Devil's Fruit (21+)

Nekat Masuk ke Sarang Siluman Kingkong



Nekat Masuk ke Sarang Siluman Kingkong

0Fruit 185: Nekat Masuk ke Sarang Siluman Kingkong     
0

"Andrea, jangan bercanda!" Dante berusaha mencegah tindakan gadis Cambion yang dianggap mulai dengan tingkah anehnya.     

"Santai aja, Dante. Percaya deh ama aku. Please." Andrea kedipkan satu mata ke Dante. Lalu ia menoleh ke yang lain. "Ada yang mau ikut aku ke bawah sana?" Ia menatap ke anggota rombongannya.     

Kuro dan Shiro serentak mengatakan ikut. Sabrina pun demikian yang diikuti oleh Noir pula. Bagaimana mungkin Noir tetap diam jika kekasihnya ikut bergerak? Gazum mau tak mau ikut pula.     

Itu menyebabkan Dante menghela napas dan dia menoleh ke Rogard. "Ayo. Setidaknya, kalau ada kita berdua, mereka tidak akan bertindak ngawur."     

Rogard hanya mengangguk tanpa kata-kata. Dia tau persis bahwa tuannya hanyalah mengkhawatirkan Andrea, namun berdalih dengan kalimat berbagai macam untuk menutupi perasaannya.     

Mereka semua bersama-sama menuruni bukit untuk menemui beberapa siluman kalajengking.     

Andrea ternyata sengaja memicu keributan dengan siluman kalajengking level rendah di bawah bukit. Ia sengaja bentrok dengan para siluman itu tanpa berniat membunuh mereka. Ia menyerukan pada rombongannya agar tidak membunuh satupun kalajengking tersebut.     

Sebagai gantinya, Andrea justru perlahan menggiring kalajengking yang marah ke atas bukit, ke arah teritori siluman kingkong berada.     

Ketika siluman kalajengking sadar bahwa mereka sudah memasuki wilayah dari koloni siluman kingkong bertubuh besi, mereka ingin melarikan diri.     

Namun, Andrea sudah sigap dengan rencana lain. Menggunakan Mossa, ia melemparkan salah satu kalajengking ke dalam teritori Siluman Kingkong Tubuh Besi. Setelah itu, ia berturut-turut gunakan Mossa untuk lemparkan kalajengking sisanya ke dalam kerumunan siluman kingkong.     

Siluman kingkong tidak mengerti kenapa mereka bisa terbang begitu saja dan mendarat di tengah kerumunan siluman kingkong. Mereka sama sekali tidak berpikir bahwa itu adalah ulah Andrea. Ketika mereka hendak berucap, mata mereka menemukan pohon inti kristal yang langka.     

Mata para siluman kalajengking dipenuhi keserakahan begitu melihat pohon kristal. Siapa yang tidak ingin kekuatan dalam kehidupan yang penuh bahaya ini? Kehidupan bagai anjing makan anjing? Kehidupan dimana yang kuat yang berkuasa, dan yang lemah adalah pecundang?     

Maka, menepis ketakutan, para siluman kalajengking pun mulai nekat bertarung melawan para siluman kingkong. Keadaan berubah menjadi kacau balau dengan pertempuran dua jenis siluman itu.     

Kalajengking yang masih di luar pintu masuk teritori siluman kingkong akhirnya tau bahwa di dalam sana terdapat pohon langka yang sangat berharga. Mereka pun berbondong-bondong masuk untuk ikut menjarah buah kristal.     

Sementara itu, Andrea dan rombongannya sudah dilupakan para siluman kalajengking, dan sedang bersembunyi di dekat sana.     

"Bocah, jadi kau sengaja memancing siluman kalajengking ke sini?" tanya Dante ke Andrea yang sedang duduk berlutut di sebelahnya. Mereka masih mengawasi kediaman siluman kingkong dari luar.      

"Hemm! Hemm!" Andrea mengangguk cepat. "Itu rencanaku yang pertama."     

"Yang pertama?" Dante memicingkan mata tajamnya. "Lalu, yang kedua?" Ia mengakui bahwa Andrea sering menemukan ide-ide yang out of the box jika sedang menginginkan sesuatu.     

"Yang kedua... sebentar lagi. Semoga, jika sesuai dengan harapanku. Hehe..." Gadis Cambion terkekeh penuh rahasia, membuat kelompoknya dilanda rasa ingin tau.     

"Mama, ayo katakan pada kami!" rengek Kuro sambil usap-usapkan kepalanya ke lengan Andrea.     

Andrea menyeringai ke anak hybrid-nya. "Berharap saja siluman kalajengking itu berbuat sesuai yang Mama ingin, sayank. Lalu, nanti kita bisa masuk ke sana."     

"Masuk ke sana?!" Dante tidak bisa mengendalikan ketenangannya lagi. "Andrea! Apalagi yang kau rencanakan? Lebih baik kau katakan pada kami sebelum semua menjadi kacau tidak terkendali." Dante sering tak habis pikir. Ide ajaib Andrea selalu saja membuat dia takjub sekaligus khawatir.     

Namun, belum sempat Andrea menjelaskan, tiba-tiba ada kalajengking terbang dari dalam gua tempat siluman kingkong bermukim. Lalu, terdengar auman marah salah satu siluman kingkong yang tinggi besar.     

