Devil's Fruit (21+)

Berakhirnya Dunia Winter



Berakhirnya Dunia Winter

0Fruit 152: Berakhirnya Dunia Winter     
0

Dengan begitu, diputuskan bahwa kelompok pemburu Beast bertambah dua personil, Kuro dan Shiro.     

Dan karena kekuatan mereka yang tidak kalah dengan Sabrina dan Noir, keduanya merupakan bala bantuan yang sangat menguntungkan bagi Andrea dalam mencari inti kristal secepat mungkin.     

Dalam sehari, mereka bisa panen inti kristal sebanyak ratusan. Ini sungguh hasil yang fantastis, meski nantinya puluhan inti kristal itu akan tandas dilahap kedua bayi, namun Andrea merasa itu sepadan.     

Kekuatan kedua bayi itu, Kuro dan Shiro, masih sebatas gerakan kilat mereka melubangi tubuh para Beast tanpa kesulitan apapun. Terjangan mereka ke tubuh Beast bagai pisau panas menembus roti. Sangat mudah dan cepat.     

Jikalau tidak ada aturan pembatasan jarak untuk Andrea dan Dante sejauh seratus meter, bisa dipastikan mereka akan memecah kelompok menjadi dua supaya mempercepat perburuan.     

Tapi Andrea tidak ingin banyak mengeluh. Ia menerima apapun asalkan dia nantinya berhasil keluar dari alam ciptaan Djanh.     

Dalam beberapa minggu kemudian, tubuh Kuro dan Shiro mulai berkembang membesar. Jika sebelumnya mereka sebesar jari orang dewasa, kini mereka sudah sebesar lengan bayi manusia. Ini karena banyaknya inti kristal yang mereka lahap bagai melahap permen.     

Terkadang Andrea juga memperbolehkan mereka untuk menelan Pil Inti sesudah mereka selesai berburu agar mereka tidak terlalu kelahan.     

Sabrina dan Noir mendapatkan suntikan energi para tuannya sebagai ganti Pil Inti. Keduanya sama sekali tidak mengeluh. Mereka bukan jenis hewan berpikiran picik dan iri. Semua memiliki nasib sendiri-sendiri. Itu yang mereka pikirkan.     

Setelah mengalami pertumbuhan tubuh, Kuro dan Shiro makin ganas dalam bertempur. Kini, tak hanya mereka bisa melubangi tubuh para hewan saja, tapi juga mereka sudah bisa mengeluarkan kekuatan asli mereka, penyembur.     

Ternyata Kuro mampu menyemburkan api hitam. Sedangkan Shiro mampu menyemburkan petir putih yang mirip dengan milik Noir. Hanya, petir milik Shiro lebih kuat dari petir Noir.     

Ini sungguh menakjubkan bagi Andrea dan Dante.     

Berkat kemajuan dua bayi, mereka sanggup meraup ribuan inti kristal dalam sehari, Itu benar-benar peningkatan pendapatan yang sangat fantastis.     

Melalui tenaga Sniffer, Andrea akan mencari hewan yang membentuk koloni besar mencapai ratusan. Jika mereka beruntung, dalam sehari mereka berhasil mendapatkan lima hingga enam koloni.     

Biasanya, hewan koloni tidak terlalu kuat dibandingkan dengan hewan soliter.     

Suatu hari, Andrea dan Dante dibuat kagum dengan perubahan fisik selanjutnya dari Kuro dan Shiro.     

Kuro, si hitam manja, dia memiliki sebuah selaput mirip jumbai di lehernya yang juga berwarna hitam. Namun, jika diperhatikan, jumbai selaput itu memiliki sulur-sulur berwarna hitam mengkilap di atas warna legamnya sendiri.     

Jika Kuro mengangkat tubuhnya sambil merentangkan lebar-lebar selaput hitam jumbainya, akan muncul kabut asap tipis berwarna hitam dari jumbai tersebut. Asap itu sangat beracun dan juga bersifat korosif.     

Meski begitu, asap itu tidak akan membahayakan kelompok Andrea. Itu hanya berpengaruh pada para hewan lawan mereka saja. Ini sangat memudahkan kelompok mereka dalam menaklukkan sekawanan beast tanpa bersusah payah.     

Kalaupun Shiro, ular tenang itu menumbuhkan sebuah tanduk kecil di dahinya. Dari tanduk itu, muncul cahaya dari kumpulan petir yang bisa ditembakkan bagai sinar laser dalam berbagai bentuk.     

