Devil's Fruit (21+)

Kerjasama Trio



Kerjasama Trio

0Fruit 167: Kerjasama Trio     
0

Suatu hari, mereka dikejutkan ketika duo hybrid itu menyatakan bahwa mereka punya darah siluman di tubuh mereka.     

"Beneran?!" Andrea terkejut. Dia tak mengira bahwa anak-anaknya sungguh-sungguh memiliki garis keturunan siluman.     

Kuro dan Shiro mengangguk bersamaan.     

"Kami mengetahuinya ketika kami mengalami hibernasi dulu itu, Ma..." Kuro bergelung manja di tangan Andrea.     

"Saat kami hibernasi, kami secara samar mengetahui kalau ibu kami adalah seekor siluman ular boa." Shiro menambahkan.     

"Lalu bapak kalian?" Andrea penasaran.     

Keduanya menggeleng.     

"Sepertinya mereka belum menumbuhkan kesadaran garis keturunan dari sang ayah." Rogard ikut bicara. Ia terus mengamati kedua bocah hybrid dengan kening berkerut. "Dan saya yakin garis keturunan ayahnya tidak sederhana."     

"Kalo gitu... kalian bisa berubah jadi manusia, dong!" Andrea mulai bersemangat.     

"Kami sepertinya belum sekuat itu, Ma." Kuro tampak sedih. Padahal dia ingin sekali berubah menjadi manusia agar bisa tampil seperti Andrea, idola dia.     

"Kekuatan kami masih lemah. Mungkin ini hanya di level terendah siluman." Shiro manggut-manggut. Ia lebih tegar dibandingkan saudara perempuan dia. Meski dia juga ingin menjadi manusia walau hanya sebentar, tapi itu pasti menyenangkan.     

Andrea merengkuh kedua bocah itu bersama-sama dan memeluk keduanya penuh sayang. "Gak apa. Mama tetap sayang kalian, kok! Apapun wujud kalian. Bagi Mama... kalian anak-anak Mama yang sangat mempesona!" Ia mengecup kepala kedua bocah boa.     

Mata Kuro berkaca-kaca mendengar ucapan mamanya. Shiro tersenyum lega.     

"Mama yang terbaik!" Kuro benamkan diri lebih dalam di pelukan Andrea.     

Dengan Kuro dan Shiro yang ternyata memiliki garis keturunan siluman, akhirnya mereka bisa membantu melacak adanya aura siluman jika semua sedang berburu di alam ciptaan Pangeran Djanh.     

Pagi ini setelah mereka semua sarapan, mereka keluar ke alam Djanh. Kini setelah mengetahui keganasan kekuatan siluman, mereka tidak berani terlalu santai di jalan. Semua orang selalu memasang sikap waspada akan sekeliling mereka.     

"Sepertinya ada siluman dekat sini." Andrea berbisik.     

Shiro mengangguk. "Arah kiri Papa." Ia bergelung di pundak Dante dengan memakai ukuran tubuh bayinya.     

Dante dan yang lainnya segera waspada pada arah yang ditunjukkan Shiro.     

Benar saja. Dari semak-semak tinggi, muncullah seekor siluman kalajengking level menengah. Dia bertubuh kalajengking dan berkepala manusia.     

"Kalian berani melewati daerahku!" teriak siluman kalajengking itu dengan sikap tak suka.     

"Oh maaf, kalau begitu." Andrea berbicara. "Kami akan pergi kalau kami tidak boleh lewat di sini."     

"Jangan harap!" Siluman kalajengking menghambur ke kelompok Andrea. "Kalau kau sudah datang, maka kau bisa tinggal di sini... SELAMANYA!"     

Andrea menyeringai. "Mimpimu ketinggian, piiipp!" Ia bergegas maju terlebih dahulu untuk menguji kekuatan siluman kalajengking. "Biar aku dulu, gais!"     

Dante dan yang lainnya diam dan tetap siaga, membiarkan Andrea untuk mencari tau bagaimana menangani siluman tersebut.     

Andrea berkelit cepat begitu dia tau ekor kalajengking yang berisi racun bisa menjulur panjang secara tiba-tiba. "Fyuuhh! hampir saja! Haha!"     

Siluman kalajengking kesal karena serangan terhebat dia yang biasanya mengagetkan lawan dan cepat membunuh lawannya, ternyata berhasil dihindari Andrea.     

"Jangan harap bisa lolos!" Siluman kalajengking kembali sulurkan ekor beracunnya bagai karet yang memanjang ke arah Andrea di dahan pohon.     

Ctaarr!     

Andrea sudah memegang cambuk di tangannya dan menepis ekor itu. Ia ingin tau apakah cambuknya bisa memotong ekor siluman kalajengking? Ternyata tidak.     

