Devil's Fruit (21+)

Mulai Dikenal Luas



Mulai Dikenal Luas

0Fruit 304: Mulai Dikenal Luas     
0

Seperti yang Andrea katakan pada koloni siluman kingkong, dia memang berencana untuk kembali ke Paviliun Giok Sempurna. Tujuan utama dia adalah membeli jimat lagi. Dia benar-benar serius ingin mempelajari aksara magis, rune.     

Andrea keluar lagi ditemani oleh Dante dan keluarga Raja Naga Heilong, yaitu Kuro dan Shiro. Ketika mereka keluar, tidak ada satupun penduduk di Desa Embun Senja yang berani bertindak sembarangan pada Andrea. Bahkan mereka lebih memilih menundukkan pandangan jika bertemu dengan Andrea.     

Semua mendadak memperlakukan Andrea begitu tinggi dan mulia. Itu karena status gadis itu yang merupakan keturunan dari bangsawan iblis dari Underworld. Di alam milik Djanh, tidak pernah ada keturunan bangsawan iblis satupun.     

Rupanya, Pangeran Djanh sengaja tidak menempatkan satu pun bangsawan iblis Underworld ke alam milik dia. Bagaimana mungkin? Itu bisa mengacaukan dunia milik dia jika memang ada. Andrea adalah pengecualiannya.     

Entah niat Pangeran Djanh menculik Andrea ke alam miliknya untuk menumbuhkan kekuatan dan ketrampilan tempur Andrea... atau untuk mendamaikan dia dengan Tuan Nephilim dengan sengaja menempatkan mereka dalam lingkup yang sama beserta syarat tertentu yang tidak memungkinkan mereka untuk berpisah.     

Dia memang pangeran iblis yang penuh intrik dan terkadang licik tiada banding. Pangeran Djanh adalah salah satu dari pangeran iblis yang berpengaruh besar di Underworld. Banyak iblis yang segan padanya dan memilih untuk tidak bermusuhan dengannya.     

Di Paviliun Giok Sempurna, tujuan Andrea langsung ke lantai empat, ke Pondok Jimat. Di sana, dia memborong banyak rupa jimat. Bahkan ketika dia melihat ada banyak macam batu dipajang pada rak etalase kayu, dia penasaran.     

"Itu adalah batu array, Putri." Raja Naga Iblis Heilong memberi taukan itu pada Andrea.     

"Batu array?" Andrea kerutkan dahinya.     

"Tuan Putri tentu belum lupa akan ucapan aku mengenai formasi array dan penghalang, kan?" Mata Raja Naga Iblis Heilong menyipit.     

Andrea segera tersadar. "Oh~ yang kemarin itu! Yang bisa untuk memblokir serangan musuh, bisa untuk teleportasi, bisa untuk melindungi rumah juga itu, kan?" Ia mengusap hidungnya, lega bahwa dia masih mengingat itu.     

"Benar." Raja Naga Heilong senang Andrea tidak melupakan informasi yang telah dia berikan sebelumnya. "Semuanya membutuhkan batu array seperti itu untuk disusun atau diatur pada jarak tertentu dan harus tepat. Ketrampilan yang menyusahkan bagiku."     

"Dan pastinya ini ada hubungannya dengan rune, kan?" tanya Andrea ingin tau.     

"Terkadang iya, terkadang tidak, Putri."     

"Oh! Baiklah, aku akan borong beberapa batu array untuk sekalian aku pelajari nanti di Cosmo."     

Setelah berkutat lama di Pondok Jimat, Andrea berkeliling di lantai empat untuk membelikan banyak barang bagi anggota koloni siluman kingkong yang kemarin belum kebagian barang.     

Hari ini dia menghabiskan hampir lima ratus batu emas. Dan dia membayar semuanya tanpa berkedip seolah itu hal yang remeh untuknya. Tentu saja! Andrea adalah orang terkaya di alam itu untuk saat ini.     

Jika dia kekurangan uang, dia hanya cukup menyuling pil legendaris dan menjualnya di pelelangan seperti dulu, maka uang akan mengalir dengan deras kepadanya.     

Ketika dia hendak turun ke lantai tiga, sudah ada banyak orang yang menunggunya di atas tangga lantai empat. Begitu mereka melihat Andrea akan turun, mereka segera menyambut dengan sangat ramah dan sopan.     

"Salam untuk Yang Mulia Putri." Ternyata kelompok itu dipimpin oleh Kepala Desa Embun Senja sendiri. Mereka segera membungkuk dalam-dalam untuk menghormati Andrea.     