Kalajengking yang terlempar terbang tadi segera melarikan diri dengan keadaan yang menyedihkan, ekor beracunnya sudah terputus, dan darahnya yang berwarna hijau berceceran. Ia melewati tempat rombongan Andrea bersembunyi tanpa mau repot-repot menoleh karena ingin segera hengkang dari sana.     

Andrea menunggu beberapa menit lagi sambil berkata ke rombongannya. "Kalian, setelah nanti aku masuk, hanya Dante dan Ro yang boleh ikut. Sisanya, nunggu di sini."     

"Andrea, kenapa kita harus masuk?" tanya Dante penasaran luar biasa.     

"Untuk jadi dokter," jawab Andrea sambil bangkit berdiri dan mulai melangkah masuk ke teritori siluman kingkong.     

Dante tak sempat mencegah atau bertanya lebih mendesak karena Andrea sudah melesat ke arah tempat tinggal siluman kingkong. Ia hanya mendesah sambil menatap ke pedangnya. "Ayo, Rogard. Berharap saja kita di sana tidak dijadikan perkedel oleh siluman kingkong."     

Maka, Dante dan Rogard pun segera mengikuti Andrea masuk ke dalam gua besar tempat tinggal siluman kingkong.     

"Roaaarrr! Kenapa ada manusia di sini?!" Salah satu siluman kingkong yang ada di dekat pintu gua segera mengaum begitu melihat Andrea dan kedua pria mendekat.     

"Maaf, jangan salah paham!" Andrea lekas bicara sebelum siluman kingkong menyerang. "Kami mendengar ada ribut-ribut saat kami lewat, dan hanya ingin tau, siapa tau kami bisa membantu."     

"Membantu?" tanya Siluman Kingkong Tubuh Besi lainnya. "Memangnya apa yang bisa manusia lakukan untuk membantu, heh?!" Jelas, siluman itu merendahkan Andrea. Itu tercermin dari tatapan mereka.     

Andrea berlagak menoleh ke sekeliling gua yang dipenuhi siluman kingkong, dan ada juga beberapa mayat siluman kalajengking bertebaran di beberapa sudut. "Kalian... baru saja bertempur dengan siluman kalajengking?"     

"Untuk apa kau bertanya-tanya soal itu?" Siluman kingkong tampak tidak bersahabat menjawab ucapan Andrea.     

"Hei, aku bukan orang yang akan diam saja melihat huru-hara!" Andrea tidak gentar sama sekali.     

Lalu, terdengar tangisan di arah gua yang terdalam. Seperti tangisan bocah yang ditimpali jerit panik suara wanita.     

"Ada apa itu? Apakah ada yang terluka?" tanya Andrea. "Apakah kalian terkena racun siluman kalajengking?"     

Siluman kingkong sudah akan menghentikan Andrea yang malah bergerak maju ke dalam gua, tapi si gadis Cambion dengan tegas berkata, "Bawa aku ke korban keracunan! Aku bisa menyembuhkan mereka yang keracunan! Cepat!"     

Para siluman kingkong di muka gua saling tatap satu sama lain.     

"Kalian tunggu apalagi?!" bentak Andrea pada mereka yang masih bingung. "Cepat bawa aku ke anak yang menjerit tadi! Sebelum nyawa dia lepas dari badan! Aku benar-benar dokter yang memiliki obat anti racun!"     

Mengacu pada ucapan Andrea dan juga mimik gadis itu yang tampak bersungguh-sungguh ingin membantu, akhirnya beberapa siluman kingkong membawa Andrea masuk ke kedalaman gua.     

"Siapa dia?!" teriak satu siluman kingkong yang bertubuh sangat besar yang mungkin saja itu adalah raja di sana. "Kenapa kalian berani membawa manusia masuk ke sini?!' Ia meraung emosi.     

"Rajaku, dia lewat dan mendengar keributan. Dia bilang, dia seorang dokter yang bisa menyembuhkan racun."     

"Bawa dia ke sini!' teriak sebuah suara wanita. "Cepat bawa dia ke sini agar dia menyembuhkan anakku!" Kingkong betina itu meraung menangis putus asa. Suaranya terdengar histeris dan panik.     

Raja kingkong pun menoleh ke belakang dimana ada istrinya yang memeluk anak bungsunya yang tergeletak tak berdaya, menangis kesakitan karena racun kalajengking.     

Andrea mengintip dan hatinya melonjak. Ini benar-benar di luar ekspektasinya. Ia tak menyangka kalajengking justru memilih anak raja kingkong untuk diserang menggunakan racun. Haruskah dia berterima kasih pada kalajengking itu?     

"Kau..." Raja Siluman Kingkong menunjuk ke Andrea. "Jika kau tidak berhasil menyembuhkan anakku, maka lupakan keluar hidup-hidup dari sini!" ancam raja siluman kingkong beserta ekspresi tegas.     

Andrea menelan ludah. Jika dia tidak berhasil menyelamatkan anak raja siluman kingkong, maka jalan satu-satunya bagi dia dan semua rombongannya adalah melarikan diri segera ke alam Cosmo.     

Dante dan Rogard berpandangan. Meski mereka lumayan gentar pada sosok siluman raja kingkong yang tingginya mencapai empat meter, mereka akan tetap mempercayai Andrea. Mereka yakin, Andrea pasti akan mempunyai rencana-rencana dalam situasi apapun, berhasil ataupun gagal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.