Devil's Fruit (21+)

Bersiasat (21+)



Bersiasat (21+)

0Fruit 373: Bersiasat (21+)     
0

"Ayo..." bisik Dante di belakang telinga istrinya. "Aku beri asupan bergizi untukmu dan anak kita..."     

Setelah berbisik demikian, Dante menarik pelan bahu Andrea hingga akhirnya gadis Cambion pun telentang menghadap ke atas.     

Dante tak menyia-nyiakan sikap pasrah Andrea, lekas lucuti celana dalam istrinya dan buka paha di depannya lebar-lebar.     

"Ja-jangan... nnhhh..." lirih Andrea seraya tutupi area intim menggunakan satu tangan. Rasanya sungguh berdebar bagai perawan pertama kali akan digauli mesra.     

Tuan Nephylim justru tetap merunduk dan jilat jemari Andrea yang menghalangi destinasi utama lidahnya.     

"Haanghh..." Andrea mendesah merasakan jari-jari lentiknya distimulasi lidah sang suami.     

Dua tangan Dante yang menahan lutut Andrea agar kaki membuka, kini salah satunya mengelus paha dalam sang istri. Kembali lenguh manja Andrea terdengar. Bahkan perlahan, Dante berhasil menyampingkan tangan Andrea sehingga dia bisa menjejakkan lidah pada klitoris Nona Cambion.     

"Ngaaahhh..." Sekuat apapun usaha Andrea untuk meredam suara, justru kian mencuat terdengar.  Ia pun mengalah, membiarkan kewanitaannya dimanjakan lidah dan bibir Dante. Dia memilih meremas tepian bantal di kanan kiri.     

"Slrrttpphh! Ermmghh... errrlltthhh..." Dante terus memulaskan lidah ke bagian paling sensitif dari sang istri, sembari melirik ke utara, mendapatkan wajah merah Andrea dengan mata terpejam dan mulut sibuk menguarkan lenguh serta erangan.     

"Dante! Danteee! Hampiirrhh... a-aarrnghh! Hammmpp--AARRGHH!" Andrea menyerah. Cairan spesial itu pun meledak keluar dan lekas disesap Dante hingga habis.     

Puteri Cambion terengah-engah, mencuri pandang ke selatan, dimana suaminya masih menjilati liang basah di bawah sana.     

"Aku beri dulu nutrisi sebelum ke inti." Dante tegakkan punggung, merayap ke atas Andrea, dan berakhir di atas wajah sang istri. Ia arahkan penis ke mulut Andrea.     

Gadis itu paham. Segera ia raih batang jantan suaminya untuk dimasukkan ke mulut dan mulai dihisap-hisap sehingga erang lirih Dante bermunculan. Apalagi saat lidah Andrea menggelitik ujung kepala penis, kemudian menghisap kuat-kuat, Dante bagai ingin menggila.     

Tak butuh waktu lama bagi Tuan Nephylim untuk merelakan cairan kentalnya memburai keluar dan ditampung segera oleh mulut Andrea. Gadis itu meneguk puas apa yang dibutuhkan tubuhnya sebagai kekuatan.     

Dante biarkan Andrea menyesap-nyesap miliknya hingga tetes terakhir. Kemudian bergerak mundur.     

"Ummchh!" Tanpa risih ia mencium bibir istrinya. Kemudian ciuman tersebut berlanjut ke leher, payudara kesukaan Dante, dan berakhir di perut buncit Andrea. Ia kecupi perut itu hingga istrinya terkekeh kegelian.     

Sesudahnya, ia lucuti celananya sendiri dan lempar sembarangan. Buka kembali kaki Andrea, persiapkan pusakanya.     

"Daaann..." Andrea sayu pandang suaminya.     

"Iya, sayank... aku datang..." sahut Dante sembari lesakkan masuk penis ke liang hangat di selatan Andrea. "Ermmghh..." Ia berhati-hati agar tidak menyakiti Andrea. Apalagi dengan perut sebuncit itu.     

"Ha-aanghhh..." lenguhan Nona Cambion meloncat keluar ketika pusaka suaminya berhasil tenggelam seluruhnya di liang intimnya. Ia pasrah saja ketika dua kaki di angkat sedikit agar memudahkan Dante. Bahkan saat dua kaki itu diletakkan di bahu suaminya pun ia tidak memprotes.     

Sudah keenakan.     

Tubuh Andrea terayun-ayun pelan karena Dante tak mau mencelakai istri dan anaknya. Kedua insan melenguh bersahutan diiringi pandangan saling bertaut.     

Dante kembali memburaikan cairan kentalnya di menit kelimabelas. Vagina sang istri berkedut-kedut seakan sedang meneguk semua cairan yang diterima.     

Setelah beberapa saat terdiam, Dante pun kembali bergerak, mengeluarkan miliknya dari liang favoritnya. "Ayo, sayank... ganti posisi."     

"Hah?!" Andrea kaget, tapi patuh ketika tubuhnya diposisikan menungging.     

"Ini agar kau bisa lebih nyaman, dan anak kita berasa sedang diayun-ayun enak." Demikian alasan Dante.     

Nona Cambion hanya bisa mendelik kesal tanpa bisa berucap. Dante terkekeh, tak terpengaruh tatapan galak istrinya. Toh, sebentar lagi Andrea akan kembali melenguh nikmat.     

Dugaan Dante selalu tepat mengenai itu. Terbukti dengan terus bermunculannya lenguh serta rintihan manja Andrea ketika tubuh mereka sama-sama terayun-ayun pelan.     

"Aaaghh... enak--aagghh... sayank... kau... tak perlu keluar... aaaghh... biar aku saja... aaaghh... yang memberimu... aarrgghh... asupan... haarghh..." Dante tak ingin memaksa istrinya orgasme, karena pasti akan berakibat pada perut buncitnya.     