"Ah, Kepala Desa!" Andrea mengenali pria paruh baya yang wajahnya terkesan baik dan menyenangkan. Ia lekas angkat tangan Kepala Desa agar Beliau kembali menegakkan tubuhnya. "Jangan begini. Aku tidak terbiasa diberi salam seperti itu."     

Kepala Desa dan petinggi desa lainnya agak heran dengan ucapan Andrea. Namun, Raja Naga Iblis Heilong lekas menambahkan, "Tuan Putri ini sangat bersahaja dan murah hati pada siapapun. Ia sudah terlalu sering menerima hormat para bawahan Ayah Raja Tuan Putri, makanya dia datang ke sini ingin menyamar sebagai rakyat biasa."     

Kepala Desa dan para petinggi desa pun manggut-manggut paham, meski penjelasan dari Raja Naga Heilong masih terasa aneh. Namun, siapa yang berani memprotes? Tidak ada. Mereka menelan mentah-mentah apapun yang dikatakan Andrea dan Raja Heilong.     

Ingat, mereka adalah sosok yang tidak boleh diprovokasi.     

"Kepala Desa, ada apa menemuiku dengan cara begini mencolok?" tanya Andrea penuh heran.     

"Oh, Yang Mulia Putri sekiranya bersedia untuk makan dan minum bersama kami yang rendah ini selagi Yang Mulia Putri berada di desa kami." Kepala Desa Embun Senja menuturkan alasan dia mendatangi Andrea begitu dia mendengar kabar dari penduduk bahwa Andrea sudah muncul kembali di Paviliun Giok Sempurna.     

"Benar," sambung petinggi desa. "merupakan suatu kehormatan bagi desa kami karena Yang Mulia Putri bersedia singgah di sini." Dan yang lainnya pun mengiyakan dengan penuh semangat.      

"Kebetulan Restoran Giok di sini milik dari putraku," tutur Kepala Desa Embun Senja. "Sayangnya putraku masih bepergian di desa lain yang jauh untuk bisnis, maka dia tidak bisa menemui Yang Mulia Putri."     

Andrea jadi mengerti kenapa Desa Embun Senja ini tergolong tentram tanpa banyak adanya perkelahian dan lebih banyak berkutat dalam dunai bisnis. Itu dikarenakan karena keluarga Kepala Desa ini sendiri adalah seorang pebisnis. Apalagi dia melakukan bisnisnya dengan jalur sehat, bukan ambisius buta.     

Maka, sebelum Andrea dan kelompoknya kembali ke alam Cosmo, mereka makan bersama dengan Kepala Desa dan para petingginya di Restoran Giok di lantai lima. Andrea cukup menikmati makanan di restoran itu.     

Sejak itu, nama Andrea berkumandang jauh ke berbagai desa. Itu berakibat tidak ada lagi yang berani membuat masalah dengan dia. Mereka semua sudah mengetahui status Andrea dan memilih untuk tidak mencari permusuhan dengannya.     

Dikarenakan itu, Andrea secara otomatis tidak lagi mempunyai lawan bertarung satupun di dunia milik Pangeran Djanh.     

Suatu hari, Andrea keluar dari Cosmo dan berkata ke langit, "Gak bisakah kamu kasi aku bacaan bagus? Misalnya, buku tentang rune atau tentang array?!"     

Dalam hitungan sekian detik, meluncur dari angkasa dua buah buku yang cukup tebal dan kuno. Andrea hampir saja ditabrak dua buku itu jika tidak ditarik Dante ke pelukannya.     

"Cih! Baper banget sih Djanh piipp ini ke aku?" Andrea memungut dua buku kuno di atas tanah dan matanya berbinar riang. "Buku rune dan array! Wihihi! Makasih, yak Djanh piiippp!"     

Dengan adanya kedua buku itu, sudah bisa dipastikan hari-hari Andrea hanya berkutat untuk mempelajari semua yang tertera di dalam buku-buku tersebut. Dia sering mengurung diri di dalam Pondok Alkemia untuk mempelajari rune.     

Dia  sudah memutuskan untuk mempelajari rune terlebih dahulu. Jika dasar-dasar dari rune sudah dia pahami, maka dia akan beralih mempelajari array. Beruntung sekali otak Andrea begitu tangguh dan lekas mengingat serta cepat memahami apapun.     

Hanya dalam waktu tiga hari, dia sudah asik mencoba menuliskan rune pada kertas jimat. Untung saja dia sempat memborong banyak kertas jimat dari Pondok Jimat di Paviliun Giok Sempurna. Jikalau kehabisan kertas jimat pun dia cukup meminta Dante atau Rogard untuk membelikannya di luar Cosmo apabila dia masih terlalu sibuk di Pondok Alkemia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.