Devil's Fruit (21+)

Malam Keakraban



Malam Keakraban

0Fruit 188: Malam Keakraban     
0

Dante sudah paham langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk menggandakan pohon inti kristal. Rogard juga sudah melihat isi dari Gulungan Kuno tadi.     

Rogard tidak menyangka bahwa cara menggandakan pohon kristal ternyata begitu mudah dan simpel. Orang-orang dahulu mungkin takkan mengira bahwa mereka harus menambahkan satu kristal untuk ikut ditanam ke dalam tanah beserta potongan kecil akarnya.     

Dengan begitu, Rogard berasumsi bahwa Pangeran Djanh pasti memiliki banyak pohon inti kristal yang mungkin saja tersebar di alam ciptaannya atau mungkin juga ada di beberapa alam ciptaan sang Pangeran Incubus.     

Rogard yakin jika rahasia penggandaan pohon inti kristal ini beredar ke publik, akan terjadi kehebohan di berbagai dunia: dunia atas (tempat Malaikat), dunia bawah (tempat para Iblis), dunia sihir, dunia supernatural (tempat Werewolf, Vampir, dan berbagai makhluk mitos), dunia peri (tempat Peri, Elf, Dwarf), dunia Nephilim, dan juga dunia Nether.     

Dunia Nether berbeda dengan dunia bawah atau Underground, meski artinya sama-sama dunia bawah. Namun, dunia Nether ada di antara dunia bawah dan dunia manusia. Mungkin Rogard akan menjelaskan ke Andrea jika gadis itu menanya soal itu padanya.     

Sore itu, Dante dan Rogard mengurus pohon inti kristal, sedangkan Andrea berkutat di Kamar Alkimia dia di pondok.     

Para siluman kingkong bertubuh besi sudah mulai menyebar ke seluruh pegunungan, mencari tempat mereka sendiri-sendiri. Andrea mengijinkan mereka membangun rumah mereka masing-masing asalkan tidak merusak alam Cosmo.     

Sebelum tirai langit berubah hitam, Dante dan Rogard selesai menanam sembilan pohon inti kristal yang diharapkan akan bertumbuh subur seperti indukannya. Mereka menyebar 'benih-benih' itu di beberapa tempat. Kemudian, sesuai anjuran Andrea, benih itu disirami menggunakan air dari kolam misterius.     

Andrea asyik membuat pil anti racun tingkat sempurna di Kamar Alkimia. Ia tidak kuatir mengenai makanan para hewan dan juga Dante. Mereka punya banyak inti kristal dan juga ada buah energi roh untuk mengenyangkan perut mereka. Dante bisa mengambil daging segar dari Lemari Timeless, sebuah lemari yang selalu bisa menjaga keawetan makanan atau bahan apapun yang disimpan di sana.     

Sabrina sedang mengunyah buah energi roh bersama dengan beberapa siluman kingkong.     

"Pohon ini begitu subur." Salah satu siluman kingkong memandang takjub ke Pohon Energi Roh yang ada di depannya.     

Sabrina mengangguk setuju. "Dulu pohon ini sebelum dipindah ke sini, hanya setinggi Noir." Dia menunjuk ke pasangannya yang juga sedang duduk tenang di bawah Pohon Energi Roh.     

"Kalian pasti bercanda!" Siluman kingkong lainnya menimpali. "Setahuku, pohon ini memang hanya bertubuh pendek. Tapi ini... ini seperti pohon besar biasa!" Dia menatap ke Pohon Energi Roh yang kini sudah sebesar pohon beringin dengan tinggi puluhan meter.     

Noir dan Sabrina hanya tersenyum.     

"Itu karena udara dan air di alam ini sangat bagus untuk tanaman." Tiba-tiba Kuro sudah datang dan menyahut. Ia baru saja melahap lima inti kristal api dan merasa sangat kenyang. Ia berbaring manja di punggung Sabrina.     

"Kalau begitu, bisa jadi pohon kristal nantinya akan sebesar dan sesubur ini tak berapa lama lagi di alam ini." Siluman kingkong mulai membayangkan pohon inti kristal yang menjulang tinggi dengan kristal berwarna-warni bergelantungan di setiap dahannya.     

"Tentu saja." Shiro juga muncul dan berbaring tenang di punggung Noir. "Apalagi Papa dan Kakek Ro sudah membuat ganda pohon itu sebanyak sembilan buah! Total, kita akan memiliki sepuluh pohon kristal nantinya!"     

Para siluman kingkong yang mendengar ucapan Shiro langsung ternganga takjub.     

"Kita takkan kekurangan sumber daya di sini!"     

