Devil's Fruit (21+)

Kotor? Aku Akan Membuatnya Menjadi Bersih (21+)



Kotor? Aku Akan Membuatnya Menjadi Bersih (21+)

0Fruit 147: Kotor? Aku Akan Membuatnya Menjadi Bersih (21+)     
0

Sepertinya Andrea sudah kehilangan akal warasnya. Itu ditandai dengan dia ikut melenguh saat Dante mengecupi lehernya, sementara satu tangan Dante mulai menyentuh salah satu payudaranya yang masih dibalut bra.     

"Dante!" Andrea terlonjak kaget ketika menyadari tangan Dante sudah mengusap-usap payudaranya dan meremas sesekali.     

"Sshh... aku hanya ingin melakukan ini denganmu saja, Andrea... kau bisa yakin itu... mmcchh..." Dante melanjutkan cumbuannya pada leher Andrea tanpa mempunyai niat untuk menghentikan aksi tangannya pada payudara Andrea.     

Andrea makin merona sambil napasnya mulai terengah dan menutup mata. Sebagai pelampiasan hanyalah rambut gelap Dante yang dia remas dan jambak ringan.     

Bahkan ketika Dante menggoyang-goyangkan pinggulnya sehingga selangkangan mereka bisa saling bergesekan, Andrea tidak memprotesnya.     

"Aku tau kau menerimaku, Andrea... mmrrpphh... ssllrhh..." Jilatan dia sudah mulai beranjak turun dan berusaha mencapai ke dada sang gadis Cambion.     

Andrea mendesah kecil berulang-ulang. Itu karena jari-jari Dante bergerak nakal menstimulasi puting Andrea yang mulai menegang di balik bra, memilinnya dan juga menarik-narik lembut puting malang itu sehingga sang gadis merasakan sensasi aneh menjalari sekujur syaraf sensitif di tubuhnya.     

"Dante—angghh..." Ia mulai membuka mata dan mendapati pria itu tengah menatap intens padanya. Ia tertunduk malu setengah mati karenanya. "Dante jahat..." Ia benar-benar malu, bertingkah seperti itu sambil terus diamati Dante.     

"Ya, justru aku sedang menjahatimu, dan akan membuat kamu menangis bahagia setelah ini." Dante malah tak menutup-nutupi maksudnya. Suaranya dalam dan parau.     

"Dante, jangan menakutiku—aarnghh!" Andrea terpekik ketika menyaksikan aksi selanjutnya Tuan Nephilim atas dadanya.     

Tangan Dante perlahan menurunkan cup bra Andrea, memunculkan seluruh bentuk payudara Andrea apa adanya, menyembul seksi ketika dikeluarkan dari cup-nya.     

Andrea meremas bahu Dante ketika pria itu merundukkan kepala demi bisa memenjarakan salah satu puting payudara dia pada mulut hangat Dante. "Daann~"     

Harusnya gadis itu menolak. Harusnya gadis itu mendorong Dante seperti biasanya. Harusnya gadis itu meneriaki Dante dengan ribuan kata makian dari berbagai bahasa. Harusnya...     

Namun, ternyata tidak. Semua harus tadi tidak terjadi. Andrea terlalu terlena dengan buaian perbuatan Dante atas tubuhnya.     

Andrea belum pernah disentuh seintim itu seumur-umur ini. Ia melenguh tertahan, malu setengah mati jika sampai bersuara vulgar terlalu keras yang menandakan dia menikmati apa yang dia terima. Tapi, nyatanya, dia memang sedang terbuai dan sangat menikmati semua yang diberikan Dante.     

Kuluman, hisapan, jilatan dan gigitan lembut pada putingnya amat dinikmati Andrea. Syaraf-syarafnya berkedip-kedip peka.     

Bahkan Andrea tidak sadar ketika Dante sudah mengangkat tubuh dia hingga dia keluar dari kolam dan direbahkan di bebatuan pinggir kolam.     

Ia sibuk mendesah dan mengerang lirih sambil pejamkan mata saat mulut Dante bekerja memanjakan kedua puting payudaranya bergantian.     

Tidak hanya itu, Andrea juga tak sadar bahwa celananya pendek dia yang basah sudah tak melekat lagi di pahanya, entah sudah dibuang ke mana oleh seseorang.     

Dante berdiri merunduk sambil mulutnya intens membuai puting payudara Andrea sembari gadis itu menggeliatkan tubuhnya masih dengan mata terpejam dan suara lenguhan lirih terdengar bagai ditahan-tahan.     

Tangan kurus Andrea menggapai bahu Dante sekaligus hujamkan kuku-kukunya di sana dikarenakan terjangan birahi yang dia dapatkan setelah putingnya terus menerus dirangsang dan distimulasi secara intim.     

