Devil's Fruit (21+)

Runtuhnya Hubungan Baik



Runtuhnya Hubungan Baik

0Fruit 288: Runtuhnya Hubungan Baik     
0

Andrea langsung mengerti duduk persoalannya. Dia segera memijit tulang hidungnya, pusing seketika. "Umh... ternyata begitu persoalannya."     

"Nona, hei, ini sungguh tidak adil! Dia memanfaatkan sakitnya untuk menguasai Rogard dan melakukan hal memalukan dengan Ro!" seru Ra tidak terima karena Andrea bersikap biasa saja.     

"Ra, tolong jangan ganggu Nona Kyuna yang sedang istirahat." Rogard karuan berlagak seperti tameng di depan Kyuna yang masih terduduk di tempat tidur, sedangkan barang-barang di atas meja sudah berserakan di lantai, termasuk sop daging.     

"Ro, kamu tidak pahamkah kalau kamu hanya diperalat Kyu saja?" Ra meradang karena pria yang dia suka justru melindungi wanita lain yang sangat licik di matanya.     

"Apapun yang kau katakan, aku sudah berjanji ke Nona Andrea untuk merawat Nona Kyuna dan membantu kesembuhan dia secepatnya." Rogard membela Kyuna.     

"Tapi kamu diperalat! Kamu diajak melakukan hubungan seks! Apa kamu tau itu?" jerit Ra.     

Rogard mengerutkan keningnya. "Seks?" Ia bingung. "Kami hanya melakukan terapi untuk kesembuhan Nona Kyuna!"     

Ra menepuk dahinya keras-keras dengan ekspresi kecewa. "Kamu lugu sekali kalau tidak pernah tau apa itu seks! Ro, sadarlah! Kamu itu diperalat dia saja!"     

Andrea menarik napas dalam-dalam dan dengan menggunakan pikirannya, dia memindahkan Ra ke dalam RingGo. "Mendingan kamu tenangkan emosi kamu dulu di sana, Ra. Sori." Ia berbicara ke Ra yang sudah dikirim ke RingGo. "Dan Ra, jangan paksa aku untuk segel kamu kayak empat siluman itu."     

Sang Cambion memaksudkan mengenai segel yang membuat Ra tidak bisa berwujud humanoid, sama seperti empat siluman yang berubah menjadi senjata, mereka tidak akan bisa kembali ke wujud siluman atau wujud apapun kecuali wujud senjata saja.     

Di dalam RingGo, Ra terdiam, masih marah tapi tidak berani berbuat apa-apa. Dia tau kekuatan Andrea jika berubah menjadi iblis, itu akan sangat mengerikan. Ra takkan mungkin bisa menandinginya. Maka, yang bisa dia lakukan hanya memendam kesal dan berdiam di RingGo.     

Setelah itu, dia menoleh ke Kyuna dan Rogard yang masih membisu di tempat masing-masing. "Kalian... aku yakin kalian bisa atasi masalah ini tanpa bantuan aku, kan? Atau aku harus masih campur tangan?" Dia percaya keduanya sudah sama-sama dewasa, maka untuk masalah demikian, Andrea ingin mereka berdua yang membicarakannya sendiri.     

"Ya, Nona. Kami akan bicarakan ini sendiri. Nona tidak perlu khawatir." Rogard menyahut. Kyuna masih tertunduk, memeluk kedua lututnya.     

"Ya udah, aku capek, mo istirahat dulu sebentar. Kuharap kalian tetap baik-baik aja, gak berubah." Andrea melangkah keluar dari kamar Kyuna. Saat ini dia sungguh tidak ingin direcoki dengan urusan itu. Dia memang lelah setelah pertarungan dengan empat siluman sebelumnya. Apalagi dia berkeringat dan butuh mandi untuk menyegarkan diri.     

Rogard menoleh ke Kyuna setelah semua orang meninggalkan kamar itu. "Nona, Nona Kyuna... apakah yang dikatakan Ra benar? Bahwa kita melakukan seks?"     

Kyuna terdiam lama. Dia merasakan dilematis. Jika dia jujur, apakah Rogard akan membencinya? Jika dia berdusta, akan ada orang lain yang akan memberitau Rogard mengenai apa itu kegiatan seks, dan ia akan ketahuan.     

"Nona? Nona Kyuna?" panggil Rogard karena Kyuna tidak juga menyahut.     

