Devil's Fruit (21+)

Ditaksir Siluman



Ditaksir Siluman

0Fruit 183: Ditaksir Siluman     
0

Setelah Andrea berhasil membuat pil anti racun tingkat sempurna, dia makin percaya diri jika bertempur dengan para siluman di negeri antah berantah tersebut. Ia tidak terlalu kuatir lagi jika salah satu dari anggota kelompoknya akan terkena racun.     

Pil anti racun tingkat sempurna akan lekas melenyapkan racun apapun selama beberapa detik setelah dikonsumsi.     

Pil ini memang bisa dibilang terlalu ajaib dan menentang langit. Dan Andrea bangga telah berhasil membuatnya dengan usaha jerih payah yang berdarah-darah selama sekian hari.     

----------     

Hari ini ada kejadian lucu menggelikan ketika mereka semua berada di alam ciptaan Pangeran Djanh. Mereka bertemu dengan pasangan siluman kerbau.     

Yang membuat geli adalah, siluman kerbau jantan sangat amat marah pada kelompok Andrea dikarenakan istrinya, siluman kerbau betina, jatuh hati dengan Dante.     

Siluman kerbau jantan gigih menyalahkan Dante atas perubahan sikap istrinya saat itu juga yang ngotot ingin berkenalan dengan Dante.     

Sebenarnya kedua siluman itu tidak berbahaya dan Andrea juga sudah mewanti-wanti pada kelompoknya agar tidak asal membunuh siluman apapun yang mereka jumpai.     

"Sudah kukatakan, aku tidak tertarik dengan istrimu!" tegas Dante ketika siluman kerbau masih saja marah-marah dan ingin menantang bertarung dengan Dante untuk membuat istrinya menyadari bahwa lelaki seperti Dante lebih lemah daripada dia.     

"Kalau begitu, kau harus menerima tantanganku!" Siluman kerbau jantan bersikeras menginginkan Dante menerima tantangannya, apapun yang terjadi.     

Sedangkan siluman kerbau betina masih berada di samping suaminya dan bersungut-sungut merutuki sang suami yang dianggap tak tau diri jika merasa lebih hebat dari Dante.     

Dante sendiri malas meladeni tantangan bertarung dari siluman kerbau jantan. Dia tidak merasa siluman itu jahat atau berbahaya. Dia memahami bagaimana perasaan lelaki yang cemburu.     

Mungkin Dante juga akan meradang dan murka pada seorang pria yang dianggap menjadi saingannya. Kenzo, misalnya? Ehem!     

Untung saja Kenzo tidak berada di alam ini, atau dia akan terus terkena serangan darah tinggi setiap saat. Plus, menghunus pedang pula. Kecemburuan dia pada sang Panglima Incubus tidak bisa ditolerir lagi jika mengingat betapa Andrea berkali-kali memuji Kenzo di depan hidungnya, terang-terangan.     

Maka dari itu, Dante malas meladeni siluman kerbau jantan yang sedang diserang cemburu. Dante berempati pada siluman itu. "Kukatakan padamu, aku tidak tertarik sama sekali pada istrimu, apa kau tuli?!"     

"Tak peduli kau tertarik atau tidak, kita harus buktikan siapa yang lebih unggul di antara kita berdua! Agar istriku yang cantik ini bisa melihat jelas siapa yang layak menjadi lelakinya satu-satunya!" teriak siluman kerbau jantan sambil terus halangi pandangan sang istri pada Dante.     

Dante memutar mata akan kebebalan siluman kerbau jantan. Karena terlalu kesal akan keras kepala sang siluman yang sedang terbakar cemburu, ia pun menarik lengan Andrea ke sampingnya. "Ini istriku. Dia jauh lebih menarik dan lebih cantik dari istrimu. Jadi tak mungkin aku akan melirik istrimu!"     

"Eh?!" Andrea yang tiba-tiba ditarik paksa hanya bisa terkejut. Ketika dia ingin berdalih, Dante memberikan kode melalui mata tajamnya. Andrea terpaksa diam.     