Cambuk itu hanya menampar saja tanpa sanggup memotong. Namun, itu makin membuat siluman kalajengking murka karena ekor kebanggaan dia ditampar cambuk Andrea. "Kau berani memukul ekorku!"     

"Tentu saja berani! Kenapa enggak?!" Andrea salto di udara sambil dia melemparkan api Cero ke tubuh siluman kalajengking.     

Buumm!     

Ternyata meski sudah menyerang dengan Cero, tubuh siluman kalajengking tetap tidak terluka. Ia menatap pongah Andrea. "Huh! Kau pikir api mainanmu itu bisa melukaiku? Kau naif!" Ia kembali julurkan ekornya untuk mencapai Andrea.     

Andrea melonjak ke udara sambil berkelit. Ia kini memunculkan pasak dari tanah dan meluncurkan itu semua ke tubuh siluman.     

Wuss!     

Dengg!     

Siluman kalajengking tertawa gila karena serangan Andrea tidak berhasil.     

"Andrea, ganti denganku!" teriak Dante sambil ia menerjang maju dan hantamkan cambuk petir dia ke tubuh siluman kalajengking.     

"Aarrghhhh!" siluman itu menjerit kesakitan. "Sialan kau! Kau harus mati!"     

Kini mereka tau apa kelemahan siluman tersebut. Petir.     

Namun, tiba-tiba dengan berakhirnya lolongan kesakitan siluman tadi, kini bermunculan siluman kalajengking lainnya dari berbagai arah.     

"Oh, piiippp! Geng-nya keluar semua, nih!" Andrea menggertakkan geraham. Dia tak memiliki kekuatan petir.     

Yang bisa dilakukan Andrea, Sabrina dan Kuro adalah berlindung di dalam lingkaran yang dibuat Dante, Noir, Rogard, dan Shiro. Gazum masih bertengger di salah satu dahan pohon, mengamati.     

Andrea mulai merasa Dante dan yang lain agak kewalahan dengan para siluman kalajengking yang memang kuat dan bisa menjulurkan ekor mereka bagai karet.     

"Gazum, sini!" teriaknya pada si rajawali yang masih diam di atas pohon. "Ubah ukuranmu!"     

Gazum paham kemauan Andrea. Ia segera kepakkan sayap dan mengubah ukurannya sebesar tiga kali ukuran rajawali normal dan terbang ke arah Andrea. Dengan cekatan, Andrea menyimpan Sabrina di Cosmo, lalu ia melonjak memakai Mossa bersama Kuro dan langsung hinggap di punggung Gazum.     

Kemudian, Gazum terbang di atas para siluman kalajengking. Andrea memunculkan cambuknya lagi.     

Sreeett!     

Cambuk ia kaitkan ke ujung ekor salah satu siluman kalajengking dari atas punggung Gazum, lalu dia dengan pikirannya segera memunculkan Sabrina ke atas punggung siluman kalajengking besar itu.     

Sabrina sudah diberi arahan taktik oleh Andrea, makanya dia langsung paham begitu dia dimunculkan di atas punggung kalajengking.     

Breeeetttt!     

Menggunakan cakar tajamnya, Sabrina merobek punggung kalajengking. Kuro ikut turun untuk menebas ekor kalajengking tersebut.     

"Berhasil!" seru Andrea girang. Ternyata taktiknya memang menuai kesuksesan.     

Andrea bertindak sebagai pemegang ekor siluman kalajengking dari atas punggung Gazum, kemudian dia akan memunculkan Sabrina secara tiba-tiba ke atas punggung siluman itu untuk merobek punggung siluman.     

Dan Kuro akan mulai menebas ekor berbahaya sang siluman, sedangkan Sabrina akan mengambil inti kristal dari punggung siluman yang robek. Setelah tugas si macan selesai, Andrea akan menghilangkan Sabrina ke Cosmo dan akan memunculkan lagi ketika dia berhasil membelenggu ekor siluman menggunakan cambuk tulangnya.     

Begitu terus, sehingga dia juga berhasil membunuh banyak siluman kalajengking.     

Dante yang melihat aksi Andrea cs hanya bisa tersenyum lega dan takjub akan pemikiran gadis itu. Meski Andrea tau elemen dia kalah melawan siluman kalajengking, ternyata dia tak mau berpangku tangan menerima perlindungan mentah-mentah. Dia masih ingin ikut berjuang dan bertarung dengan yang lain.     

Dante mengapresiasi tekad hebat Andrea tersebut.     

Taktik Andrea berhasil berkali-kali. Itu karena dia mulai memahami bahwa juluran ekor sang siluman hanya maksimal mencapai sepuluh meter saja. Makanya dia tidak kuatir ekor beracun kalajengking akan membahayakan dia yang ada di atas Gazum.     

Jarak mereka di luar jangkauan ekor kalajengking itu.     

Kerjasama trio Andrea-Sabrina-Kuro sungguh solid dan mengagumkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.