Dante tidak terlalu menggubris jika nantinya kulit dia akan penuh bekas kuku Andrea. Dia tidak peduli mengenai itu. Anggaplah itu sebagai tanda bahwa Andrea menyukai apa yang dia berikan.     

Tuan Nephilim meraih dua tangan Andrea dan bawa dua tangan kurus itu ke atas kepala si gadis dan menahannya di sana. Setelah itu, lidahnya menjalar di ketiak mulus Andrea hingga si gadis Cambion merintih karena geli sambil memohon Dante berhenti menggelitik ketiaknya menggunakan lidah dan kecupan-kecupan bibirnya.     

Dante berlagak tidak mendengar dan meneruskan aksinya sampai puas. Setelah itu, bibir Dante kembali menjelajahi payudara Andrea.     

Gadis itu mulai tenang meski geliat tubuhnya masih tetap ada.     

"Anghh!" Andrea tersentak terkejut ketika mengetahui jari Dante mengusap-usap garis kewanitaan dia yang masih terbungkus celana dalam. "Dan?"     

Dante berikan tatapan sarat akan kelembutan yang tidak seperti biasanya. "Aku ingin berikan hal terbaik untukmu, Andrea. Cobalah untuk kau nikmati. Oke?" Tatapannya memohon sekaligus merayu.     

Andrea tidak sanggup berkutik dan hanya bisa mengangguk bodoh pada Dante.     

Mendapatkan lampu hijau dari anggukan Andrea, Dante meneruskan tingkah jarinya pada area khusus Andrea. jarinya menggoda dan terus menerus menggaruk seduktif di sana. Andrea tak mampu menahan suaranya.     

Tanpa ia sadari, Andrea malah meremas payudaranya sendiri sambil matanya terpejam karena malu, tak kuasa menatap apa saja yang sedang diperbuat Tuan Nephilim.     

"Haangh~ anghh~ Dante~ mmghh~" Ia terus lantunkan nada-nada sensual.     

Dante kian terbakar dengan ulah Andrea yang meremas payudaranya sendiri sambil menyuarakan erangan erotis. Ia tak tahan. Dengan gerakan mudah, ia pinggirkan helai celana dalam Andrea hingga akhirnya dia bisa melihat kewanitaan Andrea yang berwarna pink memikat tanpa bulu pubis apapun, bagai gadis belum akil balig.     

"Dan, jangan! Kotor! Itu kotor!" Andrea tersadar dan berusaha menghalangi Dante dari menatap barang istimewanya menggunakan tangan.     

Dante menangkap tangan itu dan berucap, "Tak apa, Andrea. Aku tak peduli kau kotor atau bersih, aku hanya ingin kau apa adanya sebagai milikku."     

"Ta-tapi itu kotor... aku... aku bahkan belum pipis sebelum ke sini!" Andrea terus beralasan.     

"Ini kotor?" Dante membelai kewanitaan itu mengakibatkan Andrea terpekik kecil. "Baiklah, aku akan membuatnya menjadi bersih, kalau begitu."     

"Dan! Anghh!" Andrea kaget karena Dante sudah mulai jejakkan lidahnya ke area istimewa dia. Ingin melawan, namun tubuhnya berkhianat begitu cepat. Hasilnya? Dia pejamkan mata sambil kembali merebahkan punggungnya pada bebatuan tepi kolam.     

Di bawah geliat tubuh Andrea, Dante sibuk menjajah klitoris Andrea, dan itu menyebabkan gadis Cambion semakin kencang melenguh.     

Andrea merasakan terjangan sensasi aneh yang terasa luar biasa ketika klitoris dia terus menerus diperlakukan secara intim oleh mulut Dante. Itu menjadikan dia secara tak sadar mulai lebarkan kaki sebagai suatu kemudahan akses bagi Dante untuk memulas apapun yang tersedia di sana.     

"Hangh~ anghh~ Dante~ Anghh~ rasanya~ anghh~"     

Dante berhenti sejenak, mendongak untuk menatap Andrea yang sedang kacau di sana. Jarinya menggantikan mulut yang tadinya menjajah klitoris si Cambion. "Rasanya kenapa, Andrea? Ayo, katakan secara jujur."     

Andrea menggeleng sambil masih enggan buka mata. Ia sangat malu. Satu tangannya bahkan menutupi wajahnya.     

"Menolak menjawab?" Dante menyeringai. Ia kembali merunduk dan lebih kejam menjajah klitoris Andrea.     

Andrea bagai terkena sengatan listrik ketika ia merasakan klitorisnya dihisap kuat-kuat lalu dipulas agresif oleh lidah Dante. Kakinya mengejang dan otot pantatnya juga turut mengejang. "Ernnghh! Hnnghh!"     

Itu masih di tambah dengan jari Dante yang disusupkan masuk ke vagina dia.     

"Arrghh! Dante~ haaarghh~" Tubuhnya kian menggeliat tak tenang. Ini terlalu berlebihan bagi Andrea yang masih amatir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.