Namun, siluman kerbau betina justru marah tak kira-kira. "Kau! Kau anggap aku ini tidak menarik?! Kau bilang betina kurus kering seperti dia itu lebih menarik dan cantik?!" Dia geram memandang ke Andrea penuh aroma sengit. Hidungnya menghembuskan napas kasar.     

"D-dia suka yang kurus kering sepertiku," dalih Andrea sambil maju satu langkah ke depan dengan wajah sombong. Sepertinya dia harus bekerja sama dengan Dante jika ingin membuat pasangan siluman ini menyerah dan pergi.     

Kuro ikut maju. "Kau ini tak tau diri, yah! Sudah gendut, hitam... masih saja ingin menyaingi Mama aku!"     

"Kau! Kau dasar ular kecil bau ingus!" teriak siluman kerbau betina tambah murka ingin menangis.     

Andrea menepuk lembut dahi si hybrid hitam yang sudah bertengger pongah di pundaknya. "Kuro, gak boleh ngomong body-shaming gitu, ih..."     

Kuro menoleh ke mama cantik idola dia. "Body-shaming itu apa, Ma?"     

"Itu... mempermalukan atau merendahkan orang lain dari aspek tubuh." Andrea menjelaskan istilah itu pada anak angkatnya.     

"Tapi dia kan yang lebih dulu mengejek tubuh Mama, mengatakan Mama kurus kering. Ya, kan?" Kuro menyanggah karena menurutnya, siluman kerbau betina lebih dulu bersalah.     

"Sudah, sudah, yang begitu tak perlu dibalas. Bikin kita jadi satu level ama dia ntar..." ucap lembut Andrea ke anak hitamnya.     

"Hei, betina! Maksudmu apa?!" bentak siluman kerbau betina ke Andrea. Ia merasa disindir halus oleh Andrea.     

Akhirnya, justru terjadi pertarungan antara Dante melawan siluman kerbau jantan, dan antara Andrea melawan siluman kerbau betina.     

Andrea meminta agar Dante mengalah dengan sengaja saja ke siluman kerbau jantan, namun ternyata menang atau kalah, tetap saja siluman kerbau betina bersikeras ingin ikut Dante. Maka, tak ada gunanya mengalah.     

Bzztt!     

Dhuaarr!     

Dante sudah menyarangkan tinju petir ungu dia ke tubuh siluman kerbau jantan. Ia berhasil membuat sang siluman rubuh ke tanah dengan beberapa luka hangus.     

Siluman itu mulai tersengal-sengal tanpa sanggup bangun karena terkena aliran kejut dari tabrakan petir dari Dante.     

Andrea juga sudah berhasil mengalahkan siluman kerbau betina yang tak tau malu dengan menggunakan cambuk tulangnya. Ia tak tega menggunakan api Cero dia untuk menyerang siluman kerbau betina.     

Wzzz~     

Rogard muncul dari tubuh Dante, muncul di depan siluman kerbau jantan. "Kau... lebih baik kau menyerah dan bawa pergi istrimu itu sebelum kami murka dan membinasakan kalian semua."     

Siluman kerbau jantan mulai gemetar meilhat tatapan bengis dari Rogard yang ditujukan padanya. Tapi, tidak demikian dengan siluman kerbau betina. Dia justru berbunga-bunga melihat kemunculan Rogard.     

"Waahhh... masih ada lelaki tampan lainnya!" seru siluman kerbau betina sambil merangkak mendekat ke Rogard.     

Dhuaarr!     

Rogard seketika hantamkan petir ungunya ke tubuh siluman kerbau betina yang mendatanginya dengan mata berbinar. "Jangan sampai kesabaran kami hilang. Enyah!"     

Dhuaarr!     

Sekali lagi Rogard mengirimkan petirnya ke siluman kerbau betina hingga siluman itu terpelanting dan berguling-guling mencapai suaminya yang masih gemetar.     

"Kau," ucap Dante pada siluman kerbau jantan. "aku mengampunimu karena aku bisa memahami perasaan cemburu yang kau miliki saat ini. Lebih baik kau bawa pergi istrimu yang mata keranjang itu."     

