Devil's Fruit (21+)

Situasi Gawat Dante



Situasi Gawat Dante

0Fruit 181: Situasi Gawat Dante     
0

Andrea sudah membawa Dante ke alam Cosmo dan mereka sudah berada di teras pondok. Dengan Dante ada di pelukan satu lengan Andrea saat mereka berdua terduduk di atas tanah, Andrea lekas keluarkan pil anti racun buatannya dari dalam RingGo dan berikan ke mulut Dante.     

Tak perlu bagi Dante untuk mengunyah atau menelan pil anti racun itu karena pil berwarna hijau dengan sulur emas samar tersebut langsung lumer begitu bersentuhan dengan lidah Dante.     

Andrea buru-buru mencabut duri jarum racun dan membuangnya setelah ia memakai sapu tangan terlebih dahulu untuk menghindari kontak langsung dengan duri jarum berwarna hitam tersebut. Ia tak mau konyol ikut teracuni jika tidak berhati-hati.     

Andrea membuka baju atas Dante menggunakan Mossa dan melihat seluruh dada lelaki itu sudah berwarna hitam.     

Tak lama kemudian, kelompoknya sudah dia kirim kembali ke alam Cosmo sambil Andrea tetap memeluk dan menopang setengah tubuh Dante di tanah seraya dia duduk di sana dengan wajah kuatir.     

"Bagaimana kondisi Tuan?" Rogard lekas mendatangi mereka berdua. Di tangannya sudah ada Pohon Energi Roh yang sudah dicabut hingga akar-akarnya. Ia memberikan pohon itu ke Andrea yang langsung mengirimnya ke RingGo untuk sementara waktu.     

Andrea menggeleng. "Belum ada kemajuan."     

Rogard melihat dada hitam sang tuan, ia mendesis kuatir. "Astaga, ini sungguh berbahaya!"     

"Apa maksud kamu, Ro?" tanya Andrea sambil tatap wajah panik Rogard.     

"Racun tidak boleh berada dekat dengan jantung! Tuan tertusuk di area dada dan itu dekat dengan jantung. Bahaya! Ini bahaya!" Wajah Rogard tidak tenang lagi.     

Shiro dan Kuro mendekat, ingin tau keadaan papa mereka. Keduanya hinggap di bahu kanan dan kiri Andrea.     

"Aku udah kasi dia pil anti racun, Ro. Tapi memang harus nunggu setengah hari. Atau aku kasi lagi biar cepat reaksi?" Andrea jadi tambah kuatir.     

Pil anti racun kelas menengah buatan Andrea memang harus menunggu efek hasil paling cepat yaitu setengah hari, dua belas jam untuk mengetahui reaksinya.     

"Tidak ada waktu, Nona." Rogard mengambil alih tubuh Dante dari pelukan Andrea dan menopang Dante di dadanya. "Nona, coba gunakan kekuatan Mossa Nona untuk menarik keluar racun itu."     

Rogard sengaja tegakkan punggung Dante agar racun tidak terlalu cepat menjalar ke jantung daripada posisi rebah.     

"Kita tidak kasi pil ke dia lagi?" Andrea tatap bingung pria pedang rambut ungu di depannya.     

"Benar-benar tidak ada waktu, Nona. Ini sudah mendesak." Rogard tidak ingin mengambil resiko apapun dalam kondisi darurat begini.     

Andrea mengangguk. "Oke."     

Maka, setelah menelan satu Pil Inti untuk menambah energi, Andrea mulai keluarkan tenaga telekinesis Mossa dan fokus pada bekas tusukan di dada Dante. Beruntung tusukan duri jarum racun itu tidak di area dada kiri.     

"Huuurrfff..." Andrea berkonsentrasi agar ia bisa menarik keluar racun hitam di dada Tuan Nephilim. Ini lebih berat ketimbang saat dulu dia melakukan hal sama pada Sabrina. Dulu, Sabrina hanya memiliki satu area tusukan. Sedangkan ini, ada tiga lubang.     

Perlahan-lahan, usaha Andrea berbuah hasil sesuai dengan yang dia harapkan. Cairan pekat berwarna hitam keluar dari dua lubang. Andrea belum puas karena lubang ketiga belum memunculkan keluarnya cairan hitam itu.     

Maka, ia kerahkan Mossa lebih besar dari sebelumnya. Dua lubang sebelumnya kian deras mengeluarkan cairan hitam pekat tersebut.     

Menit berikutnya, setelah Andrea terus-menerus berupaya, akhirnya lubang ketiga berhasil memunculkan cairan pekat hitam yang dia nantikan.     

