Devil's Fruit (21+)

Kedatangan Siluman Binal



Kedatangan Siluman Binal

0Fruit 192: Kedatangan Siluman Binal     
0

Setelah satu jam kemudian, Kuro mengajak Andrea dan Sabrina untuk keluar dari kolam, karena khasiat air kolam darah hanya akan maksimal dalam satu jam saja, setelahnya akan sia-sia.     

Andrea pun mulai memakai baju-bajunya dan setelah itu, dia mulai bergantian memanggil para koloni Siluman Kingkong Tubuh Besi agar mereka juga bisa berendam, bagi yang ingin berendam.     

Kolam itu hanya bisa menampung sekitar lima puluh Siluman Kingkong saja, maka Andrea meminta mereka untuk bergantian keluar dan masuk.     

Para siluman kingkong tidak memperbolehkan anak-anak kecil mereka untuk ikut berendam karena airnya masih terlalu keras untuk para bocah siluman kingkong. Disamping itu, tubuh para bocah siluman itu masih murni, belum tersentuh akan pertarungan apapun.     

Maka, yang keluar hanyalah para siluman kingkong remaja dan dewasa saja.     

Raja koloni siluman kingkong berkata bahwa akan lebih baik jika seseorang berendam selama tujuh kali. Atau bila memungkinkan, itu dilakukan seminggu penuh untuk mencapai hasil paling maksimal.     

Namun, jika tidak kuat, tidak masalah diberi jeda beberapa hari, asalkan genap tujuh kali agar mencapai tubuh baru yang lebih kuat.     

Andrea menyetujui itu dan selama seminggu ini, mereka mulai rutin berendam bergantian demi peningkatan kemurnian tubuh mereka agar menjadi lebih baru, lebih kuat, lebih kokoh, dan lebih sehat. Namun dia tidak memaksakan bagi yang tidak kuat tujuh hari berturut-turut.     

Toh, mereka punya banyak inti kristal dan buah energi roh yang akan memberikan mereka suplai tenaga dan tidak perlu lagi berburu hewan ataupun siluman lainnya.     

"Apakah tidak ada siluman yang menginginkan datang kemari dan berendam di sini?" tanya Andrea di hari kelima ketika dia sedang berada di bibir gua bersama kelompok intinya karena kolam sedang dipakai oleh para koloni siluman kingkong.     

"Setau saya," sahut Rogard. "seseorang hanya membutuhkan sekali berendam selama tujuh kali dalam hidupnya. Lebih dari tujuh kali, maka tidak akan berpengaruh lagi bagi tubuh."     

"Oh, pantes aja waktu itu aku bilang kepingin pindahin tuh kolam ke alam Cosmo, kamu nanggepi dingin, yah Ro." Andrea gemas dan meninju pelan lengan Rogard yang berdiri di sebelahnya. Dante hanya melirik sekilas ke arah mereka. Dia ada di sisi lain Andrea.     

Sedangkan duo bocah hybrid masih bermain di dalam kolam, entah apa yang mereka lakukan, asalkan tidak berbahaya, Andrea tidak keberatan.     

"Maaf, Nona. Terkadang saya cukup diam saja bila ada hal-hal yang memang kurang menggugah minat saya untuk berkomentar." Rogard lugas mengatakannya.     

"Pfftt!" Dante tak bisa menahan tawanya. Andrea melotot ke pria Nephilim di sisinya dan meninju pelan lengan Dante. "Haha! Maaf karena aku biasanya tertawa jika ada hal bodoh dari orang bodoh."     

"Hei! Kau ini piiippp, yah!" Andrea makin melotot gahar ke Dante. Kakinya mulai menendang-nendang Dante saking kesalnya ditertawakan sekaligus dikata bodoh.     

Namun, kemudian ia dan Rogard menegang seketika ketika dari kejauhan muncul sosok mendekati gua. Indera Andrea bisa tau bahwa yang datang adalah seekor siluman, namun dia berbentuk manusia.     

Siluman perempuan.     

"Hai..." sapa siluman itu sambil tersenyum manis ke Andrea, Dante dan Rogard yang berada di depan gua. Matanya berbinar terang ketika melihat Dante. Dalam hatinya, dia terpikat akan ketampanan Dante yang sangat di atas rata-rata dari sekian banyaknya siluman yang pernah dia jumpai.     

"Ya? Ada apa?" Andrea merasakan intuisinya mengatakan bahwa sosok makhluk di depannya ini musti diwaspadai penuh.     

