Devil's Fruit (21+)

Rencana Brilian Andrea



Rencana Brilian Andrea

0Fruit 186: Rencana Brilian Andrea     
0

Kemudian, Raja Siluman Kingkong pun membawa Andrea ke tempat anak dan istrinya berada. Andrea melihat kondisi payah si anak siluman kingkong. Bocah itu seukuran Andrea, dan itu masih tergolong bocah bagi siluman kingkong.     

Andrea lekas keluarkan pil anti racun tingkat sempurna dia. Pil berwarna hijau gelap dengan sulur-sulur emas terang nampak berkilauan di jari Andrea. Ia segera masukkan pil itu ke mulut bocah siluman kingkong yang sudah mulai membiru.     

"Apakah masih ada yang terkena racun? Yang lain? Ada?" tanya Andrea sambil menatap sekelilingnya.     

"Mama..." Tiba-tiba terdengar suara lemah bocah siluman kingkong.     

Sang ibu yang daritadi menangis langsung saja terkejut ketika melihat tubuh anaknya berangsur-angsur kembali ke warna semula dan biru keunguan dari racun siluman kalajengking pun mulai lenyap perlahan-lahan. "Dia sembuh! Anakku sembuh!" teriak Ratu Siluman Kingkong penuh suka cita.     

Kerumunan di sana riuh dalam ketakjuban.     

"Dia ternyata benar-benar bisa menyembuhkan racun!"     

"Ternyata omongan manusia ini tidak sekedar kosong belaka!"     

"Tidak kusangka masih ada manusia yang mau sebaik itu pada jenis kita!"     

"Untung saja dia lekas dibawa ke sini!"     

"Ah! Tolong! Istriku juga keracunan!" Salah satu siluman kingkong berteriak di antara keributan yang ada.     

"Anakku! Anakku yang sulung juga keracunan! Tolong dia!"     

"Suamiku juga! Suamiku terkena racun kalajengking bedebah itu!"     

Andrea lekas bergerak ke beberapa tempat dimana korban keracunan berada. Ia sigap meletakkan pil-pil anti racun tingkat sempurna ke mulut para korban yang sudah lemas, siap menjemput kematian. Namun, rupanya Andrea mampu menyeret jiwa mereka dari alam Hades untuk kembali ke tubuh masing-masing.     

"Oh, astaga! Terima kasih, manusia! Anak sulungku sudah membaik dengan sangat cepat!"     

"Manusia, kau ini... pil yang kau beri... itu seperti keajaiban! Luar biasa! Terima kasih sudah menyelamatkan suamiku tercinta."     

"Terima kasih, gadis manusia. Kau sungguh seorang penyelamat."     

Andrea mengangguk pada mereka yang berterima kasih padanya. "Dulu, kebetulan temanku juga diracuni siluman kalajengking. Oleh karena itu aku mulai membuat pil anti racun. Makanya, aku langsung emosi begitu tau kalian bertempur dengan kalajengking. Mereka sungguh membuat luka lamaku terusik." Ia bertutur dengan penuh suara emosional dan berlagak mengusap mata seolah-olah di sana ada genangan air mata saja.     

Dante dan Rogard saling berpandangan tanpa kata apapun. Mereka memuji akting memilukan Andrea dalam hati masing-masing.     

Raja Siluman Kingkong pun mulai bicara setelah terdiam lama. "Kuucapkan terima kasih karena kau bisa menyembuhkan anakku dan juga rakyatku, manusia."     

Andrea selesai mengusap air matanya, lalu mengangguk pelan ke Raja siluman kingkong. "Ini sudah panggilan hatiku untuk menolong siapapun yang terkena racun."     

Setelah Andrea selesai membagikan pil-pil anti racun tingkat sempurna pada para korban keracunan, ia bertanya ke Raja yang duduk di sebelah Ratu yang memeluk anak bungsu yang masih dalam masa pemulihan. "Apakah kalian sering berperang melawan siluman lainnya?"     

"Tentu saja." Raja Siluman Kingkong Tubuh Besi menyahut.     

"Kami sering mendapat serangan dari berbagai siluman. Meski begitu, kami masih bisa bertahan." Ratu kingkong ikut menjawab.     

"Sering?" Andrea mulai duduk di dekat Ratu tanpa was-was. Toh, dia sudah menyelamatkan anak sang Ratu kingkong, mana mungkin dia dihardik dari sana?     

Ratu Kingkong mengangguk. "Ya, itu karena kami memiliki pohon itu." Ia menunjuk ke arah pohon inti kristal.     

Andrea ikut melihat ke pohon kristal yang ditunjuk oleh ratu siluman kingkong. "Pohon kristal itu? Benarkah itu pohon kristal?" Ia masih saja berakting seolah-olah baru menyadari keberadaan pohon tersebut.     

Ratu siluman kingkong kembali mengangguk. "Banyak siluman yang menginginkan pohon itu."     

Andrea tampak berpikir serius sambil mengusap-usap dagunya. "Apakah kalian tidak ingin hidup damai?"     

"Tentu saja kami ingin!" Ratu menjawab penuh emosional. "Kami lelah terus berperang, walau kami juga enggan kehilangan pohon berharga itu. Pohon kristal itu sebagai penunjang sumber daya bagi anak-anak kami agar bertumbuh dan mengembangkan kekuatan."     

Rupanya demikian. Andrea jadi paham kenapa meski memiliki pohon inti kristal, koloni siluman kingkong masih saja di level rendah. Ternyata itu karena buah kristal yang mereka miliki selalu diberikan pada anak-anak mereka yang masih kecil. Dan tentu buah itu terbatas.     

"Kalian..." Andrea menatap ragu-ragu ke Ratu dan Raja siluman kingkong. "Apakah kalian ingin hidup damai di suatu tempat?"     

