Devil's Fruit (21+)

Rencana Hitam dan Putih



Rencana Hitam dan Putih

Fruit 323: Rencana Hitam dan Putih     
1

"APA?! ANAKKU—URMMFFHH!"     

Druana sudah membekap kuat-kuat mulut Dante. "Ssstt! Jangan sampai Puteri Cambion dengar, bodoh. Tsk! Kau ini... pelankan suaramu, kenapa?"     

Dante tersadar, kemudian dia menepis bekapan Druana pada mulutnya. Sedangkan Kenzo, dia tertunduk namun sikap paniknya kentara.     

"Anak Puteri... ancaman dunia?" lirih Kenzo mengulang ucapan Druana. "Dunia mana yang kau maksud, Druana?" Ditatapnya Druana penuh harap. "Kau tau itu dari mana?"     

"Satu persatu, please. Astaga dasar lelaki, tak ada yang sabaran." Druana mendecak sejenak. "Oke, oke, aku akan jelaskan. Humm, pertanyaan bagus, Panglima." Druana mengedipkan satu mata ke Kenzo. "Dunia yang aku maksud adalah ... dunia manusia. Namun itu juga bisa berlaku hingga dunia bawah dan dunia atas jika kekuatan bocah itu terlalu besar nantinya."     

Dante mengernyitkan kening. "Dunia atas? Maksudmu Nirwana? Surga? Kenapa bisa begitu?"     

Druana menatap Dante. "Apa kau tak tau apa-apa mengenai ini, tuan Nephilim ganteng? Ckckck... makanya biasakan banyak wawasan sebelum kau menancapkan burungmu seenaknya dan meninggalkan benihmu itu, Tuan..." sarkas manis Druana membuat Dante mendecih kesal.     

"Druana, jelaskan, cepat. Jangan bertele-tele meladeni makhluk buangan itu terus!" Kenzo mengungkapkan kekesalannya tanpa ditahan-tahan pada Dante.     

Pria Nephilim itu lagi-lagi hanya bisa menelan amarahnya karena ia lebih mementingkan informasi yang akan dipaparkan Druana sehubungan dengan anaknya.     

"Baiklah, Panglima gantengku." Druana berikan senyum manis ke Kenzo. "Jadi... karena ini adalah keturunan Cambion yang dasarnya sudah kuat, dengan Nephilim yang punya darah Malaikat, apalagi jika ras-nya istimewa, maka anak yang akan dilahirkan akan membawa dua kekuatan besar dari orang tuanya. Belum ada sebutan khusus mengenai itu karena kalian tau sendiri, Nephilim lebih suka membunuh Cambion ketimbang menghamilinya. Yah, bisa dikatakan... kasus ini adalah langka." Ia melirik Dante, bermaksud menyindir.     

Dante tertunduk, paham akan sindiran itu.     

"Padahal..." lanjut Druana. "Jika kaum Nephilim dan Iblis tau mengenai kekuatan bocah keturunan unik itu, maka bisa dipastikan takkan ada Nephilim yang membunuh Cambion lagi. Mereka akan saling cinta dan hidup berbahagia. Namun..."     

"Namun apa, Druana?"     

"Jika dunia atas, maksudku Surga tau mengenai keturunan unik itu... mereka takkan tinggal diam. Mereka akan memburu langsung si anak dan memusnahkannya. Karena jika anak itu akan mengancam dunia, maka Surga takkan tinggal diam. Yah, kalian tau sendiri lah bagaimana penghuni Surga yang suka ikut campur dengan dunia manusia," papar Druana.     

"Bukankah Iblis juga suka mencampuri dunia manusia?" Dante agak sebal dengan opini Druana yang menyudutkan tentang Surga dan para Malaikat. Kini ganti Druana yang mendecih.     

"Lalu... apa yang sebaiknya dilakukan, Druana?" kejar Kenzo. "Apakah ini info valid?"     

"Tentu saja valid! Aku sudah membaca secara teliti di sebuah buku yang sangat amat kuno yang aku temukan di pusat data dunia bawah." Druana bersuara mantap. "Yang harus dilakukan... Ayah Puteri harus tau ini. Beliau bisa memerintahkan para bawahannya untuk menjemput Tuan Puteri Andrea ke dunia bawah dan menyembunyikan Puteri Cambion dan anaknya di istana Baginda Zardakh. Kupikir itu satu-satunya cara terbaik menyelamatkan Puteri dan anaknya."     

Kenzo terdiam. Otaknya berpikir keras. Apakah sungguh itu adalah jalan terbaik?     

"Aku harus selalu ikut kemanapun Andrea dan anakku pergi!" sergah Dante tegas.     

Druana dan Kenzo terperanjat. Juga para Soth yang mendengar. Druana malah terkekeh. "Kau? Kau yakin sanggup? Dunia bawah tidak seindah duniamu, Tuan."     