Terkadang, Andrea bertanya-tanya dalam hati, apakah kemunculan dua telur di atas pohon dulu itu memang disengaja dipasang di sana oleh Pangeran Djanh untuk diambil mereka?     

Kenapa kekuatan elemen dua ular itu sangat sesuai dengan elemen yang dimiliki Andrea dan Dante? Benarkah ini ulah Djanh?     

Ada satu lagi keanehan kedua bocah hybrid itu, bahwa mereka bisa leluasa mengubah ukuran tubuh mereka meski ukuran paling maksimal adalah ukuran mereka saat ini. Namun, mereka bisa mengubah tubuh mereka menjadi kecil seperti ketika menetas.     

Entah juga kenapa itu bisa terjadi. Dan kadang Kuro mengubah ukuran tubuhnya menjadi mungil untuk bermanja-manja pada Andrea bagai dia masih bayi kecil seperti dulu.     

Andrea adalah ibu yang perhatian. Kedua ular kecil tidak pernah kekurangan makanan. Itu masih ditambah Sabrina yang selalu mendapatkan asupan energi api dari Andrea sebagai pengganti inti kristal.     

Dante juga selalu mengurus Noir dengan baik. Begitu juga pada Rogard.     

Akan sebuah berkah jika mereka kebetulan menemukan sebuah kawanan hewan berelemen petir. Ini artinya Dante bisa memberi makan Rogard dan Shiro. Sedangkan untuk dia sendiri, dia lebih suka menempa dirinya dengan terus bertempur secara nyata supaya bisa menumbuhkan kekuatannya sendiri.     

Saat ini, Andrea tidak kekurangan inti kristal sama sekali. Justru dia memiliki kristal yang melimpah.     

Di saat mereka memasuki bulan ketujuh di alam ciptaan Djanh, Andrea bisa bernapas lega karena alam itu mulai menunjukkan berakhirnya dunia Winter. Akhirnya Andrea bisa kembali memakai pakaian ringkasnya, tidak lagi harus memakai celana panjang atau mantel.     

Salju mulai berkurang semakin mereka menjelajah ke sebuah arah sesuai yang ditunjuk oleh Gulungan Kuno.     

Seperti pagi ini, Andrea begitu terlihat segar dan seksi memakai satu set pakaian dari kulit bulu hewan berwarna merah bergaris-garis kuning terang. Atasannya bermodel Crop Top One Shoulder sebatas bawah dada dan memiliki sulur tali yang bisa diikat pada sisi kiri atas pinggang.     

Sedangkan untuk bawahannya, dia memakai Mini Skirt warna senada dengan atasannya, berbentuk rok mini setengah paha dan model lilit dengan dikaitkan pada beberapa tali pada tepi kiri depan atas pinggul. Sangat stylish dan trendi.     

Kuro menatap iri pada mamanya. "Mama, aku juga ingin pakai begitu..." rengeknya manja seperti biasa. Ia mengidolakan sang mama dan ingin berpenampilan ala sang mama.     

Andrea mengelus puncak kepala Kuro yang menampilkan wajah sedih. "Kenapa pengin pake baju seperti Mama gini?" Dia mencoba bertanya untuk tau apa pemikiran anak angkatnya.     

"Supaya terlihat cantik," jawab Kuro lugas.     

Andrea mengangkat tubuh Kuro yang kini dalam mode mungil di atas punggung tangannya, mendekatkan si manja ke wajahnya. "Kuro yang begini juga sudah cantik, loh! Tanpa pakai yang seperti Mama juga Kuro udah cantik."     

Si Mama mengusap-usapkan ujung hidungnya pada kepala mungil Kuro agar anak gadisnya tidak bersedih lama-lama.     

Kuro menatap Andrea setelah mamanya menjauhkan wajah untuk menatap dia. "Benarkah? Aku cantik?"     

Andrea mengangguk. "Tentu aja Kuro sayanknya Mama ini cantik."     

"Dengan Bibi Sabrina, cantik mana? Aku atau Bibi Sabrina?" Kuro masih tidak yakin. Dia persis gadis cilik yang sedang merajuk.     

"Kalian sama-sama cantik dengan kapasitas kalian masing-masing." Andrea menjawab tanpa mengecilkan siapapun.     

"Maksudnya, Ma?" Kuro mengejar sebelum ia mencapai kejelasan.     

"Maksud Mama, Kuro cantik ala gadis mungil kesayangan Mama, dan Bibi Sabrina cantik ala wanita dewasa seusia dia. Kalian semua cantik sesuai usia kalian," jelas Andrea, berharap anak manja dia puas akan jawabannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.