Kyuna mengangkat kepalanya dan menatap Rogard. "AKu... aku menyukai kamu, Ro. Aku... aku hanya ingin selalu dekat dengan kamu, sama sekali tidak bermaksud memanfaatkan atau memeralat kamu. Yah... iya, aku akui... yang kita lakukan itu memang... seks..." Di akhir kalimat, suara Kyuna melirih lemah dengan kepala kembali tertunduk, tak sanggup menatap Rogard seandainya pria jiwa pedang petir itu akan memberikan tatapan benci.     

Rogard termangu beberapa saat usai mendengar kalimat jujur Kyuna. "Seks? Jadi... itukah yang dinamakan seks? Itukah yang disebut kegiatan seks? Yang kita lakukan setiap malam dan pagi?"     

Kyuna terpaksa mengangguk lemah, masih belum sanggup mengangkat mukanya. Terlalu malu. Dan terlalu takut.     

Rogard bagai merasakan terjangan syok. "Jadi... jadi kita melakukan seks?! Nona... kau bercanda, kan? Itu tidak mungkin seks, kan? Itu hanya terapi seperti yang kamu katakan., bukan?"     

Bagi Rogard yang lugu dan tidak berpengalaman mengenai hubungan romantisme antara pria dan wanita, dia sama sekali tidak mengetahui dengan persis apa itu hubungan seks. Dia hanya mengeerti bahwa yang namanya seks itu dilakukan pria dan wanita yang saling mencintai dan bisa juga antara suami dan istri.     

Sedangkan dia dan Kyuna? Bukankah mereka tidak memiliki hubungan apapun? Kekasih, bukan. Suami dan istri, itu pun bukan. Jadi, bagaimana mungkin itu adalah seks?     

"Maaf, Ro... aku... aku hanya ingin... dekat denganmu... hanya ingin-" Kyuna merasakan hatinya bagai dihimpit gunung besar.     

"Dengan berkedok itu adalah terapi?" potong Rogard. "Nona Kyuna, kau benar-benar memperalat aku untuk kesenangan kamu sendiri!" Rogard kehilangan ketenangannya.     

Kyuna pun menengadah dan pipinya sudah berlinang air mata. Ia takut Rogard berubah. Takut Rogard membencinya jika begini terus. "Ro, aku suka kamu! Aku cinta kamu, Ro! Apa itu tidak boleh?"     

"Hubungan seks dilakukan oleh dua orang yang sama-sama mencintai, bukan cinta sepihak dengan memperalat pihak lainnya. Kau egois, Nona Kyuna." Rogard limbung dan berjalan keluar, sempoyongan. Ia sangat amat kecewa pada Kyuna.     

"Ro! Apa kau tidak mencintaiku? Apa kau tidak tertarik denganku? Ro! Jawab!" raung Kyuna sambil mendekati Rogard.     

Meskipun Kyuna mencoba menghentikan Rogard dari melangkah keluar, dia malah tersengat aliran listrik di tubuh Rogard dan membuatnya urung mencoba memegang Rogard lagi.     

Rogard kembali mengaktifkan aliran listrik di tubuhnya, bagai tidak ingin tersentuh siapapun. Bahkan dia tidak menggubris panggilan dari Kyuna yang terus menyeru namanya sambil menangis. Ia tetap melangkah keluar, berjalan menjauh dari kamar itu.     

Dante yang melihat pedangnya turun ke lantai bawah, hanya bisa diam. Terlebih ketika Rogard langsung masuk ke dalam tubuhnya tanpa mengucap apapun. Ia hanya bisa menghela napas panjang menyaksikan itu.     

Apa yang direncanakan Andrea, belum tentu itu diterima dan bagus bagi yang bersangkutan. Terkadang, Andrea bisa berhasil akan sesuatu, namun bisa juga mengalami sebuah kegagalan. Seperti saat ini, hubungan Kyuna dan Rogard pun berantakan karena ambisi Andrea yang ingin melihat mereka bersatu.     

Dan saat ini Andrea terlalu lelah untuk memikirkan hal demikian. Gadis Cambion itu terkadang muncul egois yang tidak berdasar. Itu karena dia bukan manusia sempurna, dia bukan orang suci yang tidak memiliki salah dan keliru. Dia tetaplah Andrea, gadis biasa yang kebetulah memiliki setengah darah iblis di tubuhnya.     

Meskipun Dante sudah pernah mengingatkan Andrea untuk tidak turut campur dalam persoalan hati para anggota kelompoknya, Andrea terlalu keras kepala untuk mendengarkan peringatan Dante. Kini, apa yang dikhawatirkan Dante menjadi kenyataan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.