Devil's Fruit (21+)

Transmigrasi Bedol Desa?



Transmigrasi Bedol Desa?

0Fruit 187: Transmigrasi Bedol Desa?     
0

Andrea dan seluruh kelompoknya pun kembali ke alam Cosmo. Di sana sudah menunggu koloni Siluman Kingkong Tubuh Besi. Mereka berdiri tenang di dekat pondok.     

"Ini berasa kayak transmigrasi bedol desa. Hihi..." gumam Andrea lirih ketika menatap ratusan siluman kingkong di depannya. Untung saja tidak ada yang mendengar ucapan Andrea atau akan mengernyitkan kening nantinya.     

Si gadis Cambion tersenyum kecil melihat sosok lebih dari seratus berdiri diam menunggu dia. Kemudian, dia pun berdehem sebentar sebelum mulai berbicara pada koloni Siluman Kingkong Tubuh Besi di depannya.     

"Aku ucapkan selamat datang di alam bernama Cosmo ini." Andrea memulai 'pidato'nya. Ia menatap para siluman kingkong yang mengamati dirinya. Sedangkan Dante dan yang lain berdiri tak jauh dari Andrea. "Di sini, aku harap semuanya saling menjaga ketertiban dan kedamaian juga kerukunan. Kalau ada pertengkaran, harap segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai terjadi pertumpahan darah. Itu sangat dilarang di alam Cosmo ini."     

Raja dan Ratu Siluman Kingkong tampak lega atas ucapan Andrea. Itu berarti mereka benar-benar akan dijamin kedamaian tanpa adanya peperangan seperti kehidupan mereka sebelumnya.     

Kemudian, Andrea memperkenalkan satu per satu anggota kelompoknya. Ia memanggil mereka agar bisa dilihat dengan jelas oleh para siluman kingkong.     

"Nona, apakah dia suamimu?" tanya Ratu siluman kingkong ke Andrea sambil menunjuk ke Dante.     

Lidah Andrea terasa kaku sehingga dia agak gagap tak bisa lekas memberikan jawaban. "A-anu... itu... itu..."     

"Kami hanya rekan seperjalanan saja." Dante sudah memotong terlebih dahulu sebelum Andrea menyelesaikan kegagapannya. Ia melirik singkat ke gadis Cambion di sebelahnya.     

"Oh, kupikir kalian suami istri." Ratu kingkong seakan berharap. "Padahal kulihat kalian cocok." Dan ucapan sang Ratu diamini oleh rakyatnya.     

"Atau mungkin itu yang suamimu?" Ratu kini menunjuk ke arah Rogard yang berdiri di samping Dante.     

Andrea merasa harus memijit keningnya. Kenapa arah pembicaraan jadi tentang siapa suami dia?     

"Bukan. Saya bukan suami Nona Andrea." Rogard menyahut. "Saya hanyalah jiwa pedang milik Tuan Dante."     

"Jiwa pedang?" Raja mengerutkan kening seakan bingung.     

Kemudian, Rogard segera berubah menjadi pedang besar di depan para siluman kingkong. Dari itu mereka pun paham apa itu jiwa pedang. Semuanya berseru takjub melihat transformasi dari Rogard.     

"Ternyata bukan hanya siluman saja yang bisa berubah menjadi manusia. Pedang pun bisa!" Salah satu anak Raja siluman kingkong sampai terpana kagum. "Andai aku punya senjata yang bisa berubah begitu!"     

"Sepertinya kau pasti berharap senjatamu berubah menjadi wanita cantik kesukaan kamu, iya kan?" seloroh adiknya yang segera ditimpali tawa nyengir sang kakak.     

Usai perkenalan pada semua anggota kelompok Andrea, kini waktunya menanam pohon inti kristal.     

Andrea mengeluarkan pohon itu dari RingGo dengan penuh hati-hati, takut merusak akarnya yang seperti kaca. Dibantu Dante dan Rogard, pohon itu dibawa ke dekat kolam misterius. Itu akan ditanam di sana.     

"Hati-hati, awas akar yang itu jangan diinjak." Andrea memberikan arahan sembari Dante dan Rogard menggotong pohon itu ke lubang yang sudah disediakan. Seolah-olah mereka sedang meletakkan bayi berharga saja.     

Setelah usaha yang penuh ketelitian dan kehati-hatian, pohon inti kristal pun selesai ditanam. Semua menarik napas lega. Andrea segera mengambil air kolam dan menyiramkan sedikit ke akar pohon kristal. Ia percaya air kolam itu punya khasiat besar pada pohon inti kristal.     

"Bisa gak yah, kalo nih pohon diperbanyak?" tanya Andrea ke Rogard.     

"Sebenarnya bisa, Nona. Cuma saya tidak yakin apakah prosentase keberhasilannya tinggi, mengingat sudah banyak yang mencoba untuk memperbanyak pohon itu namun akhirnya punah karena gagal semua." Rogard memberikan pemaparan singkat mengenai riwayat penggandaan pohon inti kristal.     

Andrea merenung sejenak akan kalimat Rogard. Lalu dia keluar dari alam Cosmo untuk ke alam ciptaan Pangeran Djanh. Ia berdiri sambil menatap ke langit alam pangeran Djanh. "Hei, aku pengen gandakan pohon inti kristal. Gak mungkin kau gak tau caranya, ya kan? Buruan sini kasi Gulungan Kuno untuk tau caranya!"     