"Aku harus sanggup untuk Andrea dan anakku!" tegas Dante seraya tatap serius Druana yang seolah sedang meremehkannya. "Memangnya kenapa dengan dunia bawah?"     

Druana mengetuk-ketukkan telunjuk di dagunya. "Pertama-tama, kau harus sadar diri akan ras-mu. Di sana... ada begitu banyak Iblis yang akan memburumu demi kekuatan. Apalagi kalau mereka tau kau Nephilim, fufufuu... siapa tau ada iblis yang ingin membalas dendam kematian sanak saudaranya yang dibunuh kaummu."     

"Humm... hanya itu?" tantang Dante. Ternyata kalimat dari Druana tidak membuat Tuan Nephilim gentar sama sekali. Andrea dan anaknya sudah menguasai tekad serta niat kuatnya.     

"Hei! Kau sangat percaya diri sekali, Tuan!" Druana menaikkan alis. "Jangan lupa juga akan perbedaan atmosfir yang akan kau kecap nantinya di sana. Bisa-bisa kau lemas kehabisan tenaga di dunia bawah sebelum kau mencapai istana Baginda Zardakh. Fufufuu... lalu bagaimana kau melindungi anak istrimu jika kau tak bertenaga?"     

Dante terdiam. Kalimat Druana tidak bisa dipungkiri, ada benarnya. Ia justru takkan berguna jika tidak bisa bertahan hidup di dunia bawah. Tapi keinginan melindungi Andrea dan anaknya sangatlah kuat.     

"Memang idealnya aku saja yang melindungi Tuan Puteri." Kenzo kini bisa jumawa berkata. Ia melirik remeh ke Dante yang seketika sebal ditatap rendah begitu.     

"Aku akan mencari jalan agar aku tetap kuat selama di dunia bawah!" tukas Dante.     

"Anu..." Tiba-tiba muncul Shelly di balkon. Semua yang di sana seketika menoleh ke gadis manusia itu. "Tidak sengaja menguping. Ummhh... anu..." Shelly jadi ragu-ragu sendiri. Padahal dia sudah melangkah maju.     

"Kenapa, Shelly? Apakah Andrea butuh sesuatu?" Dante bangkit.     

Namun Shelly menggeleng. "Tidak. Dia... dia sedang tertidur usai makan tadi. Umm... tenang saja, dia... dia tidak akan dengar pembicaraan kalian."     

Semua pun bernafas lega.     

"Syukurlah kalau dia sudah tidur dari tadi." Dante bersyukur.     

Andrea belum saatnya tau mengenai apa yang baru saja disampaikan Druana.     

"Lalu kau ingin apa, Shelly?" tanya Dante lagi pada sahabat dari wanita terkasihnya.     

"Aku hanya... hanya... ummm... kalian sibuk membicarakan Andrea ke dunia bawah..." Shelly menatap ragu-ragu ke mereka. "Apa kalian yakin Andrea setuju ke dunia bawah?"     

Mendadak semua terdiam akan ucapan Shelly.     

Benar juga. Cambion satu itu sangat keras kepala. Belum tentu dia mau ke dunia bawah. Bahkan, bisa jadi saat mengetahui anaknya bisa membawa bahaya pada dunia, dia akan menggugurkan si anak.     

Menangani Andrea haruslah dengan cara yang tepat dan tidak boleh gegabah.     

Mereka yang sedang berada di balkon tidak tau ada sesosok makhluk kecil yang diam-diam mendengarkan obrolan semuanya. Makhluk itu pelan-pelan beringsut meninggalkan tempat itu menuju ke hunian seseorang.     

.     

.     

"HAHAHAHAHAHAAA!!" Tawa menggelegar penuh suka cita terburai lepas bebas dari mulut Revka. "AKHIRNYA! AKHIRNYA AKU TAU CARA MELENYAPKAN CAMBION KEPARAT ITU! SURGA MEMANG BERPIHAK PADAKU!"     

Sudah bisa ditebak, Revka pun segera melesat menuju ke Antediluvian diikuti Orge. Sedangkan Erefim... dia memilih tetap tinggal sampai yakin Revka dan Orge sudah tak ada di situ, kemudian dia melesat menemui majikannya di rumah Andrea malam itu juga.     

"Tuan... ada yang musti saya sampaikan..." Erefim menemui Dante di depan balkon. Dante segera mendekat ke asistennya. Erefim pun membisikkan sesuatu pada sang majikan, sehingga mata Dante membola.     

"Gawat!" Dante berseru tertahan ke semua yang ada di balkon.     

"Gawat kenapa, Nephilim?" Kenzo terusik dan ingin tau segera.     

Dante berusaha bertutur sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh Andrea di dalam kamar. "Sepupuku Revka sedang ke alam Antediluvian. Sepertinya dia tau pembicaraan kita dan sedang melapor ke tetua Nephilim di sana!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.