Raja dan Ratu siluman kingkong saling berpandangan. Dante dan Rogard mulai bisa meraba rencana Andrea. Diam-diam mereka mengagumi pemikiran dari si gadis Cambion ini.     

"Tentu saja kami ingin hidup damai tanpa harus berperang setiap waktu. Tapi kami harus ke mana? Dan bagaimana caranya kami membawa pohon kristal itu?" keluh Ratu siluman kingkong. "Tanpa pohon itu, kehidupan anak-anak kami akan tidak terjamin."     

Andrea tersenyum setulus yang dia sanggup sambil menatap Ratu. "Bagaimana jika aku bisa menyediakan tempat untuk kalian hidup damai dan tenang?"     

Lagi-lagi, Raja dan Ratu siluman kingkong saling pandang, kemudian mereka sama-sama menatap Andrea. "Apa maksudmu, manusia?" tanya Raja dengan suara beratnya.     

Andrea mengelus kepala bocah siluman kingkong yang baru tadi dia selamatkan. "Kebetulan, aku punya sebuah tempat tersendiri. Bukan di sini. Aku punya alam dunia pribadi." Ia menatap bocah kingkong yang masih nyaman dalam pelukan ibunya. "Di sana, kalian bisa hidup damai dan tenang tanpa harus bertempur dengan siapapun."     

Ratu tercengang mendengarnya. "A-apakah yang kau ucapkan itu benar ada?"     

Andrea miringkan kepalanya sambil tatap Ratu siluman kingkong. "Tentu saja ada. Benar-benar ada, dan itu milikku pribadi. Di sini." Andrea menyentuh ikat pinggangnya.     

"Itu... ikat pinggang?!" Raja mengerutkan keningnya, heran.     

"Jangan remehkan ikat pinggang ini." Andrea tergelak ringan. "Ini... di dalam sini ada dunia yang tentram dan sama indahnya dengan alam di sini, hanya di ikat pinggangku... tidak ada permusuhan, tidak ada persaingan, tidak ada pertempuran. Hanya dihuni oleh yang aku ijinkan saja."     

Ratu siluman menggenggam erat lengan suaminya, Raja siluman kingkong. "Bisakah kita ke alam gadis manusia ini?" Ia menatap sang suami penuh permohonan dan harap.     

Raja siluman kingkong menatap Andrea, Dante dan Rogard secara seksama. Ia tidak langsung menjawab, dan terus menilai ketiga sosok manusia di depannya.     

"Kalau kalian ragu padaku, aku tidak memaksa. Aku di sini juga hanya sekedar lewat, dan tempat pulangku hanya di alam yang aku sebut tadi. Di sini." Andrea menyentuh kembali ikat pinggangnya. Alam Cosmo ada di sana.     

Segera, terdengar kasak-kusuk dari para siluman kingkong lainnya yang sudah mendengar ucapan Andrea mengenai alam pribadi yang sepertinya penuh dengan kedamaian dan kenyamanan.     

"Lalu... bagaimana dengan pohon kristal itu?" Raja mengalihkan pandangan ke pohon inti kristal.     

"Kenapa harus pusing-pusing soal pohon itu?" Andrea tersenyum. "Kita bawa dan tanam saja di alam pribadiku!" Jawabannya menimbulkan keriuhan perdebatan pendapat bagi para siluman kingkong.     

"Kau serius, manusia?" tanya Raja.     

"Apakah pohon kristal tidak akan berubah jika diambil dan dipindahkan ke tempat lain nantinya?" Ratu ikut bertanya. Ada nada sangsi di suaranya.     

Andrea mengulum senyumnya. "Aku yakin asalkan aku bisa berhati-hati memindahkan pohon itu, maka tidak akan ada masalah. Nah, yang terpenting, apakah kalian berminat pindah ke alam pribadiku untuk menjalani hidup yang damai?"     

Para siluman saling berpendapat satu sama lain dengan suara lirih, bagai ada dengungan  ribuan lebah meski mereka sudah selirih mungkin berucap.     

"Suamiku, kita harus mencoba." Ratu meremas lengan Raja siluman kingkong. Matanya bersinar penuh harap dari suaminya. "Meski misalnya pohon kristal gagal tumbuh di alam gadis manusia ini, setidaknya kita bisa hidup damai dengan anak-anak dan rakyat kita."     

"Benar, Ayah Raja." Tiba-tiba anak Raja siluman kingkong yang lainnya menyeruak ikut bicara di depan ayahnya. "Kami lelah bertempur hampir setiap hari. Kami selalu berhadapan dengan mara bahaya setiap saat. Rasanya tidak berlebihan jika kami ingin sesekali merasakan hidup damai dan tenang."     

"Iya, Ayah Raja!" Anak perempuan raja siluman kingkong turut berbicara seperti kakaknya barusan. "Aku merasakan tekanan takut mati setiap hari. Aku ingin merasakan hidup tenang meski hanya setahun atau dua tahun, tidak masalah!" Gadis kingkong itu mulai menangis dan memeluk ibunya.     

"Hahh..." Raja mendesah sambil menatap langit-langit gua. "Baiklah. Jika ini pantas untuk diperjuangkan, ayo kita pindah!"     

Andrea tersenyum lebar. Maka, sore itu menjadi hari sibuk bagi Andrea yang memindahkan ratusan siluman kingkong ke alam Cosmo.     

Usai memindahkan semua siluman kingkong, dia beserta Dante dan Rogard mulai menggali akar pohon inti kristal dengan hati-hati, lalu memindahkan pohon ke RIngGo terlebih dahulu.     

"Ayok kita kemon, gaes!" seru Andrea pada semua kelompoknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.