Andrea tak menyahut, hanya menengok sebentar ke belakang, lalu menelungkup benamkan wajah ke bantal, tak mau suara erotis keluar apa adanya dari mulut. Mungkin gengsi.     

Nivria yang sejatinya ingin masuk menengok keadaan Andrea pun terhenti di depan pintu saat mendengar suara-suara khas yang ia pahami benar. Ia tersenyum kecil dan berlalu. Mungkin sudah seharusnya sang anak bahagia dengan Dante.     

"Mama?" Ruenn bertemu dengan Nivria di dekat kamar Andrea. "Barusan dari kamar Kak Andrea?"     

Nivria mengangguk seraya senyum. Lekas ia gamit lengan anak tirinya dan bimbing menjauh dari sana. "Yuk, temani Mama ke taman. Sepertinya mawar biru Mama sudah mulai berbunga."     

-0-0-0-0-     

Di Antediluvian, Ratu Voira sedang berkunjung ke kamp prajurit. "Pastikan kalian lebih kuat dari sebelumnya. Aku tidak bisa mentolerir kekalahan lagi kali ini!" ucapnya pada para prajuritnya.     

Pria-pria Nephilim itu mengangguk dan mengiyakan ucapan Ratu mereka.     

Kali ini Ratu Voira tak mau lagi menurunkan prajurit Nephilim perempuan. Ia tak sudi jika tentara pihaknya harus dilecehkan oleh Iblis seperti sebelumnya. Ia tak mau mengulang genosida sebelumnya.     

Ia tak mencegah jika Heaven tetap turunkan pasukan pria dan wanita untuk membantu. Toh kekuatan para Angels di atas Nephilim. Makanya susah bagi Iblis untuk menyentuh secara langsung.     

Ratu Voira sudah meminta pada sang Ayah, Seraphim Ionolus untuk mengerahkan lebih banyak Angels di pertempuran kedua.     

Ya, Ratu Voira berambisi kembali ke Underworld untuk menumpas Andrea dan keluarganya di sana.     

-0-0-0-0-     

Di istana King Zardakh, Pangeran Djanh menemui penguasa Kerajaan Zranh tersebut.     

"Kau yakin mereka akan menyerang kembali ke sini?" tanya King Zardakh ketika Pangeran Djanh menyampaikan dugaannya.     

"Hamba yakin. Karena kehamilan Puteri Andrea sudah sampai di petinggi Heaven dan mereka akan terus menguber putri Anda untuk dimusnahkan." Pangeran Djanh memaparkan alasannya.     

King Zardakh mengelus dagunya meski tak ada jenggot di sana. "Humm... begitu rupanya. Mereka tak akan berhenti sebelum anak dan cucuku mati, yah? Humm..."     

"Ijinkan Hamba dan rekan-rekan Hamba ikut berperang melawan Heaven seperti sebelumnya." Pangeran Djanh membungkuk. Meski tak menyembunyikan senyum liciknya.     

Alasan utama Pangeran Djanh rela menceburkan diri ke pertempuran hanyalah agar ia bisa membunuh Angels sebanyak mungkin dan memakan jantungnya agar kekuatannya bertambah.     

Hanya Pangeran Djanh dan ayahnya saja yang tau khasiat jantung Angel bagi Iblis. Tentu ia tak akan beritahukan itu pada siapapun.     

"Memangnya klan mana saja yang akan berperang bersamaku nantinya?" King Zardakh topang kepala menggunakan satu tangan.     

"Hamba berhasil membujuk Klan Isvax, Drun, Aor, Xioth, dan bahkan nantinya Ayah Hamba pun akan turut membantu Anda," papar Pangeran Djanh.     

King Zardakh agak terganggu akan kata 'membantu' yang diucapkan Pangeran Djanh. Ia merasa seperti Raja tak berdaya saja. Dahinya berkerut tak senang. "Ya sudah, terserah kau saja asalkan kita menang dan keluargaku selamat."      

Pangeran Djanh tersenyum puas atas jawaban King Zardakh dan lekas mundur, kembali ke kerajaannya, menemui sang ayah untuk mengabarkan kesetujuan King Zardakh atas permintaan dia.      

"Kau yakin Zardakh menyetujui pasukan kita membantu dia?" Raja Huvr menanyai anaknya.      

"Tak perlu diragukan lagi, Ayah. Beliau setuju meski terkesan berat hati. Lagipula, dia bisa apa untuk menghadapi pasukan Heaven nantinya?" Pangeran Djanh berujar penuh keyakinan.      

"Hm..." King Huvr, ayah dari Pangeran Djanh menggumam sebelum meneruskan kalimatnya, "Apakah dia mengetahui siasat dan alasan kenapa kita membantu dia menggempur Angels?"      

Pangeran Djanh menggeleng. "Sepertinya tidak, Ayah. Hanya kita berdua yang tau mengenai khasiat jantung Angels."      

"Apakah kau akan mengomando anak buahmu untuk menciptakan dimensi Meercomv seperti sebelumnya?"      

"Tidak, Ayah. Aku yakin kali ini mereka tidak akan menurunkan pasukan perempuan dari pihak Nephilim. Entah jika pihak Angels."      

King Huvr manggut-manggut. Ia puas memiliki anak yang pandai berstrategi. Tak salah memilih Pangeran Djanh menjadi putera mahkota Kerajaan Horuz. Tak heran dia lebih menuruti kemauan Pangeran Djanh dibandingkan para putra dan putri dia yang lain.      

Gen dalam tubuh Pangeran Djanh sangat istimewa, berikut pula dengan kekuatannya. Ia adalah putra kesayangan dan kebanggaan Raja Huvr.     

-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.