Dengan kedua tangan yang bergestur menarik keluar, cairan-cairan pekat berwarna hitam dari siluman laba-laba itu pun berhasil terus ditarik menjauh dari tubuh Dante.     

Tenaga Andrea benar-benar terkuras meski baru beberapa menit berselang. Dia terpaksa lepaskan satu tangan untuk mengambil beberapa Pil Inti dari RingGo dan ia telan satu. Lalu, dia kembali fokus keluarkan lagi cairan hitam itu.     

"Pil Inti!" seru Andrea.     

Rogard paham dan mengambil Pil Inti yang ada di dekatnya, yang telah disiapkan Andrea, lalu memasukkan pil tersebut ke dalam mulut Andrea. Itu karena Andrea tak mau tangannya berhenti mengeluarkan kekuatan Mossa.     

Dalam waktu setengah jam lebih, akhirnya Andrea berhasil menghilangkan sebagian besar racun di dada Dante. Ia sudah nyaris pingsan.     

Setelah yakin warna dada Dante tidak hitam lagi, dia berhenti menarik racun, lantas berikan pil anti racun kembali ke Dante untuk mengoptimalkan kesembuhan Dante dan pembersihan racun secara sempurna.     

Rogard membopong Dante yang masih tak sadarkan diri ke kamar si Nephilim, sedangkan Sabrina membawa Andrea ke kamar sang Cambion untuk beristirahat. Ia telah menelan satu Pil Inti lagi sebelum tidur.     

"Bree, tolong minta Rogard untuk rawat dan jagain Dante di kamarnya," pinta Andrea pada Sabrina.     

"Baik, Nonaku." Sabrina pun keluar dari kamar itu.     

Kuro dan Shiro masuk ke kamar sang papa yang masih pingsan dan meringkuk manja di sisi tubuh Dante yang dibaringkan telentang. Rogard tidak melarang duo hybrid. Ia bisa memaklumi bocah-bocah itu tentu sangat kuatir akan Dante.     

Rogard hanya diam dan duduk di dekat tempat tidur Dante, dengan duo bocah hybrid yang bergelung nyaman di sisi tubuh pria Nephilim.     

Tengah malam, Andrea terbangun dan datang ke kamar Dante. Rogard segera menoleh ke Andrea.     

"Gimana keadaan dia sekarang?" tanya Andrea ingin tau.     

"Tuan belum sadar." Rogard menjawab.     

Andrea terdiam tak tau harus menjawab apa. Dia melihat kedua bocah hybrid melingkar tenang di samping Dante. "Apa aku perlu berikan Pil Inti ke dia, yah?"     

"Silahkan dicoba saja, Nona." Rogard menyingkir dari kursi untuk memberikan tempat bagi Andrea bisa duduk.     

Andrea pun mulai henyakkan pantatnya ke kursi di samping ranjang Dante dan masukkan satu Pil Inti ke mulut sang Nephilim. Ia juga memakan satu Pil Inti juga.     

Kemudian, Andrea mencari inti kristal elemen petir dan berikan ke Rogard. "Makanlah. Kalian juga pasti kelelahan."     

Rogard menerimanya.     

Lantas, Andrea bangkit dari kursi dan keluar dari pondok. Dia mencari Sabrina, Noir, dan Gazum. Dia membagikan Pil Inti ke mereka bertiga sebelum akhirnya kembali masuk ke pondok dan ke kamar Dante.     

Duo bocah hybrid terbangun dan Kuro melompat ke pangkuan Andrea. "Mama, Papa tidak akan kenapa-kenapa, kan?"     

"Tentu aja gak akan kenapa-kenapa, sayank..." Andrea mengelus sayang kepala Kuro. Shiro masih bertahan di samping tubuh Dante.     

Andrea berikan juga inti kristal ke bocah-bocah hybrid itu agar mereka bisa mengisi kembali tenaga mereka setelah bertempur hari ini.     

Sesudah itu, Andrea tertidur dengan Kuro berada di pangkuan dia. Keduanya masih ada di atas kursi.      

Rogard tak tega melihatnya dan kuatir Andrea akan terjatuh dari kursi jika dibiarkan begitu saja. Maka, ia pun perlahan-lahan angkat Andrea dan baringkan di sebelah Dante. Untung saja Andrea tidak terganggu dengan gerakan-gerakan dari Rogard.     

Rogard berniat akan masuk ke dalam tubuh Dante setelah membaringkan Andrea bersama Dante. Kedua bocah hybrid ada di tengah-tengah keduanya.     

Sang jiwa pedang memandangi keempat makhluk beda ras di depannya yang sudah sama-sama terlelap. Senyum tipis terukir pada wajah tampan nan tegas dia sebelum dia benar-benar menghilang ke tubuh Dante.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.