Devil's Fruit (21+)

Khasiat Air Kolam Darah



Khasiat Air Kolam Darah

0Fruit 190: Khasiat Air Kolam Darah     
0

Rogard tetap saja menampilkan sikap tenangnya meski Andrea sudah terlihat panik. "Itu kolam yang bagus untuk tubuh, Nona Andrea. Anda bisa tenang mengenai itu," ujarnya agar Andrea tidak lagi heboh.     

Andrea termangu akan kalimat dari sang pria jiwa pedang. "Heh? Bagus untuk tubuh?" Ia menoleh lagike arah anak hyridnya, Kuro, yang kini mulai santai berenang ke sana kemari di sepanjang kolam. Sedangkan Shiro tetap tenang berendam di salah satu sudut kolam.     

"Saya kurang paham mana kolam ini, tapi untuk lebih pastinya, Nona Andrea bisa menanyakannya ke Raja Siluman Kingkong." Rogard memang kurang yakin mengenai nama dari kolam yang ada di gua ngarai itu. Dia merekomendasikan Raja Siluman Kingkong Tubuh Besi untuk mengkonfirmasi hal tersebut.     

Dengan sekali pikiran singkat, Andrea memunculkan Raja Siluman Kingkong keluar dari alam Cosmo.     

Begitu Raja Siluman Kingkong muncul di depannya, Andrea segera bertanya, "Apakah kolam ini aman? Apakah air kolam ini berkhasiat?" Ia harap-harap cemas menunggu jawaban sang Raja.     

Raja menoleh ke arah kolam di sebelahnya dan mengendus sejenak lalu mulai menjawab, "Ini Kolam Darah Pemurni. Bisa dikatakan ini kolam yang cukup langka di alam ini. Kolam ini tercipta dari darah siluman dan binatang elemen yang mengendap di dalam tanah dan muncul di sini."     

Andrea makin bingung. Memangnya bisa darah siluman dan hewan elemen akan berkumpul membentuk suatu kolam secara alami? "Maksudnya gimana, sih? Kok bisa gitu?"     

Raja Siluman Kingkong tidak menyalahkan ketidaktahuan Andrea mengenai kolam ini karena Andrea bukan penduduk asli alam siluman itu. "Kolam ini terbentuk secara alami, Nona. Alam yang membuatnya. Memang ini tidak bisa masuk ke logika, namun ini memang ada dan dapat kau lihat sendiri."     

Si gadis Cambion pun manggut-manggut. Di dunia ini memang banyak hal yang terkadang susah dijelaskan secara nalar dan logika. Oleh karena itu, Andrea bisa menerima penjelasan Raja Siluman Kingkong. "Lalu... khasiatnya?"     

"Mengenai khasiat Kolam Darah Pemurni... dengan berendam beberapa waktu di dalam kolam, maka air kolam bisa menguatkan otot, tulang, dan juga organ dalam." Raja Siluman Kingkong menjelaskan dengan bahasa sesederhana mungkin agar mampu dipahami oleh Andrea.     

"Menguatkan otot, tulang, dan juga organ dalam..." Andrea mengulangi ucapan Raja Siluman Kingkong sambil menepuk-nepuk dagunya menggunakan telunjuk. "Ini kolam bagus banget yah khasiatnya!" Matanya seketika berbinar terang. Senyum lebar terkembang.     

"Tentu saja, Nona." Rogard mulai menimpali lagi. "Oleh karena itu, saya membiarkan Shiro dan Kuro masuk ke sana. Itu bagus untuk pertumbuhan mereka."     

Andrea mulai merenung dalam sekali lagi mengenai kolam darah tersebut. "Andai aja kalo nih kolam bisa dipindahin ke alam Cosmo, yah..." Ia makin mengetuk-ketukkan dagunya dengan jari telunjuk. Tapi kemudian dia menggeleng-geleng cepat. "Ah, gak, gak bisa. Kayaknya gak bisa. Kagak ada wadah lagi buat nih air kolam. Kagak ada tempurung gede lagi kayak yang dulu."     

Dia teringat akan tempurung raksasa yang dia dapatkan seusai dia mengalahkan kura-kura raksasa beberapa bulan lalu, dan menggunakan tempurung gigantic itu untuk wadah air asin yang sudah ia pindahkan ke alam Cosmo.     

Andai dia bisa menemukan kura-kura raksasa lagi, mungkin dia bisa saja memindahkan air kolam darah ini ke Cosmo seperti keinginannya. Sayangnya tidak ada satupun kura-kura raksasa yang berhasil dia temukan sejak itu.     

"Tapi..." Andrea masih ingin tau. "Kenapa tadi Kuro menjerit kesakitan waktu dia masuk ke dalam kolam?" Ia melirik ke Raja Siluman Kingkong.     

"Itu karena dia bodoh, Ma!" seru Shiro tanpa menunggu Raja Siluman Kingkong menjawab.     

