (21+)

Perjuangan Revka (1)



Perjuangan Revka (1)

0Fruit 366: Perjuangan Revka (1)     
0

Kali ini biarlah menengok sejenak ke pasangan Pangeran Djanh dan Revka.     

Keduanya termasuk memiliki hubungan unik. Apalagi dua belah pihak sebenarnya saling membenci ras satu sama lain.     

Sudah berminggu-minggu Pangeran Djanh tidak juga pulang ke hunian yang dia tempati bersama Revka. Tanpa kabar. Nyaris membuat Revka melempar televisi layar datar ke luar jendela jika tak dicegah oleh Orge, pembantunya.     

"Nona muda, jangan begitu. Ingat janinmu."     

"Iblis keparat itu seenaknya pergi begitu lama! Memangnya apa susahnya memberi kabar?!" Wajah Revka memerah akibat amarah yang meluap.     

Ya, gadis Nephilim itu sedang hamil anak Pangeran Djanh. Namun, belum sempat memberitahukan ke Iblis itu, terlanjur ditinggal pergi.     

Oleh karena itu Revka nekat memanggil Orge untuk menemaninya beberapa hari ini. Dia tak mau jadi gila karena sibuk membayangkan Pangeran Djanh sedang main gila dengan wanita lain di luaran sana.     

Revka tau pasti reputasi Pangeran Djanh. Meski demikian, sayangnya dia terlalu lemah untuk melepaskan sang Pangeran Incubus. Ia sudah tergantung pada sentuhan Pangeran Djanh. Susah dialihkan.     

"Aku harus mencari keparat itu, Orge!"     

"Nona Muda jangan gegabah. Lebih baik bersabar saja menunggu Tuan Djanh. Atau saya cari beliau?"     

"Tidak usah! Memangnya dia sepenting apa? Cih!" Revka mendecih kesal, meski dalam hati mengakui Djanh amat penting baginya. "Aku akan ke Underworld."     

"Tidak! Jangan, Nona. Kumohon." Orge mencegah. Si pelayan paham kekejaman Underworld karena dia pernah dilempar ke sana selama setengah bulan sebagai hukuman dari petinggi Antediluvian.     

"Kau tak perlu ikut kalau kau tak berminat."     

"Bukan soal berminat atau tidak, Nona. Tapi Underworld terlalu kejam untuk Nona. Di sana sangat suram dan berbahaya. Kasihan janin Anda," bujuk Orge.     

Revka menggeleng pelan, mengusap perutnya yang masih datar. "Tapi dia harus tau aku mengandung anaknya..." lirihnya sembari terisak. "Aku hanya ingin menyampaikan saja. Hiks! Terserah dia mau atau tidak dengan anak ini. Hiks!"     

Orge serba salah. Ingin memeluk Revka namun dia sadar majikannya kini sudah memiliki tambatan hati. Dan dia juga tak mau ambil resiko jika Pangeran Djanh memergokinya memeluk nona Nephilim.     

Maka, keputusan gila diambil. Revka bersama Orge pergi ke Underworld, mencari istana kerajaan milik Djanh. Meski bagai meraba dalam gelap, tapi Revka takkan menyerah mundur. Ia ingin kepastian.     

Pangeran Djanh harus lah mengatakan di depan hidungnya apakah menginginkan anak di perut dia atau tidak.     

Perjalanan ke Underworld jelas merupakan hal tak mudah. Revka harus mengalahkan Iblis-Iblis yang menghadang langkahnya. Memakai kekuatan demi memusnahkan para Iblis agar tidak mencelakai dirinya.     

Asupan terpaksa didapat dari memakan anak Iblis yang ia jumpai dan berhasil ia culik. Benar, Revka terpaksa memakan anak-anak Iblis agar bisa bertahan hidup. Rupanya memakan anak Iblis bisa menjadikan dia lebih mudah bernafas di Underworld yang udaranya terasa pekat.     

Untunglah Orge setia menemani. Revka harus sangat berterima kasih pada pelayan itu.     

"Nona, apakah yakin ingin dilanjutkan?" tanya Orge sesudah menculik anak Iblis yang sedang berkeliaran sendirian jauh dari hunian.     

Revka putar bola matanya. "Apa aku terlihat seperti orang tak yakin akan keputusanku? Lagipula, aku sudah bosan merasakan mual tiap pagi."     

Orge pun terdiam dan menyaksikan majikannya lahap memakan anak Iblis yang tak beruntung.     

Setelah lama menempuh perjalanan berbahaya di tanah Underworld, mereka akhirnya menemukan kerajaan milik Pangeran Djanh dan sang Ayah.     

"Kata Iblis yang saya tanya, istana Tuan Djanh yang itu... yang sebelah timur milik ayahnya." Orge menunjuk ke sebuah bangunan menjulang di depan mereka.     

