Devil's Fruit (21+)

Dante Tertusuk



Dante Tertusuk

0Fruit 180: Dante Tertusuk     
0

"Ternyata setiap yang bagus-bagus, pasti ada yang jagain, yah?" bisik Andrea sambil terus mundur selangkah demi selangkah. Matanya tetap melekat ke arah siluman laba-laba yang terus menatap mereka sambil maju ke arah mereka.     

"Benar, Nona. Biasanya begitu." Rogard lirih menjawab.     

"Apa yang harus kita lakuin sekarang, nih?" Andrea berbisik agak keras. Ia merasa siluman laba-laba ini tidak sepele. Ia tak boleh meremehkan siluman apapun yang mereka jumpai. Apalagi jika berukuran sebesar yang ada di hadapan mereka saat ini.     

"BERPENCAR!!!" teriak Dante.     

Semua segera merespon dan lekas melesat berpencar secara acak menjauhi siluman laba-laba.     

"Hahahah!" Siluman laba-laba besar terbahak-bahak melihat kelompok Andrea berpencar. "Kalian sudah ketakutan? Hahaha! Bagus! Lebih cepat kalian mengakui kelemahan kalian, itu lebih baik karena aku tak perlu repot-repot mengeluarkan benang pintalku yang berharga!"     

Andrea yang bersembunyi di balik pohon bersama Kuro, menggertakkan gerahamnya. Dia tidak rela jika harus melepaskan Pohon Energi Roh. Baginya, pohon itu terlalu memikat dan terlalu bermanfaat untuk mereka semua.     

Dari arah lain, muncul petir ular berwarna ungu. Jelas itu pasti Rogard atau Dante.     

Siluman laba-laba meloncat gesit ke samping menghindari sambaran petir yang ditujukan padanya. Ujung petir ungu menghantam ke tanah dan memercikkan bunga api berwarna ungu yang terlihat indah meski sebenarnya itu berbahaya.     

"Haha! Mencoba menyerangku diam-diam? Jangan harap! Fuuuffhh!" Siluman laba-laba menertawakan kegagalan serangan petir itu sebelum ia menyemprotkan cairan putih pekat dari mulutnya ke tempat persembunyian Dante.      

Pzzzttt!     

Pohon itu segera berlubang begitu tersentuh oleh cairan dari mulut siluman laba-laba. Dante terbang keluar dari persembunyiannya sebelum cairan bersifat korosif tinggi itu berhasil menjangkau dirinya.     

Namun, belum sempat ia jauh mengelak, serangan dari cairan putih korosif siluman laba-laba sudah dihamburkan ke arah Dante. Pria itu tak menyangka aksi tiba-tiba siluman itu. Tak ada cara untuk berkelit di momen sesingkat ini.     

Dante sudah pasrah jika memang tubuhnya harus tersambar cairan putih pekat yang sanggup melumerkan batang besar pohon dalam waktu singkat.     

Wuusss!     

Tiba-tiba, cairan itu berubah arah, nyaris menyentuh Dante.     

"Kau!" teriak siluman laba-laba, geram atas tindakan Andrea. Gadis Cambion keluar dari persembunyiannya setelah dia berhasil menghalau serangan siluman laba-laba menggunakan tenaga Mossa.     

"Mencoba menyerang dia diam-diam? Jangan harap!" Andrea menirukan kalimat dari siluman laba-laba.     

Menyadari bahwa itu adalah kalimat dia sendiri yang dia ucapkan untuk Dante, siluman laba-laba makin geram. Kulit di wajahnya kian berubah warna menghitam dengan bercak-bercak hitam yang mengerikan.     

Mulutnya terbuka lebar hingga kedua taringnya terlihat, dan cairan putih pekat itu berhamburan ingin menggapai Andrea.     

Andrea tak mungkin menggunakan Mossa secara kontinyu untuk menepis serangan cairan korosif siluman laba-laba. Ia lekas melonjak ke sisi lain menghindari cairan tersebut.     

Kuro sudah maju melesat ke depan siluman laba-laba dan keluarkan kabut asap hitam menyelimuti seluruh area siluman laba-laba.     

Siluman itu tak bisa melihat sekitarnya. Meski kabut racun hitam milik Kuro tidak berpengaruh padanya, namun kabut itu sangat menghalangi pandangannya. Oleh karena itu, ia secara acak menyemprotkan cairannya, berharap ada yang terkena.     

Drrttt!     

Swoosshh!     

Petir dan api lekas menyerbu ke dalam kabut hitam yang menyelubungi siluman laba-laba. Sayangnya, sebelum kedua jenis serangan itu sampai di tubuh siluman laba-laba, dia sudah mencelat keluar dari kabut hitam.     

"Haha! Berharap ingin memerangkapku dengan kabut mainan? Jangan harap!" teriak bangga siluman laba-laba sambil dia terus menyemprotkan cairannya ke arah kelompok Andrea yang masih berpencar.     