"Enak saja! Aku tidak bodoh! Aarrgghh!" Kuro melesat ke arah Shiro yang tertawa meledek. Mereka berdua malah bergelut tak jelas di kolam.     

"Masuk ke Kolam Darah Pemurni tidak bisa gegabah, Nona." Raja Siluman Kingkong menjelaskan. "Harus perlahan-lahan jika itu adalah yang pertama kalinya. Air darah itu sangat keras, namun itu hanya di awal-awal saja. Setelah menunggu beberapa waktu, tubuh akan beradaptasi dan akan bisa menoleransi kerasnya air kolam."     

"Ohh..." Andrea kini paham. Pantas saja Kuro menjerit keras sewaktu meloncat masuk ke kolam. Rupanya tidak bisa terburu-buru.     

Setelah mendengar penjelasan mengenai kolam darah itu, akhirnya Andrea memutuskan agar mereka semua berendam di kolam itu, secara bergantian.     

"Giliran pertama... Dante, Noir, Gazum, dan Ro. Hei, Ro... kamu bisa juga berendam di sana, kan?" Andrea menoleh ke Rogard.     

"Sepertinya tidak masalah untuk saya, Nona. Siapa tau ada esensi elemen petir yang bisa saya serap di dalam kolam." Rogard balas tatapan Andrea.     

Dante yang terdiam sejak tadi mulai angkat bicara. "Ya sudah, kalau begitu, aku dan para pria akan mulai berendam dulu. Kau dan Sabrina bisa menunggu di luar atau di depan gua."     

"Oke." Andrea mengangguk. "Kuro, apa kau sudah selesai berendam, sayank?" Andrea bertanya ke anak hybrid-nya. Kuro disinyalir berjenis kelamin perempuan, maka rasanya kurang pantas apabila ikut berendam dengan para lelaki.     

"Iya, Ma. Aku akan naik dulu, tapi nanti mau turun lagi bersama dengan Mama, yah!" Kuro meloncat naik dari dalam kolam dan melesat ke pergelangan tangan Andrea.     

Gadis Cambion pun mengelus-elus kepala si hitam. "Oh ya, Raja, apakah kau juga ingin berendam sekarang?" Ia bertanya pada Raja Siluman Kingkong yang masih berdiri tak jauh dari kolam.     

"Aku akan berendam bersama dengan koloniku saja, Nona. Kau bisa kembalikan aku ke Cosmo sekarang dan panggil kami nanti jika kalian semua sudah selesai berendam." Raja Siluman Kingkong memberikan keputusan.     

Andrea mengangguk dan mengembalikan Raja Siluman Kingkong ke dalam Cosmo. Kemudian dia dan Sabrina beserta Kuro mulai berjalan ke bibir gua yang cukup jauh, membiarkan para pria berendam terlebih dahulu, sementara para perempuan berjaga di depan gua.     

Andrea berbincang ringan dengan Sabrina dan Kuro mengenai apa saja agar bisa melewatkan waktu sembari menunggu para pria selesai berendam. Kata Rogard, waktu ideal untuk berendam di kolam itu adalah satu jam lamanya.     

Setelah satu jam kemudian, kini giliran Andrea dan para perempuan yang berendam.     

"Jangan masuk ke gua loh kalian!" ujar Andrea ketika para pria keluar menjumpai mereka di bibir gua.      

"Tsk! Biasanya kau yang narsis memamerkan tubuhmu padaku, bocah." Dante memutar matanya. Dia merujuk ke alam mimpi dimana Andrea selalu menggoda dia di sana.     

Andrea paham dan hanya melengos masuk ke gua. Sabrina mengikuti.     

Sesampainya di depan kolam, Andrea melepas ikat pinggang Cosmo terlebih dahulu, kemudian ia melepas baju atasannya dan menaruhnya di atas ikat pinggang tersebut, Itu agar supaya yang berada di dalam Cosmo tidak bisa melihat ke dunia luar meskipun mereka memakai energi murni sekalipun.     

Usai itu, Andrea mulai nyaman melepas semua baju yang melekat pada tubuhnya, bertelanjang bulat dan bersama-sama dengan Sabrina dan Kuro mulai masuk ke dalam kolam.     

Begitu Andrea duduk berendam di kolam paling tepi, dimana air berwarna semerah darah segar itu berhasil menutupi hingga sebatas dada atasnya, Andrea langsung menjerit keras. "AAARRGGHHH!" Padahal itu belum ada lima menit.     

Dante mendengar jeritan Andrea dan segera melesat masuk ke gua sendirian saja. Ia sangat kuatir jika Andrea menemui bencana apapun itu. "Andrea, kau tak ap-"     

"KELUAR! KELUAR, WOIII! JANGAN KE SINI!!!" teriak Andrea panik sambil tutupi kedua dadanya menggunakan dua lengan yang disilangkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.