Revka menatap gedung tertinggi kedua. Rupanya di situ istana Pangeran Djanh. Tampak hebat dan futuristik. Berbeda dengan alam Antediluvian yang lebih natural dan ... kuno?     

"Ayo, Orge."     

Keduanya pun melayang cepat mendekati istana yang dituju. Penjaga istana sempat mencegah dua Nephilim masuk. Bau mereka menarik perhatian para penjaga.     

Revka mengatakan dia ingin menyampaikan sesuatu yang penting dan urgensi ke Pangeran Djanh. Penjaga tak mau tau. Nephilim adalah ras musuh bebuyutan Iblis.     

Pertempuran hampir pecah jika tidak dicegah seorang wanita. "Dia ingin menemui Pangeran Djanh? Oke, suruh dia ke ruang utama."     

"Tapi, Puteri..." Salah satu penjaga berusaha protes halus.     

Iblis yang sebut Puteri tadi menoleh dengan tatapan tajam ke arah penjaga tadi. "Kau masih ingin tetap bertemu keluargamu? Atau sudah bosan hidup?"     

Penjaga segera membungkuk hormat, tak berani membantah lagi.     

Revka dan Orge pun melayang mengikuti Iblis tadi.     

"Anu... terima kasih sudah membela kami dan mengijinkan kami masuk." Revka mencoba beramah-tamah. Toh dia sudah ditolong.     

Puteri itu hanya menoleh sedikit ke belakang dengan senyum misterius.     

Akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan besar nan megah.     

"Jadi... katakan apa tujuanmu datang kemari, makhluk busuk." Salah satu perempuan bertanduk berwajah manis namun seram langsung menanya begitu Revka sudah ada di tengah ruangan.     

"Hei, Lyanz... jangan kasar begitu pada tamu Pangeran Djanh. Hihihi!"     

Gadis Iblis yang tadi menanya Revka hanya memandang bosan ke rekan yang menegur. "Haahh! So please, baby... memang aku harus menyebut dia apa? Dia kan Nephilim, makhluk paling busuk di jagat raya manapun!"     

"Kalian diam semua." Puteri yang tadi membawa Revka masuk segera menghentikan perdebatan tak berfaedah dua perempuan tersebut. "Hei kau, Nephilim. Ada apa mencari suamiku?"     

Revka tercekat. Tenggorokan bagai menelan pasir. "Su-suami?" ulangnya dengan nada tanya. Jadi... wanita tadi adalah istri Pangeran Djanh?     

Perempuan yang disebut Tuan Puteri itu pun duduk jumawa pada kursi terbesar di ruang tersebut. "Ya. Aku istri Pangeran Djanh. Kenapa? Dan mereka semua..." Jemari lentiknya menunjuk ke semua perempuan di situ yang berjumlah sekitar 141. "Mereka pacar Pangeran Djanh dan kuijinkan tinggal di sini."     

Mata Revka nanar menatap semua perempuan bertanduk berbagai rupa yang mengelilingi ruangan. Semuanya adalah para wanita milik Pangeran Djanh. Dan pria Iblis itu bisa-bisanya menggauli dia! Gadis Nephilim itu sampai kehilangan kata-kata yang sudah ia persiapkan. "Aku..."     

"Jangan katakan kau hamil anak Pangeran Djanh dan kemari untuk meminta pertanggungjawaban dia?" Puteri bernama Froiza itu menyeringai dan disambut gelak cekikikan para pacar Pangeran Djanh.     

Rupanya Puteri Froiza tidak semanis dan sebaik yang disangka Revka. Tuan Puteri mengayunkan tangan hingga Revka terpental beberapa meter. Orge lekas menangkap sebelum tubuh Revka menghantam lantai.     

"Hei, kalian! Tidak bisakah berbelas kasih pada wanita hamil?!" Orge sudah ingin mengamuk. Revka mencengkeram tangan pelayannya, meminta tidak terpancing emosi.     

"Memangnya kenapa kalau dia hamil?" Salah satu pacar Pangeran Djanh meledek Revka.     

"Kau pikir Pangeran Djanh akan menjadikanmu Ratu di sini hanya karena kau bisa hamil anaknya?" Perempuan lainnya tak segan-segan menyindir keras nona Nephilim.     

"Kau ini hanya sekedar selingan di saat Pangeran Djanh bosan. Kami sudah paham tabiat beliau. Kau hanya... Snack." Jahat perempuan lain sembari tatap remeh Revka.     

Pacar lainnya menyahut, "Jangan mimpi terlalu muluk! Gadis busuk! Kami juga biasa melakukan seks dengan Pangeran Djanh, dan kalau di antara kami ada yang hamil, Pangeran Djanh pasti minta digugurkan atau kami akan dapat masalah berat."     

Revka menatap perempuan itu, tak percaya. Minta digugurkan? Jadi... Pangeran Djanh bukan tipe lelaki yang suka bertanggungjawab atas perbuatannya? Pangeran Djanh tidak menyukai anak?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.