"Benar! Kehidupan di sini sungguh terjamin!"     

"Tidak salah memang jika kita akhirnya memilih di sini ketimbang di luar."     

"Tentu! Di luar, kita masih harus berperang dengan siluman lain yang mengincar pohon kristal kita, sementara buah kristal hanya bisa diberikan ke anak-anak kita saja yang masih kecil."     

"Apakah ini berarti nantinya kita bisa meningkatkan diri menjadi siluman level menengah?"     

"Ah, itu pasti bukan hal yang mustahil!"     

Mereka saling berbincang, melupakan Sabrina, Noir, dan duo hybrid yang tetap duduk tenang di bawah Pohon Energi Roh.     

"Oh ya..." Shiro tiba-tiba bersuara. "Kalian..." Ia menoleh ke para siluman kingkong di situ. "...memiliki elemen?"     

Para siluman kingkong menatap Shiro. "Elemen?"     

"Maksudmu... elemen kekuatan? Elemen bawaan?" tanya salah satu siluman kingkong untuk memastikan apa yang dimaksud oleh Shiro.     

Shiro mengangguk. "Iya, itu."     

"Ya, kami memang punya kekuatan elemen bawaan. Yaitu logam, khususnya besi." Siluman tadi menjawab pertanyaan Shiro.     

"Wah, jadi kalian benar-benar bisa mengeluarkan besi untuk menyerang musuh?" Kuro mulai tertarik. Ia melesat dan hinggap santai di pundak salah satu siluman kingkong terdekat.     

"Kami bisa keluarkan besi dalam berbagai wujud dari tangan kami. Tidak hanya itu, kami juga bisa mengubah benda apapun menjadi besi jika kami menyentuh dan menggunakan tenaga murni kami." Siluman yang dihinggapi Kuro menjawab.     

"Wuaahh! Hebat!" Kuro berteriak kagum. "Hei, hei, coba kalian sentuh batu di sana dan ubah jadi besi!" Ia menunjuk ke sebuah batu seukuran kepalan tangan kingkong, tak jauh dari mereka berada.     

Salah satu siluman kingkong berjalan ke batu tersebut, memegangnya sambil mulai mengeluarkan tenaga murni dia. Muncul cahaya hitam samar yang cepat dan segera, batu itu berubah menjadi besi. Kuro melesat ke atas batu itu untuk memastikan bahwa benar itu memang menjadi besi.     

"Wuaahh! Ini sangat hebat! Kekuatan kalian sangat keren, Paman Kingkong!" puji Kuro penuh semangat.     

"Ah, kau harus tau kekuatan Raja kami sangat hebat melebihi kami!" Kingkong yang dipuji oleh Kuro malah membalas dengan kalimat pujian untuk raja mereka.     

"Oh ya? Apa itu?" Shiro ikut antusias meski tidak seheboh Kuro, saudaranya.     

"Raja kami bisa menembakkan bola-bola besi dari mulutnya." Siluman kingkong terlihat sangat bangga akan raja mereka.     

"Waahh! Benar-benar keren! Paman Raja ternyata keren!" Kuro terus berikan pujian.     

Malam itu, semua hewan saling berinteraksi satu sama lain, mencoba sama-sama mengakrabkan diri dengan saling berbincang. Hanya Gazum yang tampak tenang tak ingin diganggu, bertengger diam di salah satu pohon besar di belakang pondok, tempat favorit dia.     

Raja dan Ratu siluman kingkong beserta anak-anak mereka juga saling membaur dengan kelompok Andrea. Hanya gadis Cambion itu yang masih berkutat di Kamar Alkimia-nya memproduksi banyak pil anti racun tingkat sempurna untuk berjaga-jaga, tak mau kehabisan.     

Jika dia tidak memiliki persediaan pil anti racun, itu adalah bencana.     

Dante juga bersedia beramah tamah dengan Raja dan Ratu siluman kingkong. Dia mengatakan bahwa Andrea sedang sibuk membuat pil anti racun.     

"Jadi... gadis manusia itu juga seorang pembuat obat?" tanya Raja siluman kingkong ke Dante setelah tau dimana gerangan Andrea berada.     

"Nona orang yang sangat penyayang pada kami semua. Dia tidak ingin kami mendapat celaka apapun, terutama keracunan." Rogard memberikan penjelasan. "Kelompok kami pernah mendapat dua kali serangan racun yang menimpa Sabrina, harimau gigi pedang di sana... dan juga pada Tuan Dante sendiri."     

Raja dan Ratu menggut-manggut mendengar cerita Rogard.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.