Devil's Fruit (21+)

Sabrina Sekarat



Sabrina Sekarat

0Fruit 168: Sabrina Sekarat     
0

Kesuksesan Trio itu membuat yang lain lega dan mereka bisa lebih leluasa membasmi banyak siluman kalajengking memakai energi petir mereka tanpa kuatir menyakiti Andrea dan semua yang berelemen api.     

Namun, ternyata aksi trio itu diamati oleh salah satu kalajengking. Maka, ketika Sabrina sedang merobek punggung siluman lain, kalajengking yang mengamati itu bergerak cepat secara diam-diam ke Sabrina.     

Craasss!     

"Rooaarr!"     

Sabrina menjerit dengan auman macannya ketika bahunya ditembus ekor beracun kalajengking itu secara mendadak.     

Andrea terkejut, tak menyangka ia bisa lengah. Ia lekas lemparkan Mossa ke kalajengking yang menyerang Sabrina hingga siluman itu terbang menjauh dari sang macan.     

Dengan pikirannya, Andrea segera pindahkan Sabrina ke alam Cosmo. Ia menyuruh Gazum mendekat ke siluman tadi yang sedang berjuang untuk membalikkan tubuhnya yang telentang.     

Craaasss!     

Dengan kesigapan tinggi, Andrea sudah ada di atas tubuh kalajengking itu dan merobek dada sang siluman yang masih telentang, lalu mencabut paksa inti kristalnya.     

Andrea menatap sengit ke siluman yang menatap ke arahnya dengan mata mulai meredup, sekarat. "Kau harus tau harga yang harus kau bayar jika melukai temanku!"     

Lalu Andrea dan Kuro bergegas ke alam Cosmo, meninggalkan yang lain yang masih bertarung dengan siluman kalajengking sisanya.     

Dante hanya bisa melirik Andrea dan Kuro yang menghilang. Dia sudah mengetahui situasi yang dialami trio itu.     

Di alam Cosmo, Andrea panik melihat Sabrina yang keracunan. Macan cantik hanya bisa tergeletak di depan pondok dan napasnya tersengal-sengal dengan tubuh mulai berwarna ungu dari luka tusukan ekor beracun dan kemudian mulai menyebar.     

"Aku harua gimana? Aku harus gimana ini? Kuro!" Andrea panik seraya menatap ke Kuro.     

Kuro ikut panik melihat Sabrina berjuang melawan sekarat. "Aku tak tau, Mama! Aku juga bingung!" Ia hampir menangis karena kesal dan karena kasihan pada Sabrina.     

"Bree, maaf! Aku malah bikin kamu celaka!" Andrea masih panik tanpa tau harus berbuat apa. Ia cepat memasukkan Pil Inti ke mulut Sabrina, berharap pil itu bisa menambah kekuatan untuk Sabrina melawan racun.     

Di saat kebingungan bagaimana harus mengeluarkan racun, ia dihubungi Dante yang mengatakan mereka semua sudah menumpas siluman kalajengking dan sudah mengambil semua inti kristalnya, maka Andrea lekas memakai pikiran dia untuk mengirim Dante dan yang lain kembali ke Cosmo.     

Begitu Dante tiba, dia melihat Andrea yang masih panik di samping Sabrina yang sekarat. Ia lari mendekat. "Gimana Sabrina?"     

Noir juga lari mendekat ke pasangannya yang bernapas pendek-pendek seakan-akan Sabrina untuk bernapas saja berjuang keras. "Bree, terus berjuang! Jangan menyerah!"     

Andrea menatap ke Rogard, siapa tau lelaki pedang itu akan memberikan solusi terbaik, karena biasanya Rogard memang banyak akal dan wawasan.     

Namun, sayang sekali Rogard menggeleng.     

Andrea ingin menangis saja rasanya. Ia begitu tak berdaya. Andai dia punya pil penangkal racun, tentu takkan sebingung ini.     

Karena kalap dan frustrasi tidak memiliki solusi apapun untuk menghilangkan racun di tubuh Sabrina, Andrea memutuskan untuk menarik keluar racun ungu itu dari Sabrina menggunakan Mossa.     

Semua orang kaget melihat aksi Andrea yang kalap.     

"Aaaaarrrghhhh!" Andrea terus berseru mengeluarkan tenaga Mossa dia untuk menarik keluar cairan pekat racun berwarna ungu dari dalam tubuh Sabrina melalui luka tusuk di bahu si macan.     