Nona Cambion tetap berdiri di tempatnya sambil menatap ke langit selama beberapa saat. Dia seakan-akan yakin bahwa Djanh sebagai pemilik dari alam antah berantah ini akan memberikan jawaban sesegera mungkin.     

"Bocah." Terdengar suara Dante melalui anting Linux.     

Andrea menyentuh antingnya dan menyahut. "Apa, sheyenk?" godanya.     

"Tsk! Berhenti memanggilku begitu jika kau hanya berpura-pura saja!" Dante sepertinya kesal di sana ketika mendengar Andrea menyahut dengan kata 'sheyenk' yang adalah bahasa gaul dari 'sayank'.     

Andrea terbahak sesaat. "Oke, oke kalo gak mau dipanggil gitu. Ehem! Ada apa? Udah kangen ma aku?"     

"Bocah, berhenti berkelakuan seperti Succubus. Lekas katakan padaku, kenapa kau tiba-tiba keluar dari Cosmo?" Dante masih juga kesal jika Andrea menggunakan kelakuan nakal Succubus untuk menggodanya. Yah, bagaimana lagi, Tuan Nephilim? Bukankah Andrea sudah memiliki darah Iblis Lust di tubuhnya? Bahkan kekuatan Lust juga mulai bangkit sedikit demi sedikit.     

Andrea mengusap hidungnya cepat, lalu menjawab, "Aku cuma lagi ngajak ngobrol ama si Djanh piippp."     

"Keluarkan aku dari sini." Dante memberi perintah. Meski itu lebih terdengar seperti permohonan.     

Dalam sekejap, pria Nephilim tampan itu sudah berada di alam ciptaan Pangeran Djanh, dipindahkan oleh Andrea.     

"Kenapa kamu malah di sini, bocah?" Dante langsung bertanya begitu bertemu Andrea.     

"Sini bareng ma aku nungguin si Djanh piipp ngasih sesuatu." Andrea malah memberikan jawaban yang makin membuat Dante bertanya-tanya.     

Andrea kembali menatap ke langit biru yang bagai tanpa batas. Dante ikut serta memandang ke atas untuk tau apa sebenarnya yang ditunggu oleh Andrea.     

Wuusss!     

Dugg!     

Andrea sempat berkelit ketika Gulungan Kuno itu jatuh dari langit, hendak menimpa kepalanya. "Dasar Djanh piipp! Mo bikin aku benjol, hah?! Tidak semudah itu, Ferguso!" Andrea pun memungut Gulungan Kuno yang tergeletak di dekat kakinya.     

Ia membuka gulungan tersebut untuk mengetahui apa isinya. Dante mulai penasaran, apa yang tertera di dalam gulungan?     

Dante melihat Andrea mulai menyeringai.     

"Apa aku bilang? Dia pasti tau masalah beginian. Hehe..." Andrea menyerahkan Gulungan Kuno ke Dante yang sudah kebelet ingin tau.     

Di sana tertulis: "Jika kau ingin menggandakan pohon inti kristal, ambil sedikit akarnya, tanam akar itu ke tanah beserta satu buah inti kristal. Aku rasa udara dan air di alam milikmu itu sangat bagus dan menunjang untuk penanaman apapun. Selamat bercocok tanam! Salam dari Djanh yang terlalu ganteng ini."     

Dante akhirnya paham kenapa Andrea keluar secara tiba-tiba dari alam Cosmo ke alam Djanh. Rupanya untuk meminta cara pada Pangeran Djanh cara membudidayakan pohon inti kristal.     

Sekembalinya mereka ke alam Cosmo, Andrea segera meminta Dante dan Rogard untuk menggali sedikit akar dari pohon inti kristal.     

"Aku jadi mirip pelayanmu saja, bocah!" Dante menggerutu saat Andrea meminta dia untuk kembali mengerjakan sesuatu.     

"Hei, gak mungkin lah kalo aku nyuruh Bree atau Noir, apalagi Gazum ama duo hybrid. Mereka gak punya tangan kayak kamu, Dante." Andrea berkilah.     

"Bukannya para kingkong itu punya tangan yang lebih kuat dariku?" Dante masih belum puas mendebat Andrea.     

"Oi, mereka itu tamu, Dante. Bitplis! Jangan begitu dengan para tamu, dong!" Andrea kedipkan satu mata ke Dante yang masih bersungut-sungut.     

"Kalau begitu, aku juga termasuk tamu, iya kan?" Rupanya Dante tidak menyerah. Sebenarnya dia tidak keberatan mengerjakan hal itu. Dia hanya senang saja berdebat dengan Andrea.     

"Ckckck... Dante... Tuan Nephilim yang terhormat. Contohlah Ro yang kagak protes dan masih tetap ganteng. Kamu gak mau ganteng kamu luntur, kan? Nah, makanya jangan ngeyel, oke?" Andrea menepuk-nepuk pundak Dante sambil berlalu.     

Akhir-akhir ini, Andrea lebih suka memanggil Rogard dengan panggilan yang lebih pendek. Ro. Sepertinya gadis Cambion itu memang suka memberikan julukan khusus ke orang-orang terdekatnya jika dirasa nama itu terasa panjang jika diucapkan.     

Hanya ke Dante dia masih belum menemukan nama panggilan yang cocok kecuali sebutan yang pasti akan tersensor begitu diucapkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.