Siluman perempuan itu mengedipkan mata genitnya ke arah Dante seolah tidak ada Andrea sama sekali di hadapannya. "Aku mencium aroma kolam di dalam gua sana. Apakah benar ada kolam air darah di sana?" Ia menunjuk ke arah gua pada Dante.     

Andrea mengernyitkan kening, tak suka karena diabaikan. Apakah semua siluman betina kerap bertingkah binal? Ia seketika teringat akan siluman kerbau betina dulu itu.     

Rogard diam mematung dan hanya mengamati saja. Meski begitu, dia juga waspada walau tidak kentara.     

Dante malas-malasan menjawab siluman betina di depannya. "Ya, ada gua itu."     

Siluman betina itu makin bertingkah genit di depan Dante. "Bolehkah aku ikut berendam di sana? Aku janji tidak akan membuat keributan. Bagaimana?"     

Dante melirik Andrea sembari menyahut siluman binal itu, "Jangan tanya padaku. Semua terserah dia." Ia menunjuk ke Andrea menggunakan dagunya.     

Meski siluman betina itu sangat cantik dan juga seksi, namun bagi Dante itu belum bisa menggoyahkan hatinya dari Andrea.     

Siluman itu tampak malas menoleh ke Andrea dan bertanya. "Jadi... keputusan tentang kolam ini ada di tanganmu?" Ia menyeringai remeh ke Andrea. Dengan sekali cium dari baunya, dia bisa tau Andrea hanyalah manusia. Namun, sebagai sesama wanita cantik, mana mungkin tidak timbul percik-percik permusuhan akibat persaingan kecantikan?     

"Yah, bisa dibilang gitu, sih!" Andrea yang tau dirinya diremehkan oleh siluman betina di depannya, mulai menjawab dengan enggan.     

Siluman betina binal itu menyilangkan kedua lengan di depan dadanya, menonjolkan dada penuhnya di balik baju tipis yang dia kenakan. "Apakah kau... pemilik dari kolam itu?"     

Pertanyaan siluman binal itu jelas menyindir Andrea yang hanya manusia tapi seakan semua keputusan mengenai kolam itu tergantung dari dia.     

Andrea mengernyitkan dahi, tidak suka nada suara meledek dari siluman itu.     

Tapi, belum sempat Andrea membuka mulut untuk menyahut, muncul Kuro dan Shiro dari dalam gua. Sepertinya mereka mencium bau siluman lain mendatangi gua, makanya mereka segera melesat keluar.     

"Mama? Ada apa?" Kuro bertanya sambil ia melilit di tangan Andrea seperti biasa.     

"Papa..." Shiro pun bertengger di bahu Dante, tempat favorit dia.     

Siluman betina yang memakai humanoid tubuh perempuan seksi itu pun membelalakkan matanya. Ia sungguh heran karena kedua bocah hybrid di depannya memanggil Mama dan Papa pada Andrea dan Dante.     

'Apakah kedua boa itu anak dari si manusia itu?' tanya siluman betina dalam hati, meski dia menyangsikan apa yang ada di pikirannya.     

"Dia... ingin ikut berendam di kolam." Andrea menjelaskan singkat pada Kuro sembari elus kepala si bocah hybrid hitam.     

"Di dalam sedang dipakai oleh para om kingkong." Shiro menyahut dari bahu Dante.     

Siluman betina naikkan alisnya mendengar jawaban Shiro. "Oh, ternyata sedang dipakai..." Ia pun tersenyum semanis mungkin ke Dante. "Baiklah. Aku bisa menunggu di sini bersamamu."     

"Hei, jangan ganggu Papa aku." Kuro lekas melesat ke Dante dan melilit di pergelangan tangan sang papa. Ia tiba-tiba tidak suka pada siluman betina itu.     

"Apakah kau siluman rubah?" tanya Shiro sambil menatap penuh selidik ke siluman di depannya.     

Siluman betina itu terkikik genit. "Tak kusangka kau ini sangat pandai menebak. Iya, aku memang siluman rubah." Meski dia menjawab Shiro, namun matanya tidak lepas dari Dante walaupun lelaki Nephilim itu tidak memandangnya sama sekali.     

"Lebih baik kau cari saja kolam lain dan jangan ke sini." Kuro terang-terangan menyatakan sikapnya. Ia tidak menyukai siluman rubah betina yang sepertinya bukan sosok yang baik.     

"Apakah dia benar-benar ayah dan ibumu?" Siluman rubah bertanya ke Kuro seraya menunjuk ke Dante dan Andrea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.