Cairan berwarna ungu itu ternyata mulai berhasil keluar, membentuk semacam aliran kecil yang mencuat keluar dari luka Sabrina.     

Namun, Andrea tau itu belum semuanya. Karena masih ada warna ungu di kulit Sabrina, menandakan racun belum bersih sepenuhnya.     

"Heeeeerrrkkhhhh!" Andrea menggertakkan geraham, memperbesar tenaga Mossa, tenaga telekinetis dia untuk mengambil racun itu, mencabutnya dari tubuh macan kesayangan dia.     

Andrea berlimpah peluh di sekujur tubuhnya. Ia menarik racun dengan kedua tangan yang bergantian seperti menarik benang. Itu sungguh melelahkan.     

Setelah perjuangan menarik keluar racun selama sepuluh menit, akhirnya kulit Sabrina kembali ke warna semula, dan racun itu sepenuhnya keluar.     

Andrea terengah-engah sambil terduduk di tanah dengan tubuh bermandi keringat. Ia lekas menelan Pil Inti untuk kembalikan tenaganya yang nyaris terkuras habis.     

Dante membopong Andrea yang masih lemas ke dalam pondok, menyuruh Rogard untuk mengurus Sabrina. Tentu saja Rogard takkan menolak perintah tuannya.     

"Lekas ganti baju basahmu dengan yang lain. Jangan sampai kau demam. Lebih baik lagi kalau kau berendam di kolam panas di luar." Sesudah mengatakan itu, Dante pun keluar dari kamar Andrea usai menaruh si gadis di atas ranjang.     

Andrea menghembuskan napas lega. Sangat lega. Ia berhasil membawa Sabrina dari situasi sekarat dan mengembalikan macan itu ke situasi aman. Ia bagai menarik keluar Sabrina dari alam Hades.     

Setelah menenangkan napas, ia pun berganti baju.     

Pada malamnya, ia dan Sabrina memutuskan untuk berendam bersama di kolam panas. Kuro juga ikut bersama mereka karena ingin selalu berdekatan dengan Andrea.      

Dante dan yang lainnya tidak mengganggu trio itu.     

"Nonaku, aku sangat berterima kasih atas penyelamatan dari Nonaku." Sabrina menoleh ke Andrea di sampingnya. "Jika tak ada Nonaku, entah apa jadinya aku."     

Andrea terkekeh. "Aku juga gak ngira bisa cabut keluar racun-piiippp dari tubuh kamu, Bree. Itu beneran gara-gara aku panik aja karena gak tau musti ngelakuin apa."     

"Untung aja tindakan panik Mama malah bikin Bibi Bree selamat!" Kuro berenang santai di kolam. "Aahh~ Ma, air kolam ini nyaman sekali di tubuhku..."     

Keesokan harinya, ketika mereka sudah keluar dari alam Cosmo ke alam Djanh, muncul Gulungan Kuno dari langit seperti biasa. Andrea lekas membaca apa yang tertulis di gulungan. Biasanya, isi gulungan adalah hal-hal yang berkaitan dengan apa yang sedang mereka alami.     

Benar saja. Isi gulungan adalah tentang berbagai ramuan untuk menghilangkan atau pun menangkal racun. Itu juga beserta daftar tanaman-tanaman herbal yang harus dikumpulkan sebagai bahan ramuan.     

Andrea sangat bersemangat. Ini artinya keinginan dia untuk menyuling pil anti racun akan terkabul!     

Usai menumpas beberapa siluman, mereka mulai mencari tanaman yang ada di daftar gulungan. Terutama Rogard, dia bisa mengetahui karakteristik tanaman yang tertera di gulungan.     

Andrea bersyukur dengan adanya Rogard. Dan untung juga Gazum lumayan paham tempat-tempat yang ditumbuhi tanaman yang dicari Andrea.     

Andrea mengirim Sabrina dan Noir ke Cosmo usai mereka membunuh beberapa siluman hari itu dan ia dengan yang lain naik ke punggung Gazum untuk mulai mencari bahan ramuan yang dibutuhkan.     

Mereka berhasil mengumpulkan banyak tanaman herbal meski itu berarti mereka harus kembali ke alam para Beast elemen. Tak apa. Dengan kecepatan terbang Gazum, tak ada yang perlu dikuatirkan.     

Menjelang petang, mereka kembali ke alam Cosmo. Andrea bermaksud akan memulai menyuling pil keesokan harinya dibantu Rogard.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.