Mereka semua segera berhamburan keluar dari persembunyiannya. Belum sempat mereka memikirkan apa kelemahan siluman tersebut, tiba-tiba muncullah pasukan laba-laba berukuran sama dengan kucing normal, keluar dari sebuah lubang di dekat Pohon Energi Roh.     

"Ayo, anak-anakku! Serang mereka semua! Mereka ingin merebut pohon milik kita!" Siluman laba-laba mengkomando puluhan laba-laba itu.     

Segera, kelompok Andrea harus berhadapan dengan pasukan laba-laba yang didatangkan.     

Dante langsung hantamkan bola Zephoro ke arah para pasukan laba-laba yang mendekatinya. Laba-laba itu segera hancur begitu diserang Zephoro. Melihat itu, Dante segera lantang berseru. "Mereka bukan siluman!"     

Yang lain mendengar teriakan Dante dan paham apa yang dimaksud oleh pria Nephilim tersebut. Berarti, yang menjadi siluman hanyalah si laba-laba besar saja, tidak termasuk ke pasukan dia.     

Dan memang, pasukan laba-laba yang kini sedang menyerbu kelompok Andrea tidak mempunyai ciri fisik layaknya siluman. Bahkan jika mereka adalah siluman tingkat rendah, harusnya mereka bisa berbicara. Namun mereka tidak. Mereka hanya diam dan langkah-langkah kaki mereka yang berderap menjejak tanah saja yang menimbulkan suara.     

Oleh karena kenyataan itu, kelompok Andrea mulai percaya diri menyerang pasukan laba-laba seukuran kucing normal menggunakan apapun jenis serangan andalan mereka.     

Wuusss! Kuro berikan api hitamnya yang sekaligus memanggang belasan laba-laba yang ada di dekatnya.     

Bzzrttt! Shiro tak mau kalah dan tanduk mungilnya keluarkan petir putih mematikan ke arah banyak laba-laba di situ.     

"Roaarrr!" Noir mengaum ganas sambil menyemburkan petir besar kebanggaan dia dan mematikan puluhan dari pasukan laba-laba.     

Sabrina tak mau kalah berlaga. Dia meraung dan dari moncongnya muncul tembakan api yang langsung menghanguskan puluhan laba-laba pula.     

Andrea terbang di atas Gazum dan menyerang menggunakan api Cero dari atas ke arah para pasukan laba-laba.     

Sedangkan Dante dan Rogard, mereka bekerja sama menyerang siluman laba-laba besar. Kedua pria beda ras itu memfokuskan diri mengatasi 'bos' dari pasukan laba-laba dan menyerahkan pasukan ke kelompok Andrea.     

Dante menyerang dengan Vreth yang ia bentuk menjadi pasak besar dan panjang menyerupai pedang. Sedangkan Rogard membentuk petirnya menjadi bentuk pedang besar. Keduanya terus menyerang siluman laba-laba.     

"Arrghh!" Terdengar jeritan Dante.     

Andrea lekas mencari Dante dengan matanya dan melihat dada Dante sudah ditembus beberapa duri berwarna hitam. "DANTE!!!" Ia memerintahkan Gazum terbang mendekati Dante.     

Rupanya, siluman laba-laba itu memiliki senjata rahasia di ujung kantung ekornya. Itu adalah jarum beracun. Siluman laba-laba sengaja mempersiapkan senjata pamungkas dia yang berharga untuk Dante karena menurutnya, Dante yang paling membuat dia murka.     

Jarum racun siluman laba-laba hanya ada tiga, dan itu hanya tercipta setiap setengah tahun sekali. Dia sudah memiliki jarum-jarum racun itu di kantung ekornya selama beberapa tahun ini karena dia selama ini tidak menemukan lawan yang bisa memaksanya mengeluarkan jarum itu.     

Dan kini, dia menggunakan jarum berharga dia ke Dante.     

Tiba-tiba, Andrea menghilang dari atas Gazum dan secara cepat muncul kembali di atas tubuh siluman laba-laba.     

Marah amat sangat, Andrea menggunakan Mossa untuk memisahkan kepala siluman laba-laba dari badannya. Ia sekuat tenaga menggunakan kedua tangannya bergerak ke arah berbeda yang menyiratkan pemisahan kepala siluman dari lehernya.     

"Aaaarrrghhh!"     

Taaasss!     

Dengan kekuatan penuh Mossa milik Andrea, kepala siluman laba-laba pun berhasil tercerabut paksa dari lehernya. Kemudian Rogard menggunakan petir berbentuk pedang untuk menusuk kepala yang menggelinding ke arahnya secara kejam.     

Andrea lekas melonjak turun dari tubuh tanpa kepala siluman laba-laba untuk mencapai Dante. Ia membawa Dante ke alam Cosmo, meninggalkan kelompoknya yang paham akan tindakan Andrea. Toh, mereka sudah menang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.