Siluman kerbau jantan menoleh ke istrinya. Meski ia tau sang istri memang kerap terpikat dengan wajah tampan, tapi dia tidak berdaya dan tetap mencintainya. "Istriku, ayo kita pulang. Jangan ganggu mereka."     

Siluman kerbau betina melotot ke suaminya. "Kau berani memerintah aku?! Kau pikir kau ini siapa?! Sudah untung aku mau kau kawini! Lebih baik kau saja yang pergi!" hardiknya ke suami dia sendiri.     

Andrea mendengus. "Berasa kayak sinetron azab aja kalo gitu," bisiknya lirih.     

"Apa kau bilang barusan?!" bentak siluman kerbau betina ke Andrea, mengira gadis Cambion sedang menghinanya.     

"Ah, enggak, Mpok!" Andrea lekas berikan gesture penyangkalan dengan kedua tangan yang dia goyang-goyangkan di depan tubuh. "Aku cuma merasa iba aja kalo si Mpok ini masih aja ngotot mau ikutan rombongan kami."     

"Kenapa memangnya?!" siluman kerbau betina naikkan dagunya.     

"Kau harus tau, Mpok, jadi istri nih lelaki..." Andrea sentuh lengan Dante di sebelahnya. "Sebenarnya penuh dengan derita. Kuberitau, yah Mpok, lelaki ini nih, dia jarang memberiku makan, makanya tubuhku kurus kering begini."     

Dante melotot ke Andrea, tapi langsung terdiam setelah menerima kode dari Andrea.     

"Lalu, Mpok... kadang aku justru yang harus mencarikan dia makanan setiap harinya. Kalau aku gagal mencari makanan untuknya, dagingku akan diiris dan dia jadikan santapan. Belum lagi aku harus melakukan berbagai tugas seperti membersihkan kamarnya, membersihkan semua sudut rumah, bahkan kamar mandi dia yang... ughhh, baunya amit-amit!"     

Siluman kerbau betina mendengar semua kalimat Andrea dengan dahi berkerut. Selama ini, dia selalu dimanja oleh suaminya. Tak pernah sekalipun dia melayani sang suami. Justru suaminya yang dia perlakukan bagai budak.     

"Kau yakin?" Siluman kerbau betina agak sangsi mendengar ucapan Andrea. "Mungkin saja kau diperlakukan begitu karena kau ini jelek. Coba kalau aku yang menjadi istrinya, pasti dia akan memanjakan aku."     

"Kau lebih jelek dua kali dari dia," ucap Dante cepat. "Kau akan kujadikan budak perasan menggantikan dia. Dia sudah kurus kering, pasti kau yang masih penuh daging begitu akan lebih kuat untuk jadi budakku sehari-hari." Dante berikan seringaian kejam.     

Siluman kerbau betina mulai ciut membayangkan dirinya diperbudak, harus mengerjakan berbagai hal yang selama ini tidak pernah dia kerjakan. Ia pun menggeleng-gelengkan kepala. Lalu, dia menoleh ke suaminya. "Bawa aku ke rumah!"     

Sang suami lekas mengangguk senang. "Iya, iya ratuku!" Susah payah, siluman kerbau jantan bangkit dan membopong istrinya.     

"Mulai sekarang, kau harus lebih perhatikan penampilanmu! Kau dengar?!" hardik sang istri ke siluman kerbau jantan. Lantas, ia melirik ke Dante dan Rogard. "Kalian lelaki tampan tapi keji! Mana layak kalian untukku yang agung dan mulia ini?!"     

Tak lama kemudian, kedua pasangan siluman itu pun pergi dari hadapan rombongan Andrea. Sebelumnya, siluman kerbau jantan tersenyum penuh rasa terima kasih pada Dante dan Andrea yang membantu istrinya tersadar.     

Sepeninggal kedua siluman itu, Andrea dan Kuro terbahak-bahak, lalu menggoda Dante. "Cieeee... yang ditaksir ama Mpok Kebo! Cieeee..."     

Dante menatap tajam ke Andrea. "Setidaknya aku tidak dicium paksa dan hampir diperkosa oleh babi jelek." Kemudian dia melenggang meninggalkan Andrea yang kesal atas sindirannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.